Cukup lama mereka bertatapan, sampai mereka dikejutkan oleh suara yang menggelegar.
"Omi pulang," suara cempreng bocah perempuan berlarian menuju abangnya, dan juga mengembalikan kesadaran mereka.
"Ka Itang, kaka itu siapa?" tanya bocah perempuan itu di pangkuan Alden sambil menujuk Bella.
Itang? Ilang kali. Pikir Bella.
"Hai, kaka namanya ka Bella. Kamu namanya siapa?" kata Bella mengulurkan tangannya.
"Nama aku Omi," kata Naomi menjabat tangan Bella.
"Kamu dari mana omi?" tanya Alden sambil melihat baju yang dikenakan Naomi seperti habis dari pesta atau aacara ulang tahun.
"Aku tadi dayi ulang taunnya Cecil, teyus kita tiup lilin bayeng, teyus disana kita makan es cyim, teyus-"
"Eh, ada tamu. Udah lama datengnya?" tanya Dila-mama Alden, yang memotong cerita Naomi.
"Mamii, kan aku lagi ceyita. Kenapa dipotong," kata Naomi manyun.
"Maaf sayang," Dila mengelus rambutnya Naomi. "Nama kamu siapa?" tanya Dila ke Bella.
"Nama saya Bella tante," kata Bella tersenyum ramah.
Dila mengangguk. "Temen sekelasnya atau temen istimewanya Alden," goda Dila.
"Mama apaan si, kita cuman temen sekelas doang." elak Alden.
"Temen istimewa apa mi?" tanya Naomi polos.
"Temen istimewa itu, temen baik." jawab Dila bohong dan Naomi hanya mengangguk. "Mama mau ganti baju dulu, kalian lanjutin belajarnya. Awas, jangan pacaran disini, ada anak kecil," goda Dila langsung pergi ke kamarnya yang berada di lantai 2.
Bella yang tadinya sedang meminum, mendengar kata 'pacaran' tersebut langsung tersedak.
Bella pacaran sama Alden? Sekarang aja status mereka berdua tidak tau sebagai apa. Teman kah? Sahabat kah? Musuh kah? Dan ini malah dibilang pacaran. Bella pun mungkin masih memiliki rasa benci terhadap Alden, walaupun tak terlalu benci seperti dulu.
"Jangan dengerin omongan mama gue. Dia emang begitu, kalau ngomong ngasal jeplak."
"Sama kaya lo kali, kalau ngomong ngasal jeplak." sindir Bella.
"Wajar lah, gueanaknya. Masa gue pendiem sementara nyokap bokap gue aktif, ntar gue dikira anak nyokap lo lagi." ujar Alden tak mau kalah.
"Ko anak nyokap gue? Gue mah ogah ya punya sodara kayak lo,"
"Soalnya kan lo gak banyak ngomong. Tapi abang lo beda banget sama lo. Apa abang lo sebenernya abang gue?" tanya Alden bercanda.
Pletak.
"Lo kalau ngomong. Bener kan kata gue, lo itu ngomong ngasal jeplak aja. Pikir dulu kek," geram Bella.
Alden meringis kesakitan. Jujur, jitakan Bella memang sakit dari cewek yang lain. Dulu, dia pernah juga dijitak sama cewek dan berstatus pacaran. Karena, waktu dia masih pacaran sama cewek itu, dia deketin cewek lain. Betapa playboynya dia, masih ada pacar tapi malah cari yang lain. Gimana itu cewek gak kesel.
"Aw.. Pake tenaga apaan sih lo, jitaknya pedes amat." Alden memegangi dahinya.
"Abisnya gue kesel, lo kalau ngomong gak pernah dipikir-pikir dulu. Pantes aja ya, lo itu playboy. Pasti lo kalo ketemu cewek langsung lo godain kan? Padahal lo masih berstatus pacaran. Trus lo juga sekali pacaran langsung 2 cewek. Dasar playboy kampungan lo," emosi Bella sudah sampai ke saraf oktaf.
Pletak.
