Kediaman Profesor Agasa.
Shiho duduk di depan meja komputernya. Tatapan mata nya kosong, walaupun jarinya memainkan mouse komputer.
“Tok... Tok... Tok...”
“Masuk saja.” Kata Shiho seakan enggan bicara.
Jodie masuk ke dalam kamar anak gadis itu. “Sayang, besok kita refresing ya. Kamu siapkan keperluanmu. Bawa pakaian yang cukup untuk dua atau tiga hari.”
“Mendadak sekali.” Shiho melihat wajah Jodie yang begitu semangat. “Aku kan sekolah besok.”
Jodie menggoyangkan jari telunjuknya. “Aku sudah meminta ijin kepada guru mu dan besok pagi-pagi sekali kita akan berangkat. Kemana? Itu rahasia. Aku dan kamu. Kita akan sedikit berpesta di sana.” Jodie tersenyum sumringah.
“Kamu mengenal guru ku?.”
“Bukan kepada gurumu. Aku sudah meminta ijin kepada kepala sekolahmu. Hahaha... Aku mantan guru terbaik di sana.”
“Guru terbaik?.” Shiho mengerutkan dahinya. “Sulit di percaya.”
Jodie mengelitiki pinggang Shiho. “Jangan menggoda ku.” Katanya.
“Hahaha... Hentikan...” pinta Shiho sambil menahan dirinya dari rasa geli.
“Sudah... Aku sudah lelah.” Jodie duduk di kursi. “Tidurlah, besok kita akan berangkat.” Katanya.
Shiho mengangguk.
“Selamat tidur sayang.” Jodie mengelus dahi Shiho.
Shiho tersenyum tipis.
Seolah menjadi kebiasaan bagi Jodie saat malam tiba. Dia akan mengelus dahi Shiho sambil mengucapkan selamat tidur. Seakan ingin menyatakan diri bahwa dia mengasihi Shiho.
Esokan harinya.
Shiho membawa keluar tas berisi pakaiannya. “Tidak perlu bawa banyak, cukup untuk tiga hari.” Gumam Shiho. Langkah kakinya terhenti saat dia melihat Shinichi dan Ran yang sudah siap dengan tas dan koper mereka. “Kalian?.” Shiho melihat ke arah Jodie.
“Ya. Mereka memaksa ikut.” Jodie mengangkat bahunya. “Ya. Jadi aku ajak sekalian.”
“Jo...”
“Ayolah Shiho. Jika berpesta tidak akan asik jika hanya dua orang yang pergi.” Sela Shinichi sambil merangkul bahu Shiho.
Shiho menjauh dari Shinichi lalu mendekati Jodie. “Apakah tidak apa-apa jika kita membawa pria mesum bersama kita?.”
“Pria mesum?.” Shinichi mengepalkan jemarinya.
“Pria mesum? Dia? Hahaha... Shiho, dia hanya anak kecil yang haus kasih sayang.” Ledek Jodie.
“Bu guru Jodie.” Shinichi gantian mendekati Jodie.
Ran menarik tangan Jodie. “Kamu mau apakan Bu Jodie?.” Ran menggertak.
Shinichi mundur perlahan. “Tidak. Tidak akan ada yang ku lakukan.”
“Sudah... Sudah ayo kita berangkat.” Ajak Jodie.
Mereka pun berangkat menggunakan mobil Mercedes nya.
Di dalam perjalanan seperti biasa, yang di lakukan Shinichi adalah menonton siaran berita di ponselnya. Sementara Shiho menutup matanya, menenangkan diri agar bisa tertidur pulas. Dan Ran yang duduk tepat di belakang Jodie hanya memperhatikan pemandangan yang mereka lalui.
“Ada berita apa Kudo? Kamu sampai memperhatikan dengan begitu serius?.” Tanya Jodie sambil menyetir mobilnya.
Shunichi menjawab. “Kasus perampokan di kediaman keluarga Suzuki. Yang di ambil bukan permata, tapi hanya selembar foto lama. Tapi pemberitaannya jadi menghebohkan karena foto itu adalah milik paman Sonoko.”
“Oh. Kakek yang selalu menantang Kaito Kid?.”
“Iya.” Shinichi memperhatikan tampilan di ponselnya. “Jelas ini bukan Kid yang melakukannya. Tapi apa tujuan perampokan itu?.”
“Jika di sebut perampokan itu sangat hiperbola, mungkin hanya pencurian biasa.” Kata Jodie.
“Ya, mungkin.” Gumam Shinichi.
Dalam rasa kantuknya, Shiho masih bisa mendengar sayup suara Shinichi dan Jodie yang sedang bicara. “Mereka benar-benar akrab.” Pikir Shiho. “Kakak, aku merindukanmu. Aku ingin merasakan lagi bagaimana rasanya bicara denganmu.” Air mata mengalir di pipi Shiho.
Jodie menghentikan pembicaraan nya dengan Shinichi saat dia menoleh ke arah Shiho. “Apa dia memimpikan kakaknya?.” Pikir Jodie. Dia menoleh sebentar ke belakang. Di lihatnya Shinichi sedang asik dengan ponselnya, lalu Jodie menyeka air mata Shiho dengan jarinya. “Shiho sayang. Aku akan selalu menemani mu.” Pikirnya. “Aku akan menghiburnya nanti.”
Setelah beberapa jam perjalanan.
“Kita sudah sampai.” Kata Jodie sambil keluar dari mobil.
Pemandangan yang di lihat pertama kali adalah pantai dengan pasir putih yang indah serta laut yang biru.
“Pantai?.”
Jodie menundukkan badannya. “Ayo Shiho Chan. Kudo dan Ran sudah turun dari mobil.”
Wajah Shiho menunjukkan bahwa dia sedang merasa tidak nyaman. “Kamu duluan saja.” Katanya.
Jodie pun menyusul Shinichi dan Ran yang sedang duduk di pantai.
Di dalam mobil Shiho sedang membaluri dirinya dengan lotion tabir surya. “Aku tidak suka pantai.” Gumamnya. Lalu dia keluar dari mobil dengan menggunakan jaket berkerudung.
“Shiho, penampilan macam apa itu?.” Tanya Jodie
Shiho enggan menatap mata Jodie.
“Ini kan pantai sayang. Kenapa kamu menutup tubuhmu dengan jaket?.” Jodie protes dengan penampilan Shiho.
“Tapi aku...”
“Dia ingin menutup dirinya, karena tidak ada yang bisa dia tonjolkan...”
Ran dengan cepat meninju perut Shinichi.
“Aw...” Shinichi merintih kesakitan. “Ran...”
Jodie membawa Shiho dan Ran masuk ke penginapan. Lalu di kamar.
“Pakai ini.” Jodie memberikan swimsuit kepada Shiho.
“Aku tidak mau memakainya.” Shiho langsung menolak.
“Ran... Bantu aku.” Titah Jodie.
Ran tersenyum menanggapi permintaan Jodie. Ran membantu Jodie memakaikan swimsuit.
“Ini one piece swimsuit. Bukan bikini. Kenapa kamu menolaknya.” Kata Jodie setelah dia berhasil memakaikannya kepada Shiho.
Warna muka Shiho merona kemerahan. “Aku tidak suka...”
Ran dan Jodie saling memandang lalu tersenyum puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shiho Miyano : Pria dari masa lalu (TAMAT)
RandomSetelah lepas dari bayang-bayang organisasi hitam Shiho Miyano kembali bisa hidup normal seperti biasa. Dia bisa kembali ke tubuh normalnya berkat beberapa kali percobaan yang di lakukannya. Kini dia kembali dengan kisah hidupnya. Kegelisahan hati a...