Saat ini yang bisa Bella lakukan hanyalah berdoa. Entah kapan tuhan akan mengabulkan doanya yang dia inginkan hanya ingin bersama Alden sampai selamanya.
Bella sangat tidak tega melihat Alden terus menahan sakit akibat menyelamatkan dirinya. Bella lebih memilih terus disekap oleh para penjahat itu dari pada melihat Alden saat ini.
Bella melakukan berbagai macam cara agar Alden tetap membuka matanya. Bella terus mengajak Alden ngobrol walau hanya dijawab senyuman oleh Alden bahkan tidak sama sekali. Persetan dengan direspon atau tidak yang terpenting hanya ini satu-satunya cara agar Alden tetap membuka matanya.
"Kamu tau? Dulu, entah kenapa aku benci banget sama kamu ngeliat muka kamu aja rasanya pengen aku cakar-cakar. Aneh emang tapi itu nyata, sampai pernah kan aku ngatain kamu hantu gara-gara kita sering banget ketemu tapi dengan cara yang diluar nalar." Bella mengingat kembali bagaimana kebenciannya dengan Alden sampai dia sekarang mulai merasakan hal yang beda dari Bella yang dulu.
Alden tersenyum sambil menahan rasa sakitnya. Dia pun bingung mengapa sekarang dia malah dekat dengan cewek yang dia tolongin ini.
Kamu pun pasti gak tau bahwa aku selalu memikirkan kamu sebelum aku tidur. Entah kenapa itu semua sudah menjadi kebiasaan ku sampai saat ini. Kata Alden dalam hati.
"Aku bingung sama kamu, kenapa sih kamu sering banget mainin perasaan cewek? Emang kamu kira enak apa dimainin perasaannya, aku sering banget ngeliat cewek yang baru kamu putusin terus dia nangis ditoilet. Aku pikir itu kuntilanak pas aku tanya-tanya ternyata dia abis diputusin kamu."
"Dan dari situ aku makin gak suka sama kamu, kelakuan kamu, segala hal tentang kamu. Tapi, sekarang aku kalah sama diriku sendiri. Sekarang aku malah mulai mencintai kamu. Bodoh? Memang, karena aku bodoh mencintai kamu yang notabenennya cowok yang paling aku benci."
Bella mengusap rambut Alden sambil bercerita tentang dulu dia dan Alden tidak pernah akur. Alden hanya bisa diam dan mendengarkan cerita Bella. Rasanya Alden sudah tidak kuat lagi, dia sudah lelah dengan ini.
Bolehkah dia menutup mata?
Bolehkah dia istirahat sebentar? Atau untuk selamanya?
"Alden." ucap Bella menepuk-nepuk pipi Alden karena Bella melihat Alden mulai menutup matanya.
"Please. Kasih aku kesempatan buat mencintai kamu, aku tau kamu cowok yang kuat, aku tau selain kamu bisa menaklukan cewek-cewek kamu juga bisa menaklukan rasa sakit kamu. Please demi aku, demi orang tua kamu dan demi semuanya." Bella tidak berhenti menepuk-nepuk pipi Alden sambil menangis.
Bella tidak ingin kehilangan Alden secepat ini. Dia ingin membalas semua jasa Alden yang telah melundunginya dan menyelamatkannya.
"Ya Allah tolong beri aku kesempatan buat mencintai Alden. Beri Alden kekuatan untuk menahan rasa sakitnya dan datangkan kami bantuan secepatnya." Bella terus saja menangis sambil berdoa.
"BELLA!"
"ALDEN!"
"DIMANA KALIAN?!"
Bella berhenti menepuk-nepuk pipi Alden, dia menajamkan pendengarannya. Apa benar ada yang datang untuk menyelamatkan mereka atau itu hanya ilusi dari Bella sendiri.
"BELLA!"
"ALDEN!"
"DIMANA KALIAN?!"
Suara itu lagi. Ucap Bella dalam hati.
Dia melihat Alden yang sudah menutup matanya kembali.
"Alden banguun. Aku mohon sama kamu. Banguun!" Bella menepuk keras pipi Alden agar dia bangun dan tidak menutup matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
Teen FictionMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...