Kini gantian Alden yang menjitak Bella. "Ternyata lo itu banyak ngomongnya ya. Lo juga sama, kalau ngomong ngasal jeplak. Tapi apa yang lo omongin tadi emang bener si. Dan asal lo tau, gue itu bukan playboy kampungan."
"Trus kalau bukan playboy kampungan apa namanya? King playboy atau playboy penakluk cewek?"
Mereka lupa, kalau sekarang ada Naomi diantara mereka. Naomi yang mendengar pertengkaran mereka sangat risih. Bagaimana tidak, Naomi yang tadinya duduk dipangkuan Alden jadi duduk diantara mereka yang lagi bertengkar.
"Ka Itang, ka Elaa." teriak Naomi karena telinganya mulai panas akibat mereka.
Bella dan Alden melongo. Bagaimana bisa, mereka melupakan Naomi kalau dia ada diantara mereka. Mereka ribut tanpa memikirkan kalau Naomi juga ada disini. Dan mereka baru menyadari saat Naomi berteriak untuk menghentikan mereka.
"Ka Itang sama ka Ela, kenapa sih mayah-mayah. Kan aku ada disini, kalau ka Itang sama ka Ela mau mayah-mayah tunggu aku peygi dulu," kini gantian Naomi yang mengomel.
"Maaf ya Omi. Ka Itang sama ka Ela gak tau kalau Omi disini. Kirain ka Itang, Naomi ikut mama." kata Alden meminta maaf.
"Maafin ka Ela juga ya," kata Bella menangkup kedua pipi chubby Naomi.
"Tapi janji ya, jangan mayah-mayah lagi," Naomi mengacungkan 2 jari kelingkingnya.
"Janji," kata Bella dan Alden menyambut jari kelingking Naomi.
Tiba-tiba suara dering hp Bella berbunyi. Bella mengambil hpnya yang ada di dalam tas dan melihat siapa yang menelponnya.
"Safa?" gumam Bella. Bella pun mengangkat telponnya.
"Halo Bel, lo dimana?"
"Dirumah temen, emang kenapa?" tanya Bella bingung.
"Lo buruan balik ya,"
"Emangnya kenapa sih? Jangan bikin gue panik deh,"
"Udah, pulang aja dulu."
"Iya-iya, gue balik. Tapi gak ada masalah apa-apa kan?"
"Enggak. Buruan ya, bye."
Sambungan telponya langsung diputuskan sama Safa dan bikin Bella panik.
"Kenapa?" tanya Alden.
"Gue mau balik," kata Bella berjalan keluar rumah Alden.
"Eh, Bell gue anterin. Omi ikut sama ka Itang ya," kata Alden menyusul Bella yang sudah keluar dan membawa Naomi.
***
Saat Bella sudah sampai dirumahnya, dia langsung masuk kedalam rumahnya. Didalam rumahnya sangat sepi, tidak ada orang. Dia langsung naik ke kamarnya, dan pas dia buka pintu kamarnya, dia melihat ada orang yang sedang tiduran diatas kasurnya. Wajahnya tidak kelihatan, karena dia tidur tengkurap.
Bella berjalan ke arah kasurnya secara perlahan, dia mengambil buku yang ada di meja belajarnya agar dia bisa langsung memukul orang tersebut. Bella berjalan perlahan-lahan, saat Bella sudah di samping ranjangnya dan sudah siap untuk memukul orang tersebut. Tiba-tiba dia membalikan badannya ke arah Bella.
"Aaaa." teriak Bella dan orang tersebut.
***
Hai 👋
MY updatenya 2 part sekaligus. Soalnya yg part sebelumnya buat minggu kemarin aku gak update dan ini buat minggu sekarang.Sorry ya ngaret banget updatenya 😊 jangan lupa tinggalkan jejaknya yaapss 😉 aku tambahin lagi nih ceritanyaa. Sorry part 16 masih dalam pengetikan 😂
Keep reading yaps 😉
Azaufa 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
Fiksi RemajaMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...