Amuro melihat cctv, mengawasi dengan seksama apa kah benar ada Shiho di hotel itu.
"Ketemu." Katanya lalu dia menghentikan pemutaran rekaman cctv tersebut. "Tapi, wanita ini. Apa dia Vermouth?."
Amuro memperbesar gambar itu lalu dia melihat jelas siapa wanita di samping Shiho.
"Aku harus bergerak cepat." Gumam Amuro.
Sementara itu di kamar Shiho.
Vermouth melihat Shiho sedang tertidur.
"Anak itu, dia benar-benar berhati dingin sama seperti ibunya." Gumam Vermouth. "Aku harus segera pergi dari sini. Sebelum itu aku harus membunuh Sherry."
Shiho melihat jam dinding saat dia membuka matanya. "Sudah sore." Dia menoleh ke tempat tidur. "Dia masih tidur."
Shiho berdiri di depan jendela. "Apa aku harus mengakhiri hidupku supaya kisah ini segera berakhir?." Pikirnya. "Pencarian ku pun sia-sia. Aku tidak akan menemukannya. Pria dari masa lalu kakak."
Akai berdiri di luar hotel. "Bagaimana aku harus mencari anak itu." Pikirnya.
"Tok.. tok..." Bunyi ketukan pintu di barengi dengan suara seorang pria. "Room servis."
Shiho mendekati pintu kamarnya lalu mengintip melalui lubang yang ada di pintu itu.
"Siapa?." Tanya Vermouth.
"Seorang pelayan." Jawab Shiho.
"Jangan ijinkan dia masuk." Titahnya.
Shiho membuka pintunya sedikit lalu dia berkata pada pelayan tersebut. "Aku tidak meminta layanan ini."
Pelayan itu pun pergi.
"Bagaimana?." Tanya Amuro kepada pelayan itu saat mereka bertemu di ruang pelayan.
"Ya. Wanita itu yang membuka pintunya."
Amuro memberikan tip kepada si pelayan lalu dia keluar dari ruangan.
"Sekarang bagaimana caranya aku mengeluarkan Shiho dari kamar itu?." Pikirnya.
"Sherry..."
"Aku tidak mau di panggil dengan nama itu." Kata Shiho.
"Shiho Miyano, malam ini kita akan check out dari hotel. Pas tengah malam." Kata Vermouth.
"Tapi..."
"Lakukan apa yang ku perintahkan!."
Shiho terdiam.
Akai melihat jam tangannya. "Ini sudah malam, tapi aku belum menemukan Shiho." Gumam Akai. Dia melihat gambar diri Shiho bersama Akemi Miyano. Wanita yang di kasihi Akai.
"Akai... Akai..." Terdengar suara sayup di telinga Akai. "Siapa?." Tanya Akai.
Waktu sudah menunjukkan angka sebelas.
Shiho menelpon ke resepsionis dari kamarnya. "Bisakah saya melakukan check out dari telepon?."
"Ada yang harus di tanda tangani. Bisakah anda turun?." Tanya resepsionis.
Shiho menanyakan pernyataan itu kepada Vermouth.
"Tanda tangani sekalian kita keluar dari kamar ini." Jawab Vermouth.
Shiho memberitahukan apa yang di ucapkan Vermouth kepada resepsionis dan di setujui oleh resepsionis tersebut.
"Kita tunggu sampai tengah malam." Kata Vermouth. Dia mengenakan jaket kulit hitam di bantu oleh Shiho.
Shiho menghela nafasnya.
"Ada apa?." Tanya Vermouth.
"Aku tahu kamu akan membunuhku." Kata Shiho. "Tidak mungkin kamu membiarkan aku hidup."
"Kamu memang pintar. Tidak heran karena kamu adalah anak profesor gila itu." Vermouth menyembunyikan pistolnya di balik jaket. "Aku akan menyandera dirimu sampai aku benar-benar merasa aman."
Shiho tidak mengatakan apapun. Dia bersikap tenang seolah tidak terjadi apapun atas dirinya.
Amuro melihat jam tangannya. "Ini sudah hampir tengah malam. Resepsionis itu mengatakan mereka akan keluar dari hotel tepat tengah malam." Dia duduk tenang di lobi hotel itu.
Akai berdiri di depan pintu masuk hotel. Sambil mengawasi bagian lobi. "Suara siapa yang aku dengar barusan. Tch... Setelah ini apa yang akan terjadi?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)
De TodoSetelah lepas dari bayang-bayang organisasi hitam Shiho Miyano kembali bisa hidup normal seperti biasa. Dia bisa kembali ke tubuh normalnya berkat beberapa kali percobaan yang di lakukannya. Kini dia kembali dengan kisah hidupnya. Kegelisahan hati a...