2. Senyum yang tak normal

1.2K 62 5
                                    

Shiho Miyano, dia kembali ke Jepang karena ada urusan pribadi. Tentu sikap ini di tentang oleh Jodie Starling seorang anggota FBI. Dia yang di tugaskan untuk mengawasi Shiho. Namun, tekadnya sudah bulat dan Jodie tidak bisa menghalanginya lagi.

"Shiho chan. Aku hanya minta kepadamu untuk tidak melakukan yang seenaknya. Kamu masih menjadi target organisasi jubah hitam. Mengerti?."

"Isi emailnya selalu sama. Entah mengapa aku merasa Jodie san lebih seperti ibu-ibu yang cerewet ketimbang seorang anggota FBI." Gumam Shiho di pagi itu.

Prof.Agasa hanya tertawa menanggapi omongan Shiho. "Ini masih pagi dan kamu memulainya dengan sebuah omelan. Jangan bersikap seperti itu. Dia hanya terlalu mengkhawatirkan mu saja."

"Ya... Ya..." Shiho mengambil tas sekolahnya.

"Jadi kamu benar akan bersekolah di Jepang?." Tanya Prof.Agasa.

"Hanya dua tahun ini saja. Aku harus menemukan dia sebelum waktuku habis di sini." Jawab Shiho.

"Ai kun. Bisakah kamu bersikap layaknya remaja biasa?." Prof.Agasa menatap lekat wajah Shiho.

"Ya. Aku selalu berpikir lebih dewasa ketimbang umurku. Jadi itu tidak mengganggu."

"Bukan itu. Aku selama ini hanya..."

Shiho mendengarkan dengan baik.

"Tidak. Hanya saja Ai... Kamu tidak pernah tersenyum sedikitpun."

Perkataan Prof.Agasa membuat Shiho terkejut. "Hahaha... Apa aku harus tersenyum padamu Prof?."

"Tidak. Setidaknya aku ingin melihat kamu tersenyum."

Tak menunggu waktu yang lama Shiho tersenyum di hadapan Prof.Agasa. "Apa ini cukup?."

Prof.Agasa mengangguk walaupun dalam hati dia berbicara. "Senyumanmu masih belum tulus Ai kun."

"Ya sudah. Aku berangkat." Shiho melambaikan tangannya.

"Ya hati-hati." Sahut Prof.Agasa.

"Aku kembali ke Jepang. Sebenarnya bisa saja aku tidak bersekolah atau memilih sekolah lain. Namun Jodie dengan tegas mengatakan padaku agar aku bersekolah di sekolah Teitan. Tempat Kudo dan Ran Mouri bersekolah. Ini menyebalkan." Pikir Shiho.

"Ya. Selamat pagi anak-anak." Sapa guru wali kelas 2A saat dia memasuki kelasnya.

"Pagi bu." Jawab semua murid dengan serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid pindahan." Kata Bu guru.

"Waaa..." Semua mata memandangi murid pindahan itu. Tak terkecuali Ran dan Shinichi.

"Ha? Kenapa dia sekolah di sini." Gumamnya.

Ran yang duduk di samping Shinichi mendengarkan omongannya itu. "Kamu mengenalnya?."

"Ha?." Shinichi bengong saat di tanya seperti itu. "Ti... Tidak." Jawabnya dengan cepat.

Ran menatap lekat wajah Shinichi. "Hm... Ya sudah." Katanya sambil kembali melihat ke depan.

"Nama saya Shiho Miyano. Saya pindahan dari Amerika. Salam kenal." Kata Shiho saat dia di persilahkan memperkenalkan diri oleh Bu Guru.

"Kamu tinggal di mana?." Celetuk salah satu siswa.

"Itu bisa di tanyakan di luar kelas." Jawab Bu Guru. "Miyano san, silahkan duduk."

Shiho duduk di belakang Ran Mouri.

"Shiho chan. Salam kenal." Ran tersenyum.

Shiho menganggukkan kepalanya.

Shinichi tidak menoleh sedikitpun. Pandangannya lurus memperhatikan guru yang sedang mengajar.

Sepulang sekolah.

"Shiho chan..." Ran berlari mendekati Shiho.

Shiho menghentikan langkahnya. "Ya?."

"Apa kita sudah pernah bertemu sebelumnya?." Tanya Ran.

Pertanyaan itu membuat Shiho terkejut. "A... Tidak." Jawabnya.

"Benarkah? Tapi aku merasa sudah sangat akrab denganmu..."

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja." Shiho menimpalinya. "Aku mau pulang dulu ya. Bye."

"Dimana kamu tinggal?." Tanya Ran sebelum Shiho pergi.

"Kota Beika blok dua nomor duapuluh dua." Jawab Shiho sambil berlalu dari hadapan Ran.

"Blok dua?."

Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang