Part 2 - Unlucky Day

4.7K 569 244
                                    

Hari ini adalah hari sial Bella. Dari bangun yang kesiangan, lupa sarapan pagi, di jemur di bawah terik matahari yang panas gara-gara telat masuk kelas pas mata pelajaran Bu Endang - guru mtk - yang killernya minta ampun dan berujung di UKS.

"Lagian sih lu Bel, kenapa coba bisa telat kaya gini?" kata Selly.

Sekarang Bella dan teman-temannya lagi ada di kantin, setelah Bella sadar itu pas waktu istirahat. Jadi sekalian saja Selly dan Aurel mengajak Bella untuk makan.

Di UKS Selly dan Aurel lah yang selalu nungguin Bella sampai dia tersadar. Dia nanya kenapa Bella bisa bangun terlambat, padahal dia selalu bangun pagi. Dan jawabannya sangat mengejutkan.

"Soalnya, tadi malem gue masih lanjutin nonton drakor, gila itu ceritanya sayang buat ditinggalin. Baper abiz. Pake Z. Si cowoknya itu rela ninggalin ceweknya yang udah bertahun-tahun sama si cowok itu. Dan akhirnya si cowok itu malah milih orang lain. Kan nyesek banget ya jadi cewenya," kata Bella sambil makan siomay yang baru dateng.
"Makanya gue gak percaya sama yang namanya cinta!" lanjut Bella.

"Mungkin itu cuman kesialan lo aja kali Bell. Itu mah tergantung orang yang menjalani cintanya aja. Menjalani dengan main-main atau serius," sahut Aurel.

Ya setelah kejadian satu tahun yang lalu membuat hati Bella terasa teriris puluhan pisau. Karena Nico - pacarnya - meninggalkan dia seorang diri tanpa sepatah kata pun.

Bella pun terus menghubungi nomor Nico. Tapi tidak ada jawaban sama sekali. Bella yang saat itu sudah hancur hatinya karena ditinggalkan begitu aja sama sang kekasih. Bella pun menyerah. Dia bukan menyerah akan cintanya. Tapi dia menyerah untuk mencari Nico itu.

Dia bukan tuhan yang mampu menyelesaikan masalah hanya dalam hitungan detik.
Dia bukan seorang aktor yang handal bermain akting tentang cinta. Dia hanyalah manusia biasa yang perlu penjelasan. Penjelasan kenapa sang kekasihnya itu meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

Dan beberapa bulan setelah kejadian itu. Waktu Bella dan kedua temannya pergi ke mall untuk jalan-jalan. Bella melihat Nico yang dulu meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Bella melihat dengan mata kepalanya sendiri, Nico bergandengan tangan dengan mesra bersama perempuan lain.

Dan disitu pula Bella sudah mengubur cintanya itu terhadap Nico dan sudah tak ingin mengenal lagi kata cinta.

Walaupun dia sering menonton film-film tentang cinta. Tetapi menurutnya cinta itu hanyalah sebuah kata yang tidak ada rasa sama sekali.

"Woy malah bengong lagi, ntar kesambet baru tau lo," kata Selly yang menjentikan jarinya di depan muka Bella.

"Tau. Lo mah kebiasaan lo Bell, kalo nggak Korea, India, Dangdut lo tontonin sampe tengah malem." sahut Aurel.

"Ya mau gimana lagi, mama gue aja suka India, Dangdut, tapi gak suka Korea. Jadi gue ikut-ikutan suka deh," jawab Bella sambil memakan kembali siomay yang dia beli.

"Gue gak nyangka deh, kalau Alden jadi ketua kelasnya," lanjut Bella.

"Lo kayak gak tau aja, dikelas kan rata-rata pada suka sama Alden," kata Selly.

Emang iya sih, di kelas yang ceweknya rata-rata pada suka sama dia. Apalagi dari kelas 10-12. Apa coba yang mereka suka dari dia? Ganteng? Nggak! Masih gantengan Manurios. Cerdas? Lumayan!? Playboy? Kalau itu 100% bener. Pikir Bella.

"Eh, kayaknya handphone gue ketinggalan di kelas deh. Gue ambil dulu ya, siapa tau ada whatsapp atau telpon penting," kata Bella.

"So penting banget lo! Emangnya siapa yang mau nelpon lo? Abang lo? Dia kan lagi kuliah," timpal Aurel.

MAYBE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang