20

608 30 4
                                    

Beberapa meter dari tempat Shiho beridiri.

"Aku sudah menemukannya. Dari jarak ini akan aman jika aku mengawasi dia." Gumam Akai. Dia mengingat kemarin saat Shiho keluar dari apartemen itu. "Seharusnya dia sudah bergerak saat ini."

Akai memperhatikan ada wanita yang mendekati Shiho.

"Vermouth..." Shiho terkejut saat melihat salah satu anggota BO ada di hadapannya. "Memang aku dapat kabar bahwa dia tidak tertangkap pihak FBI, tapi kenapa dia... kenapa dia ada di sini?."Pikir Shiho.

"Wanita itu... aku tidak bisa bertindak sekarang." Akai mengepalkan tangannya. "Aku akan memantaunya, jika salah melangkah nyawa Shiho akan terancam."

"Sherry, ikutlah denganku." Vermouth wanita berambut panjang itu mendekati Shiho sambil menodongkan pistol yang di sembunyikan di balik jaketnya.

Shiho melihat pistol itu. Jarak mereka sangat dekat hingga Shiho bisa merasakan nafas Vermouth yang memburu. "Dia, terengah-engah." Pikir Shiho.

"Cepat!."

Shiho berdiri tepat di samping Vermouth.

"Pergi ke hotel A. sewakan satu kamar atas namamu untuk tiga malam." Kata Vermouth tanpa menurunkan senjatanya.

Shiho mengangguk.

Mereka menaiki taxi.

"Kemana?." Tanya supir Taxi.

"Hotel A." Jawab Vermouth dengan cepat.

"Baiklah."

Dari belakang Akai pun memberhentikan taxi dan memerintahkan supir taxi untuk mengikuti taxi yang ada di depannya.

"Ve.."

"Jangan banyak bicara." Bentak Vermouth.

Shiho melihat Vermouth berkeringat. "Ada apa dengannya?." Pikirnya.

Setibanya di Hotel A, Shiho bergegas memesan kamar atas nama dirinya, seperti yang di minta Vermouth.

Di dalam kamar hotel.

"Aku sudah melakukan permintaanmu, bisakah kamu melepaskanku?." Tanya Shiho. "Permintaan ini jelas bodoh tapi tidak ada salahnya aku bertanya." Pikir Shiho.

Vermouth terbaring di lantai. "Uhuk... uhuk..."

Shiho hanya menatap Vermouth.

"Jika kamu pergi dari sini, dan aku mati di sini. Aku lah yang menang. Kamu akan di cari karena melakukan pembunuhan kepadaku." Vermouth membalikkan tubuhnya sambil tersenyum.

"Licik." Gumam Shiho,

"Bantu aku, baringkan aku di kasur." Titah Vermouth.

Shiho mau tidak mau melakukan perintah musuhnya itu.

"Hum... huft..." Setiap helaan nafas Vermouth terasa di telinga Shiho.

"Jika tidak ada permintaan lagi bisakah aku..."

"Kamu tidak boleh keluar dari kamar ini." Kata Vermouth.

Shiho mengepalkan tangannya. "Aku bisa saja keluar dari tempat ini, tappi Vermouth licik. Dia terluka parah dan membuat ancaman itu." Pikir Shiho. "Dia sakit apa ya? Sedari tadi dia memegang perutnya. Lagi pula, tadi sebelum ke sini dia meminta supir taxi berhenti di apotek dan memintanya membeli peralatan p3k." Shiho melihat peralatan p3k di tangannya. "Ini aku taruh mana?."

Vermouth dalam posisi duduk meminta Shiho menaruh perlatan itu di dekatnya.

Shiho memperhatikan wanita yang ahli menyamar itu membuka bajunya. "Darah?."

Dengan terampil Vermouth menutup lukanya itu lalu mengikat dengan kain kasa. "Luka lama ini, kenapa terbuka lagi?." Pikir Vermouth. Dalam ingatan nya ada Ran yang sedang di peluk Shinchi. "Angel." Gumamnya.

"Angel?."

"Cih..." Vermouth mencibir katanya. "Aku akan membunuhmu jika kamu keluar dari kamar hotel ini."






Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang