8

1K 47 1
                                    

"Shiho?.”

“Jangan sembarang melihat foto orang lain.” Shiho mengambil selembar foto itu lalu memasukkannya ke dalam buku.

“Ma... Maaf.” Kata Sera.

Ran melihat Shiho dan Sera di ujung kamar Sonoko. “Ada apa?.”

“Tidak apa Ran.” Jawab Shiho lalu dia memasukkan buku-buku nya ke dalam tas. “Aku harus segera pulang.” Katanya lagi.

“Tapi Shiho...”

Sonoko bangun dari tempat tidurnya. “Tinggallah di sini beberapa saat lagi. Pelayanku sedang membuat makan malam untuk kalian.” Katanya.

Shiho ingin tetap pergi namun dia pun tidak mau membuat Ran kecewa mereka pun tinggal sampai makan malam.

Saat makan malam. Shiho tak bicara sedikit pun kepada Sera.

“Dia benar-benar marah.” Gumam Sera.

Ran yang duduk di samping Sera berbisik. “Kalian kenapa?.”

Sera menelan makanannya. “Tidak. Bukan apa-apa.”

“Sepertinya kamu membuat dia marah.” Bisik Ran.

“Aku bukan pacarnya, kenapa aku harus khawatir.” Gumam Sera. “Lagipula aku kan perempuan.”

“Ya. Perempuan macho.” Celetuk Sonoko.

Wajah Sera memerah.

“Kamu berbisik apa sih?.” Tanya Sonoko yang tiba-tiba berdiri di belakang Ran.

“Tidak ada.” Jawab Ran.

Sonoko kembali duduk di tempatnya.

Seusai makan malam Ran, Sonoko dan Shiho pamit pulang.

“Aku mau pergi ke swalayan dulu.” Kata Ran.

“Mau di temani?.” Tanya Sera.

“Tidak. Nanti ada Shinichi yang menjemput.” Jawab Ran.

Sera mengangguk.

“Kalau begitu kamu temani Shiho pulang.” Kata Ran.

Sera menatap canggung Shiho. “Itu jika Shiho tidak keberatan.”

Shiho menatap ke bawah. “Lakukan yang kamu mau.” Katanya dengan sinis. “Ran, kita berpisah di sini. Bye bye.”

Ran melambaikan tangannya. “Bye.”

Sera jalan tepat di belakang Shiho.

“Apa yang ingin kamu tanyakan?.” Tanya Shiho.

“Hem, seperti nya kamu memang mengerti maksudku.” Sera memasukkan telapak tangannya ke dalam saku jaket. “Mengenai foto itu.”

“Tidak ada yang bisa ku jawab.” Jawab Shiho.

“Sepertinya aku pernah melihat kakak itu. Perempuan itu...”

Shiho menghentikan langkah kakinya. “Kamu mengenalnya?.” Shiho menatap wajah Sera.

Sera terkejut melihat tatapan mata Shiho. “Ya, aku hanya melihatnya sekilas. Lagipula itu sudah terjadi saat aku masih kecil. Ada apa?.” Tanya Sera.

Shiho membalikkan badannya. “Sudahlah.”

“Shiho...”

“Rumahku sudah dekat, jadi kamu pergilah.” Kata Shiho.

Sera menatap punggung Shiho. “Sampai nanti, bye.”

Shiho melambaikan tangannya.

Sementara itu di swalayan.

“Ran... Maaf.”

Ran tersenyum. “Kamu masih memakai seragam?.” Ran melihat Shinichi dari ujung rambut sampai kakinya.

“Tadi aku ngobrol sama Pak Subaru jadi lupa waktu.” Jawab Shinichi.

“Ya sudah, ayo pulang.” Ajak Ran.

“Hem... Akhir-akhir ini aku sulit jalan denganmu.” Kata Shinichi.

“Ya. Karena kamu selalu terlibat kasus.” Ledek Ran.

Shinichi menggenggam jemari Ran. “Lebih damai jika ada di dekatmu.”

Pipi Ran merona merah. “Dari mana kata-kata itu?.”

Shinichi memeluk Ran. “Banyak hal yang terjadi. Aku tidak akan meninggalkan ku lagi.”

Perasaan hangat timbul di hati Ran saat mendengarkan pernyataan Shinichi.

Di perjalanan pulang.

“Kalian bicara apa sampai lupa waktu? Padahal di rumah kan kalian juga akan bertemu?.” Tanya Ran.

“Hem, dia sedang dalam misi.” Shinichi tersenyum sinis.

Beberapa saat yang lalu.

“Ada apa Subaru?.” Tanya Shinichi yang masuk ke perpustakaan sekolah atas permintaan Subaru.

“Ini sekolah, panggil aku guru.” Kata Subaru sambil duduk.

“Ya, PAK GURU.” Shinichi menekan kata-katanya.

“Aku sedang mencari sesuatu, seseorang maksudku. Dia pernah sekolah di sini beberapa waktu lalu.” Kata Subaru sambil memegang album kelulusan siswa Teitan.

“Siapa namanya?.” Tanya Shinichi. “Kamu mau agar aku ikut mencarinya bukan?.”

Subaru menyeringai. “Tidak. Aku ingin meminta padamu. Bisakah kamu menjauhkan Sera dan Shiho?.”

“Ini permintaan aneh.” Timpal Shinichi. “Aku butuhkan alasan yang tepat.”

Subaru memainkan jarinya. “Jodie yang memintaku.” Jawab Subaru.

“Ya, semenjak dia ada di sini, aku belum pernah bertemu dengannya. Apa dia benar sedang berlibur? Atau ada misi yang sedang dia lakukan?.”

“Aku tidak bisa mengelabui mu.” Subaru menatap keluar jendela. “Dia datang hanya ingin melihat Shiho. Hanya itu.”

“Mana mungkin. Pasti ada alasan yang lain.” Shinichi berkata dengan mantap, selayaknya seorang detektif.

“Ya. Dia datang hanya ingin melihat Shiho.” Jawab Subaru.

“Apa hubungan Shiho dan Sera? Aku tidak bisa melakukannya. Selama Shiho bersikap dingin, Sera pasti sudah enggan mendekati dirinya.” Asumsi Shinichi bukan tanpa alasan. Pribadi Shiho memanglah wanita yang tertutup, dia adalah seorang introvert. “Butuh waktu lama bagi dirinya untuk menerima seseorang.”

“Aku harap begitu.” Kata Subaru. “Bisa gawat jika otak detektif Sera bekerja saat dia mendekati Shiho.” Pikir Subaru.

Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang