19

609 31 0
                                    

"Bagaimana ini terjadi? kenapa aku bisa kehilangan jejak Shiho?." Bertubi-tubi pertanyaan timbul di benak Amuro. Amuro mengingat kemarin saat Akai tersenyum ke arah kamera sambil bergumam. "Pria itu, kenapa dia bisa mengetahui gerakan Shiho?."

Amuro memeriksa kembali cctv yang di pasangnya. "Tidak ada pergerakan Shiho yang perlu di curagai, terakhir kali aku melihatnya saat dia..." Amuro berpikir sesaat. "Saat itu, wajahnya tersenyum."

"Do Re Mi..." ponsel Amuro berdering.

"Ya?." Amuro menerima panggilan masuk di ponselnya. "Ada apa?."

"Bos menanyakan keberadaanmu, dia memintamu kembali."

"Kenapa bisa seperti itu? Aku sudah meminta izin resmi darinya."

"Jangan bertele-tele lagi. ayo kembalilah..."

"Tapi aku..."

"Kami tunggu."

"Argh..." Amuro melemparkan ponselnya ke sofa. Dia melihat jemarinya gemetar. "Astaga... kenapa semua ini terjadi. Aaaaaaahhhh..."

Di markas besar PSB (Public Security Bureau).

Seorang wanita berambut pirang duduk di hadapan Amuro. "Haruskah aku memanggilmu Amuro? Bourboun? atau Rei?."

Amuro menundukkan kepalanya. "Apa yang anda perlukan?." Tanya Amuro yang tidak mengindahkan pertanyaan wanita itu.

"Rei, aku ini atasanmu." Wanita berpakaian ketat itu duduk mendekati Amuro, dia berbisik di telinga Amuro. "Aku juga adalah tunangan mu. Jangan lupakan itu."

"Jangan bawa masalah pribadi ke kantor." Amuro berkata dengan tegas.

"Oke, aku akan bersikap profesional." Wanita itu kembali ke mejanya. "Aku mendapatkan laporan bahwa kamu sedang mengawasi Shiho Miyano atau Sherry. Apa tujuanmu?."

"Aku ingin tahu apakah dia masih terlibat dengan Black Organization atau tidak." Jawab Amuro dengan tegas. "Lagi pula aku sudah mendapatkan izin dari Ayah..."

"Rei, aku adalah atasanmu sekarang, bukan Papaku lagi. Jadi kamu juga harus memberikan laporanmu kepadaku." Bentak wanita itu.

Amuro menelan ludahnya, tak bisa berkata apapun.

"Rei..." wanita itu berkata dengan lembut.

Rei mendekatinya lalu memeluk wanita itu. "Maafkan aku Ver..."

Di apartemen Amuro.

"Aku masih tidak bisa bergerak saat ini, wanita itu ada di sini." Pikir Amuro.

Ver yang mengenakan kemeja milik Amuro duduk di sebelahnya. "Rei, apa kamu mencintaiku?."

Amuro tidak menjawabnya, dia memeluk pinggang Ver lalu berkata. "Kita sudah bertunangan, apa yang perlu kamu khawatirkan?."

Ver mengecup pipi Amuro. "Ya, tentu."

"Ver, aku mau menyelidiki tentang Shiho kembali, apa kali ini kamu mau mengijinkanku?." Tanya Amuro.

Ver menatap wajah Amuro. "Aku takut kehilanganmu, aku takut kamu malah berbalik dan menyukai Shiho."

"Tidak mungkin." Amuro berkata dengan cepat. "Setelah semua ini selesai aku akan meminangmu."

Ver tersenyum lalu mendekap erat pria yang sangat di cintainya itu.

Hari itu juga setelah berpamitan dengan Ver, Amuro kembali bekerja.

"Aku tidak tahu lagi dari mana aku harus memulainya. Tapi aku harus mendapatkannya segera." Amuro mengendarai mobil miliknya.

Sementara itu di tempat lain.

Shiho melihat sebuah pemandangan dari atas menara. "Di sini sangat indah."

Akai memperhatikannya dari kejauhan.

Shiho menoleh ke belakang dengan perasaan cemas. "Aku merasa di ikuti," Pikirnya. "Aku tidak mau di ketahui siapapun, tidak mau di kenali siapapun." Pikirnya. "BO sudah tidak ada, apa perlu aku cemas?." Shiho terkulai lemas, dia kembali mengingat saat dia selalu merasa terancam saat BO masih ada. "Aku tidak mau merasakan perasaan itu lagi..."

"Deg... Deg... Deg..."

Degup jantung Shiho berdebar kencang.

"Hai... Sherry..." Suara wanita yang tidak asing di telinga Shiho, tiba-tiba muncul di hadapannya.

Tubuh Shiho gemetar ketakutan, matanya terbelalak seakan tidak percaya apa yang sedang di lihatnya. "Kamu... Ver..mo..."

Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang