Akhirnya setelah menyetir beberapa lama di bawah rintik-rintik gerimis sore, Ben menemukan sebuah butik yang berada di tepi jalan raya dan lumayan ramai sesuai dengan alamat yang disebutkan Ibu Anne di telepon tadi. Letaknya tepat di antara sebuah cafe dan minimarket. Bisa dikatakan tempat itu cukup strategis dan Ben sangat tahu agak sulit untuk menemukan lahan usaha di area seperti itu.
A FASHION.
Ben membaca barisan huruf yang tercetak pada sebuah papan kayu yang terpasang di atas pintu masuk butik. Mungkin huruf A pada papan nama itu diambil dari inisial nama Anne sendiri. Atau bukan? Ben hanya bisa menduga-duga dalam hati.
Ben mendorong pintu yang terbuat dari kaca tebal dengan setengah ragu usai memarkir mobilnya persis di depan butik milik Anne. Pundak dan kepala cowok itu agak basah akibat titik-titik gerimis yang jatuh ke tubuhnya saat turun dari mobil lalu berjalan ke pintu masuk butik. Bukan masalah sebenarnya, tapi jika disuruh memilih, Ben lebih suka bergelung di atas tempat tidur ketimbang bermain-main dengan air hujan seperti ini. Namun ia sudah berjanji pada Ibu Anne tadi.
Begitu menginjakkan kaki di dalam butik milik Anne, Ben langsung disuguhi pemandangan ruangan yang didominasi warna putih dan sedikit sapuan cat abu-abu terang. Di kanan dan kiri ruangan terdapat tiang-tiang besi yang berfungsi untuk menggantung pakaian. Sedangkan di atasnya dipasang rak-rak yang terbuat dari bahan kayu untuk meletakkan beberapa model tas wanita. Sementara di kedua sudut ruangan berdiri sebuah manekin untuk memajang pakaian model terbaru. Meski agak sempit, tempat itu terlihat rapi dan bersih. Tempat yang nyaman bisa membuat pelanggan betah berbelanja.
Ben mengedarkan pandangan ke sudut lain dari ruangan itu dan menemukan sebuah mesin jahit dan beberapa bahan pakaian tampak teronggok persis di samping meja kerja yang ditempati Anne sekarang. Tapi bukan tumpukan kain-kain itu yang mencuri perhatian Ben sekarang, melainkan Anne. Gadis itu tampak sedang tekun menekuri selembar kertas gambar di hadapannya. Wajahnya tertunduk dan tangan kanannya yang sedang menggenggam sebuah pensil terus bergerak di atas meja. Dan karena terlalu sibuk mengerjakan sebuah desain pakaian, gadis itu tak menyadari kehadiran Ben di butiknya. Andai saja ia tahu ada sepasang mata milik cowok tampan sedang memperhatikan dirinya ....
Sampai beberapa detik lamanya gadis itu belum juga sadar jika Ben datang dan sedang memperhatikan dirinya. Karena tak mau menunggu, Ben berinisiatif mengetuk pintu kaca beberapa kali sebagai kode untuk memberitahukan kedatangannya pada Anne.
Seketika itu juga Anne mengangkat wajahnya. Gadis itu tampak kaget melihat siapa gerangan orang yang telah mengusik kesibukannya menggambar. Tapi, ekspresi wajahnya sama sekali tidak melukiskan sebuah kegembiraan begitu melihat sosok Ben.
"Kenapa kamu ke sini?" tegur Anne terbata. Gadis itu sama sekali tidak menduga jika Ben akan datang dan mengejutkan dirinya seperti ini.
"Untuk menjemput kamu," balas Ben. "Tadi Tante Runi nyuruh aku untuk menjemput kamu," jelasnya menjawab keheranan di wajah gadis itu.
Anne hanya mendesah pelan.
"Kita pulang sekarang?" tegur Ben melihat kebisuan gadis itu.
"Kenapa kamu mau disuruh Ibu untuk menjemputku?" tanya Anne tak menggubris penawaran Ben. Ia meletakkan batang pensil di tangannya ke atas selembar kertas yang sesaat tadi ditekuninya. Gambar desainnya belum selesai sepenuhnya.
"Karena aku calon suamimu, kamu tahu itu, kan?" Ben menaikkan kedua alisnya. Kalau bukan Tante Runi yang memintanya untuk menjemput Anne, belum tentu Ben mau keluar di saat-saat seperti ini. Semua ia lakukan hanya untuk menghormati Tante Runi.
Anne mendengus.
"Apa kamu begitu bodoh sampai mau dijodohkan oleh kedua orang tua kita? Bukannya kamu lulusan luar negeri?" Gadis itu menatap lurus ke arah Ben. Sorot matanya dingin dan tak bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Romantis#
RandomSetelah kepulangannya ke Indonesia, Ben dijodohkan dengan Anne, putri salah satu sahabat Papa Ben. Cinta tidak datang begitu saja pada Ben. Tapi begitu melihat begitu banyak hal misterius pada diri Anne, Ben mulai tertarik dengan gadis itu. Dan suat...