"Angel?." Shiho duduk di sofa tepat di depan tempat tidur Vermouth. "Kenapa situasinya jadi seperti ini? Aku harus menghubingi seseorang. Tapi siapa?." Pikir Shiho.
Vermouth melihat Shiho lalu dia berkata. "Berikan aku ponselmu."
Shiho mengigit bibirnya. "Bagaimana aku bisa menghubingi orang lain?." Pikirnya.
"Jangan berpikir, sini berikan ponselmu."
Shiho menyerahkan ponselnya.
Pistol di arahkan pada Shiho, Vermouth ingin mengendalikan Shiho seperti alatnya.
Sementara itu Akai berdiri di hotel A.
"Aku kehilangan jejaknya, untung saja ku mengingat nomor mobil taxi itu. Tapi untuk apa dia mampir dulu ke apotek?." Pikir Akai. "Aku tidak tahu mereka menginap di sini atau hanya transit." Akai melihat ke langit malam itu. "Aku akan menginap di sini satu malam saja. Sambil aku berpikir bagaimana menyelamatkan Shiho."
Akai masuk ke hotel A.
Di waktu bersamaan Amuro yang tidak dalam penyamaran bersilang jalan dengan Akai.
"Akai?." Pikir Amuro.
Akai tidak menyadari keberadaan Amuro, dia terus masuk ke hotel itu lalu menuju resepsionis.
Amuro segera menyembunyikan dirinya di balik tembok. "Sedang apa dia di sini?." Tanya Amuro dalam hatinya.
PSB sedang mengadakan pertemuan di hotel A. Tentu saja Amuro hadir dalam pertemuan itu. Hal yang tidak di duga (atau ini memang rencana sang author (*-*)) hingga Amuro bisa bertemu dengan Akai.
Amuro memperhatikan Akai mengambil kunci lalu menaiki lift. Dia mendekati lift itu lalu memperhatikan di mana lift itu berhenti. "Lantai 8." Gumam Amuro. Dengan segera dia menaiki lift lain lalu menekan tombol 8.
Di lantai 8.
Akai jalan melewati tangga darurat. Sementara Amuro mengikuti Akai dari kejauhan.
"Mau kemana dia?." Pikir Amuro.
Sesampainya di atap hotel itu,
"Mau apa dia ke sini?." Pikir Amuro.
"Cukup. Jangan mengikuti ku lagi." Kata Akai yang tiba-tiba berdiri di belakang Amuro.
Amuro memalingkan wajahnya lalu refleks dia menjauh dari Akai. "Ini sudah menjadi tugasku."
"Tugas apa? membuntuti anggota FBI? Apa keuntungannya bagimu?." Akai menatap wajah Amuro.
Amuro mengepalkan tangannya.
"Apa itu sikap menantang atau sikap menjaga diri?." Akai menaruh tasnya di bawah. Dengan cepat Akai melakukan serangan kepada Amuro.
Serangan Akai dengan cepat di tangkis Amuro. Kaki dan tangan Akai bergerak dengan cepat namun lagi-lagi Amuro dapat menangkis dan menghindarinya.
"Apa tujuanmu?." Tanya Amuro sambil memberikan serangan balasan kepada Akai. "Apa tujuanmu membuntuti Miyano Shiho?."
"Harusnya aku yang menanyakan itu."
"Bugh..."
Akai meninju Amuro tepat di rahang kanannya. Amuro terjatuh dan hendak kembali berdiri namun Akai menendang perutnya.
"Ugh... Aaaa..."
"Aku merasa ada yang sedang dia lakukan. Mungkin ini masih ada hubungannya dengan BO." Kata Amuro terbata-bata.
Akai mendekati Amuro lalu mendendang kakinya. Amuro kembali jatuh. "Apa kamu memilki bukti?."
Amuro terdiam.
"Anggota Bo sudah tertangkap..."
"Apa kamu yakin? Aku kira ada anggota lain yang masih berkeliaran." Ledek Amuro.
Akai mengingat Vermouth dan saat ini dia sedang menahan Shiho, tapi dia tidak mengatakannya kepada Amuro. Dia berdiri di hadapan lawannya, lalu berbalik dan mengambil tasnya.
"Apa... Apa wanita itu ada di sini?." Amuro yang terkapar di lantai hendak bangkit.
Akai pergi tanpa menjawabnya.
Amuro kembali berbaring di lantai. "Pria itu, kenapa memukulku sangat keras. Kemampuannya yang meningkat atau aku sudah semakin lemah?."
Di dalam kamar Akai.
"Pria itu, dia akan menginap di sini juga. Aku harus mendapatkan Shiho sebelum dia," Gumam Akai. "Aku tidak bisa memakai kuasaku untuk masuk ke ruang keamanan. Jika pakai cara itu akan terjadi kehebohan di sini. Merka pikir untuk apa FBI ada di hotel mereka. Lalu bagaimana caranya?."
Sementara itu di ruang kemanan.
Amuro berdiri di depan CCTV. "Ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)
RandomSetelah lepas dari bayang-bayang organisasi hitam Shiho Miyano kembali bisa hidup normal seperti biasa. Dia bisa kembali ke tubuh normalnya berkat beberapa kali percobaan yang di lakukannya. Kini dia kembali dengan kisah hidupnya. Kegelisahan hati a...