“Perasaan apa ini?.” Pikir Shiho. Dia memegang dadanya. “Organisasi hitam?.” Pikirnya. “Aku harus cepat keluar dari sini.” Shiho melangkahkan kakinya dengan cepat namun dia tidak bisa menahan tekanan yang di rasakannya. “Itu pintu keluarnya. Aku harus...”
“Nona... Nona... Anda baik-baik saja?.”
Beberapa saat kemudian.
“Apa yang terjadi? Kepalaku pusing.” Shiho memegang kepalanya.
“Kamu baik-baik saja?.” Tanya seorang pelayan supermarket.
Shiho mengangguk. “Ah, aku ingat. Barusan aku merasakan kehadiran anggota organisasi Hitam.” Pikir Shiho.
“Adakah saudara nona yang bisa menjemput anda?.” Tanyanya.
“Tidak. Aku bisa pulang sendiri.” Jawab Shiho.
Pelayan supermarket itu mengangguk. “Aku antar sampai depan.”
Shiho pulang dengan menggunakan taksi.
Di apartemen Shiho.
“Apa ada yang mengikuti ku?.” Tanya Shiho. Tubuhnya masih gemetar saat memikirkan hal itu. Dia melihat pantulan dirinya di hadapan cermin. “Apa aku terlalu paranoid?.”
Sementara itu di supermarket.
“Apa tadi seharusnya aku melihat kerumunan orang tadi?.” Pikir Akai. “Sudah. Jangan di pikirkan. Aku harus mencari Shiho Miyano.” Pikirnya lagi. Dia melihat buku catatannya. “Di dekat sini pun ada sebuah apartemen yang pernah di sewa Akemi. Aku akan memeriksanya nanti.”
Sebuah mobil melintas di hadapan Akai.
“Mazda RX7. Mobil yang tidak asing.” Gumam Akai namun dia tidak tertarik untuk mengikuti kemana perginya mobil itu.
Mobil putih itu berhenti tepat di belakang apartemen Amuro.
Amuro yang memakai tongkat itu berdiri di depan mobil itu. “Kenapa kamu memakai mobilku?.” Amuro kesal karena mobil kesayangannya di pakai orang lain. “Ada apa?.”
Wajah rekan Amuro terlihat seperti sedang terkejut. Dia sesekali melihat ke belakang.
“Ada yang membututi mu?.” Tanya Amuro.
Dia menggelengkan kepalanya. “Hanya saja aku seperti melihat Akai di sekitar sini.”
“Akai? Shuuichi Akai?.”
“Aku tidak yakin?.”
“Kenapa dia ada di Beika? Apa ada pergerakan dari sisa anggota organisasi Hitam? Astaga aku tidak mau bertemu dengannya saat ini!.” Rasa kesal terdengar dari suara Amuro. “Dia adalah pembunuh.” Pikirnya.
“Sudah. Aku datang ke sini bukan untuk membahas itu.” Kata rekan Amuro.
“Lalu?.”
“Sampai kapan kamu akan mengikuti Sherry?.”
“Sampai kapan? Sampai aku tahu kemana dia akan pergi dan apa yang sedang di carinya.”
“Zero. Ada hal yang lebih penting dari ini. Organisasi hitam, saat ini kami sedang menyelidikinya. Dan ada tanda-tanda pergerakan mereka.”
“Hah?.” Amuro mengernyitkan dahinya.
“Reaksi yang bagus.” Rekan Amuro itu tersenyum sinis. “Ada yang melihat seseorang seperti Vermouth di jalan menuju Beika. Yang menjadi saksi mata adalah salah satu dari tim khusus yang kita miliki. Tim ini di bentuk untuk menyelidiki tentang Vermouth.”
“Wanita itu. Dia sangat lihai.” Amuro menyandarkan tubuhnya di tembok. “Selain itu ada hal yang lain lagi?.”
“Saat ini hanya itu. Dan aku cuma mau mengingatkan kamu, jangan terlalu dekat dengan Sherry. Kamu bisa jatuh cinta padanya.”
“Tidak.”
“Aku hanya memperingati kamu.” Rekan Amuro itu masuk ke dalam mobil sambil berkata. “Aku tidak mau kesalahan yang sama terjadi padamu.”
Amuro melihat kepergian temannya itu. Dia terdiam di sana beberapa saat, memandangi matahari terbenam dari tempatnya berdiri. “Kesalahan yang sama ya? Hem... Aku tidak akan.”
Akai menyusuri jalan menuju sebuah apartemen yang ada di catatannya. “Harusnya sudah dekat.” Gumamnya. Dia melihat lagi mobil Mazda RX7 itu melintas. “Mobil putih itu lagi. Aku merasa tak asing dengan mobil itu.” Tapi pikirannya buntu, dia tidak mengingat siapa yang mengendari mobil itu. “Lupakan saja.” Pikirnya.
Amuro kembali ke kamarnya. Butuh waktu cukup lama hingga dia bisa kembali ke kamarnya. “Kruk ini membuatku tak bebas berjalan.” Gerutu Amuro.
Shiho berdiri di depan kamarnya. Dia melihat sebentar ke arah Amuro namun dia melengos seolah tak melihatnya.
“Dia mengacuhkan ku.” Gumam Amuro. Amuro terus menatap pintu apartemen Shiho yang sudah tertutup. “Aku jatuh cinta padanya? Tidak mungkin.” Gumamnya.
Shiho mengurung diri di kamarnya selama beberapa hari. “Aku harus pergi. Untuk apa aku di sini? Aku tidak menemukan apa pun di kamar itu.” Shiho masuk ke toilet. “Ini seperti de Javu.” Gumamnya. “Toilet. Apa ada di sana?.”
Akai berdiri di sebuah gedung apartemen. Dia berbicara dengan pengurus apartemen itu.
“Ya. Kamar apartemen dengan nomor yang anda sebutkan sudah di sewa sejak beberapa bulan lalu.”
“Apa dia seorang wanita?.” Tanya Akai.
“Tidak. Dia adalah seorang pria.”
“Bagaimana penampilannya?.”
“Kenapa anda mempertanyakan hal itu?.” Pengurus itu mulai tidak nyaman dengan pertanyaan Akai.
“Maaf.” Ucapnya lalu di hendak pergi.
“Jika anda mencari wanita. Dia baru saja menyewa apartemen di depan apartemen yang anda temukan itu?.” Kata Pengurus. “Di depan kamar 135 adalah kamar 350. Ada wanita yang menyewa di sana.”
Akai tertarik dengan ucapan si pengurus apartemen. Dia berbalik lalu berdiri di hadapannya. *Apa dia seorang wanita muda?.”
Si pengurus apartemen itu memasang wajah liciknya. “Aku tidak menjamin dia adalah wanita yang kamu cari?.”
Akai mengeluarkan beberapa lembar uangnya.
“Anda bisa menyewa di ruang sebelah kamar 135.”
“Terima kasih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)
RandomSetelah lepas dari bayang-bayang organisasi hitam Shiho Miyano kembali bisa hidup normal seperti biasa. Dia bisa kembali ke tubuh normalnya berkat beberapa kali percobaan yang di lakukannya. Kini dia kembali dengan kisah hidupnya. Kegelisahan hati a...