Saat kau pergi
Berlinanglah air mataku
Betapa singkat kurasakan kebahagiaan itu kini lenyap lah sudahTak pernah ku inginkan
Perpisahan ini terjadi
Ku hanya bisa merelakan jika memang kau fikir inilah yang terbaikTak perlu kau beri alasan mengapa kau ingin pergi meninggalkan diriku
Karna ku yakin mungkin semuanya itu bisa membuat mu bahagiaSepenuhnya ku menyadari bahwa cinta itu tak mesti harus memiliki
Namun ku akan terus slalu menyayangimu setulus hati ini."Bell." Safa menepuk pundak Bella dan membuat Bella tersadar dari lamunannya.
"Ya?"
Safa melihat kesekeliling kamar Bella dia melihat layar handphone Bella menyala dan ternyata Bella sedang mendengarkan musik.
Syukur deh ada perubahan walaupun cuman sedikit. Ucap Safa dalam hati sambil menatap Bella.
Safa duduk disamping Bella yang sedang melamun kearah luar jendela kamarnya.
"Hangout yuk, udah lama gue gak hangout bareng lo,"
"Gue gak mood, lo aja sendiri atau gak sama Rian,"
"Males gue kalau sama Rian pasti ujung-ujungnya berantem yang ada nanti gue ditinggalin balik sama dia,"
Bella tidak merespon ucapan Safa, dia masih fokus mendengarkan musik yang dia putar.
Tak pernah ku inginkan
Perpisahan ini terjadi
Betapa singkatku rasakan kebahagiaan itu kini lenyaplah sudah"Ayo lah, lagian juga lo pasti bosen kan dirumah terus kayak lagi dipingit,"
"Mending dipingit Saf dari pada stress kayak gue,"
Safa menatap wajah Bella yang pucat dan tidak ada semangat untuk menjalani hari-hari seperti biasanya. Akhir-akhir ini Bella lebih sering mengurung diri dirumah, tidak mood makan, keluar rumah bahkan dia hanya berdiam diri dikamarnya.
"Mau sampe kapan sih Bell? C'mon kita semua udah ikhlas, kita semua udah ngejalanin hidup seperti biasa lagi dan lo masih stuck diruang yang salah."
Bella hanya bisa tersenyum, Safa tau makna dari senyuman Bella itu dia sangat kasihan melihat sahabatnya terus-terusan seperti ini. Sudah sebulan Bella terus mengurung diri didalam kamarnya dan dia tidak mau berinteraksi dengan siapapun.
"Gue salah ya Saf? Gue salah karena gue udah hadir dihidupnya dia, harusnya gue gak usah kenal sama dia, harusnya gue gak usah peduli sama dia."
Safa tidak tega melihat Bella seperti itu dia pun memeluk sahabatnya dengan erat.
"Lo gak salah Bell, semua udah diatur dan mungkin itu emang yang terbaik buat dia." ucap Safa sambil menangis dan Bella pun ikut menangis.
"Gue kangen sama dia Saf, gue pengen ketemu sama dia, gue pengen peluk dia lagi, gue pengen debat lagi sama dia, gue cuman pengen dia kembali Saf," tangis Bella tumpah dipelukan Safa.
"Gue ngerti perasaan lo sekarang, lo harus kuat dan lo harus terima itu juga demi orang yang lo sayang,"
"Tapi emang harus dengan cara dia ninggalin gue Saf? Gak kan. Kenapa mereka gak berusaha? Kenapa mereka malah ngeiyain gitu aja? Kenapa Saf? Jawab gue?"
Safa melepaskan pelukannya dan dia menggeser tubuh Bella agar melihat kearahnya.
"Liat gue Bell. Lo gak boleh egois kayak gini, lo harus bisa terima semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
Teen FictionMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...