23

1K 37 25
                                    

Shiho jalan berdampingan dengan Vermouth. Sesekali dia menghela nafas nya sambil membuang muka. Sudah enggan menatap wajah Vermouth.

"Ada apa?."

"Tidak. Hanya saja, aku sudah tahu akhir kisahku. Jika kamu mau lakukanlah dengan segera."

"Apa yang akan aku lakukan? Tutup mulutmu dan terus jalan. Aku akan melakukan apapun yang aku mau tanpa perintah dari mu." Bentak Vermouth.

Shiho berdiri di depan meja resepsionis. "Kami mah chek out."

"Ya, silahkan lakukan pembayaran dan tanda tangan di sebelah sini." Kata Resepsionis sambil menyerahkan selembar kertas pada Shiho.

Shiho melihat kertas itu, di baliknya dia melihat samar sebuah tulisan. "Aku akan menyelamatkan mu."  Shiho berpikir sejenak lalu dia menandatangi kertas itu. "Siapa yang akan di selamatkan? Aku? Hum, aku sudah tidak yakin akan keselamatan ku. Jika ya, aku akan di selamatkan aku akan menikahinya, tentu jika dia seorang pria." Pikir Shiho. "Vermouth tak akan membiarkan hal itu." Pikirnya lagi.

Setelah melakukan pembayaran Vermouth menarik tangan Shiho agar segera keluar dari hotel tersebut.

Amuro melihat keberadaan Shiho lalu dia mengikutinya dari belakang.

Akai yang berada di luar hotel pun bersembunyi sambil memantau pergerakan Vermouth. "Dia berani sekali menampakkan dirinya. Kali ini tanpa penyamaran." Akai mempersiapkan pistol nya, dia mengarahkan tepat di kepala Vermouth.

Vermouth bersama Shiho terus jalan, hingga mereka memasuki gedung yang sudah lama tidak terpakai. Gedung itu tidak jauh dari hotel tempat mereka menginap.

"Aku tidak bisa jalan lebih jauh lagi." Pikir Vermouth.

Amuro yang mengawasi mereka berdiri cukup jauh sementara Akai mengawasi dari gedung di sebrang nya. Dengan segera ia mempersiapkan senjata laras panjangnya lalu membidik ke arah Vermouth."

Vermouth membuka boks yang ada di depannya. Lalu dia mengenakan jaket yang ada di dalam boks itu.

"Sepertinya dia sudah mempersiapkan boks itu." Pikir Shiho. Sambil mengenakan jaket itu Shiho bergumam. "Bom?."

"Ya. Itu bom." Vermouth membenarkan nya. "Pemicunya ada padaku. Aku tahu Bourbon sedang mengawasi kita." Vermouth berdiri lalu berteriak. "BOURBON KELUAR LAH."

"Bourbon?." Pikir Shiho.

"Aku akan menekan pemicu ini. Dan kita akan mati bersama." Vermouth bicara sambil tertawa.

"Wanita ini sudah gila." Pikir Shiho.

"Bourbon..."

Amuro tidak menampakkan dirinya. "Apa yang dia rencanakan?."

"DOR." Sebuah tembakan dari Vermouth mengenai Shiho tepat di kaki kanannya.

"A..." Shiho hendak terjatuh lalu segera di tangkap Vermouth.

"Jangan jatuh. Jika jatuh bom itu akan aktif." Bisiknya.

"Dia benar-benar gila." Pikir Shiho. Sambil menahan kesakitan Shiho berdiri bersandar di tembok.

Akai sudah membidik tinggal menekan pelatuknya saja, namun dia bersabar menunggu apa yang akan di lakukan Amuro.

Amuro keluar dan mendekati Vermouth sambil mengangkat tangannya.

"Lemparkan pistol mu." Titah Vermouth.

Amuro mematuhi perintah wanita yang menjadi partner ya di black organisasi.

Pistol itu di ambil Vermouth lalu dia memberi isyarat agak Amuro bersujud.

Lagi-lagi Amuro menuruti perintah Vermouth.

Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang