Langkah kaki Shiho mulai berat. Dia semakin perlahan berlari mencari sesosok pria yang di dambanya selama ini. Dai Maboroshi.
"Shiho..." Shinichi menepuk bahu Shiho. "Hufttt.... Kenapa kamu berlari seperti itu?."
"Aku hampir menemukannya." Shiho berbicara sambil melirik ke sekitarnya.
Tidak ingin menjadi perhatian banyak orang Shinichi membawa Shiho masuk ke dalam gang tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Ada apa?."
Shiho hendak pergi kembali.
Shinichi menggenggam tangan Shiho. "Shiho Miyano!."
"Kudo lepaskan tanganku." Pinta Shiho.
"Ran khawatir dia mencarimu..."
"Aku hampir berhasil menemukannya." Teriak Shiho. "Lepas... Dia... mungkin dia belum jauh."
"Siapa yang kamu cari?."
Shiho menunduk. "Kudo Kun..."
"Ceritakan. Aku akan membantumu."
"Tidak. Aku tidak mau."
"Shiho... Aku mencarimu."
Shinichi pun dengan cepat melepaskan genggaman tangannya.
Ran berdiri di hadapan Shiho. "Kamu kenapa lari seperti itu?."
Shiho melirik ke arah Shinichi lalu dia menunduk. "Tidak. Tidak ada." Jawabnya.
"Jadi, kenapa kamu..."
"Aku... Bisakah kita pulang?." Shiho memotong pembicaraan Ran.
"Shiho?." Ran menoleh ke sampingnya. "Shinichi. Apa kamu membuatnya takut?."
Shinichi menggelengkan kepalanya. "Aku tidak melakukan apapun."
"Hem..." Ran menghela nafasnya. "Ya sudah ayo kita pulang." Ajak Ran.
Di rumah profesor Agasa.
Shiho melihat gambar dirinya bersama sang kakak.
"Kak... Kenapa kamu meninggalkan ku?." Air matanya menetes, jatuh ke tangannya. "Andaikan saja aku tidak membuat obat itu... Andaikan saja ayah kita adalah pria biasa... Kak..." Dalam keheningan malam Shiho menangis di dalam ruang bawah tanah rumah itu.
Esokan harinya.
"Shiho tidak masuk sekolah..." Ran melirik sekitarnya.
"Mungkin dia malas." Celetuk Shinichi.
"Shinichi..."
Shinichi tertawa lebar melihat ekspresi marah dari Ran. "Dia kenapa ya? Shiho ada yang aneh dengan sikapnya." Pikir Shinichi.
"Ai Kun keluarlah? Kamu belum makan dari kemarin." Prof.Agasa mengetuk pintu kamar Shiho.
"Aku tidak mau." Jawab Shiho.
"Ai..."
Shiho membuka pintu kamarnya.
"Dia tidak tidur sama sekali." Gumam Prof.Agasa.
Wajah Shiho nampak muram, lingkar mata yang menghitam tanda dirinya tidak tidur.
"Ai Kun..."
"Ya... Ya... Aku akan makan." Shiho mengambil nampan yang di pegang Prof.Agasa. Gadis berkulit putih itu duduk di depan telivisi sambil melahap hidangannya.
Prof.Agasa duduk di samping Shiho sambil melihat layar televisi.
"Tidak ada berita yang menarik." Gumam Shiho.
Prof.Agasa hanya mengangguk. "Ai Kun. Apakah kamu sudah mengabari Bu Jodie?."
"Wanita itu memperlakukan ku seperti anak kecil."
"Ya, wajar karena dia melihatmu saat kamu masih menjadi Haibara Ai." Jawab Prof.Agasa.
"Dia selalu berkomunikasi dengan pria bernama Shu... Apakah dia kekasihnya?."
"Mungkin." Jawab Prof.Agasa.
"Hem... Sore nanti aku mau pergi ke supermarket. Bahan makanan kita sudah habis." Kata Shiho.
"Ai Kun. Tolong belikan..."
"Tidak Prof... Tubuhmu bertambah besar sekarang. Tidak ada camilan."
Prof.Agasa tertunduk kecewa mendengar penolakan Shiho.
Sore harinya.
"Aku berangkat." Teriak Shiho di depan pintu masuk rumah Prof.Agasa.
"Hati-hati."
"Shiho... Mau kemana?." Tanya Shinichi yang kebetulan berdiri di depan pintu rumah Prof.Agasa.
"Supermarket." Jawabnya.
"O..."
"Ada perlu dengan profesor?." Tanya Shiho.
"Ya." Shinichi sambil masuk ke dalam rumah.
Shiho pun pergi ke supermarket yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah prof.Agasa.
"Daging sapi, tepung, dan beras merah. Susu dan..." Shiho membaca kertas catatannya. "Prof.Agasa, kenapa dia bisa segemuk itu." Gerutunya.
"Brakkk..."
Shiho bertabrakan dengan seorang wanita.
"Ma... Maaf." Shiho menundukkan kepalanya.
Wanita itu pun menundukkan kepalanya. "Maaf..."
"Sato miwako." Pikir Shiho.
"Apakah kita saling mengenal?." Tanya wanita tinggi berambut pendek itu.
Shiho menggelengkan kepalanya. "Tidak." Jawab Shiho. "Aku tidak mungkin mengatakan iya, akan repot untuk menjelaskannya." Pikirnya.
Sato Miwako adalah anggota kepolisian metropolitan. Dia beberapa kali ikut dalam kasus yang di hadapi Shinichi yang dulu masih berwujudkan Conan.
"Mama... Aku mau ini..." Seorang anak kecil mendekati Sato.
"Sudah punya anak rupanya." Gumam Shiho. "Waktu berlalu begitu cepat." Gumamnya.
"Ya... Ini Sato." Sato menerima panggilan masuk ponselnya. "O... Akai Shuichi... Ya. Saya akan ke sana secepatnya." Kata Sato.
"Akai Shuichi..." Gumam Shiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)
RandomSetelah lepas dari bayang-bayang organisasi hitam Shiho Miyano kembali bisa hidup normal seperti biasa. Dia bisa kembali ke tubuh normalnya berkat beberapa kali percobaan yang di lakukannya. Kini dia kembali dengan kisah hidupnya. Kegelisahan hati a...