chapter 4

2K 74 0
                                    

Bruk
Bruk
Bruk
Prak.....

Pintupun terbuka dan ternyata Regina sudah terbaring tak sadarkan diri di lantai dengan matanya yang sudah sembab akibat menangis.

"Regina...... Regina....... Duh....... Lo bangun donk!" Ucap Revaldo sambil menepuk-nepuk pipi Regina

"Revaldo ayo kita bawa dia ke UKS!" Ucap Pina

"Yaudah ayo!" Jawab Revaldo sambil menggendong Regina

UKS

"Revaldo lo jagain Regina ya. Gue sama yang lain bakalan nyari makanan dan obat buat Regina dulu OK!" Ucap Wila saat Regina sudah terbaring di atas bangsal UKS itu

"Kami ikut ya!" Ucap Rian yang di angguki oleh Wila

Semua orang telah keluar dari ruangan UKS itu, dan sekarang cuma ada Regina dan Revaldo berdua.

"Gin...... Regina....... Kamu bangun donk. Jangan bikin aku panik gini donk!" Ucap Revaldo lirih sambil mengelus tangan Regina. Namun, hal itu sia-sia Regina belum juga mau sadar

"Gin....... Sayang........ Bangun donk!" Ucap Revaldo lirih. Tak terasa setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Revaldo

"Sayang, aku minta maaf ya, gara-gara aku kamu kayak gini, maafin aku ya!" Ucap Revaldo sambil menangis.

Wow, tak dapat di percaya seorang Revaldo Zany Wiliam menangis di depan seorang wanita dan wanita itu adalah tunangannya yang ia kira sudah tiada.

Namun, ternyata tuhan masih sayang kepadanya dan mengembalikan Regina kembali di sisinya,disampingnya dan ia berjanji tidak akan membuat hidup Regina sengsara lagi, tidak akan.

Revaldo merasakan pergerakan kecil dari tangan Regina. Perlahan tapi pasti mata Regina mulai terbuka dan sekarang mata Regina sudah terbuka sepenuhnya.

"Nnnnggggg, Revaldo lo kok ada di sini?" Tanya Regina dengan wajah yang masih sangat pucat

Revaldo tak menjawab malah menatap Regina dengan tatapan marah dan khawatir.

"Lo kok liatin gue kayak gitu banget sih?" Tanya Regina cemas akibat ia merasa tidak pernah berbuat salah sebelumnya

"Kenapa, emang gue ngak boleh marah?" Tanya Revaldo dengan kesal

"E......e...... Emang nya gue salah apa ya?" Tanya Regina takut-takut

"Lo kenapa ngak bilang sih kalau lo punya penyakit hahhhhh?" Tanya Revaldo sambil mencubit pipi Regina

"Aduh...... Yevas...... Yevas......!" Ucap Regina sambil memukul tangan Revaldo

Revaldo pun melepaskan cubitannya dan menatap Regina.

"Sekarang jawab!" Perintah Revaldo

"Lagian, apa salahnya kalau gue ngak ngasih tau lo, lawong lo bukan siapa-siapa gue!" Ucap Regina

"Ooooohhhhhh, jadi gue bukan siapa-siapa lo?" Tanya Revaldo sambil menggelitiki Regina

"Ha...... Ha........ Ha......... Revaldo,berenti!" Ucap Regina sambil berusaha menghindar namun, tak berhasil.

"Ayo, bilang lagi kalau gue bukan siapa-siapa lo!" Ucap Revaldo sambil masih menggelitiki Regina

"Ampun....... Ampun, Revaldo. Iya, iya gue minta maaf!" Ucap Regina

Revaldo pun melepaskan gelitikannya dan menatap Regina lagi.

"Sekarang jawab,lo sakit apa sih?" Tanya Revaldo

"Eeemmm..... Cari tau sendiri!" Ucap Regina sambil berdiri dan berlari.

Namun, baru beberapa langkah kepalanya terasa kembali sakit dan saat Regina hampir jatuh, Revaldo langsung dengan sigap menangkap tubuh Regina.

Regina yang tidak merasakan sakit kemudian membuka matanya dan......

"Yaampun...... Kok gue bisa hampir jatuh gini sih, malah Revaldo nangkep gue lagi!" Batin Regina

Cukup lama mereka bertatapan hingga.....

"Ehem..... " deheman orang-orang  mengejutkan mereka

Dengan cepat Regina dan Revaldo memperbaiki posisi mereka dengan canggung.

"Hehhhhhh, orang udah cemas-cemas eh, orangnya malah romantis-romantisan di sini!" Ledek Nada membuat semua orang menahan ketawa mereka

"Diem lu!" Ucap Regina

"Heh!, kalau mau ketawa, ketawa aja!" Ucap Revaldo membuat semua orang tertawa terbahak-bahak

"Hahaha....... " Tawa mereka semua sedangkan Revaldo dan Regina menatap teman-teman mereka heran

                                 Bersambung

Vampire Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang