-Kau tahu filosofi bunga lotus?-
Era Joseon, Bulan Purnama, Juli 1431 M.
Matanya melirik ke sana ke mari, memantau keadaan sekitar dengan seksama. Pupilnya bergerak cepat diiringi dengan langkah penuh kehati-hatian menuju sebuah dinding yang cukup tinggi. Lelaki muda berpakaian khas bangsawan itu kembali menoleh ke segala arah, berharap tak ada yang melihat tingkahnya saat ini.
"Tak ada siapapun. Aman!" serunya dalam hati.
Ia lalu menatap tumpukan tembikar yang berada di sana, lalu tersenyum penuh arti. Lelaki itu bergerak memindahkan tembikar-tembikar itu dengan pelan dan tanpa suara, hingga beberapa saat kemudian terlihat lubang cukup besar menganga lebar. Ia tampak menarik napas pelan kemudian mulai merangkak melewati lubang, lelaki itu tampaknya tak peduli dengan debu tanah yang akan mengotori pakaian mahal yang ia kenakan. Satu yang ia pikirkan, yaitu pergi tanpa ketahuan oleh siapapun.
Setelah tiba, ia langsung berdiri dan menepuk-nepuk pakaian miliknya. Kepalanya lalu menoleh menatap lubang besar itu dan mulai memikirkan bagaimana cara menutup lubang itu saat ini juga. Lelaki itu menatap sekitarnya, hari yang sudah gelap tak membiarkannya memastikan benda-benda yang berada di sana.
Ia kembali menghela napas kasar, "Siapa peduli dengan lubang itu sekarang?" ujarnya lalu berjalan menjauh dari tempat itu.
.
.
.
-Apa kau menyukai bunga lotus?-
__The White Lotus Chapter 1 "Breath"__
Semilir angin musim panas menerbangkan surai gadis kecil berumur tiga belas tahun yang kini tampak bahagia menghampiri setiap toko perhiasan ataupun makanan di sana. Festival malam purnama yang tak setiap saat diadakan, menjadi momen yang tak akan dilewatkan oleh gadis itu.
"Nona, jangan berjalan secepat itu!"
Gadis itu berhenti lalu menoleh menatap gadis yang hampir seumuran dengannya tampak kelelahan mengikutinya.
"Kau sangat lambat, Eunbi-ah!" ujarnya dengan wajah kesal yang ia buat-buat.
"Nona Yein terlalu bersemangat," balasnya tak kalah kesal.
Yein hanya memasang wajah cemberutnya lalu mengalihkan pandangan ke tempat lain, matanya memandang sebuah tempat yang menjajakan aksesoris-aksesoris wanita yang tak jauh dari tempatnya berada. "Kita ke sana!" ujarnya membuat Eunbi harus menghela napas kembali sebelum mengikuti Yein.
Yein kini tampak serius memandang berbagai macam aksesoris cantik nan indah itu dengan mata yang berbinar.
"Mana yang cantik, Eunbi-ah?" gadis pelayan itu tampak memperhatikan dengan seksama, hingga pilihannya jatuh Daenggi –hiasan pita yang biasa dikenakan pada ujung kepangan rambut- berwarna merah muda lembut.
"Ini sangat cantik nona. Sangat cocok untuk nona!"
Yein berbalik tersenyum menatap Eunbi, "Aku menyuruhmu memilih bukan untukku, tapi untukmu," ujarnya lalu mengambil Daenggi itu. "Berapa harga untuk ini?"
"Dua keping perak nona!"
Yein menganggukkan kepalanya, ia kembali memerhatikan barang-barang di sana lalu beberapa saat kemudia tangannya bergerak mengambil Dwikkoji –hiasan rambut- berbentuk bunga lotus dengan warna biru yang sangat menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Lotus ✅
Random[HISTORICAL FANFICTION] Saat kami berpikir bahwa cinta itu luar biasa indah, ternyata cinta itulah yang membuat kami terperosok begitu dalam ke lubang derita. "Aku adalah musuh Anda, seseorang yang menghunuskan pedang pada Anda." "Saat pedang itu b...