14. Side Story (I)

2.1K 428 30
                                    


Kau menyesal?

Iya aku menyesal. Tapi walaupun aku menyesal, bisakah waktu berputar kembali?

Tentu saja tidak.

Jadi apa yang harus kulakukan?

Tidak ada

.

.

__The White Lotus Chapter 14 "Side Story (I)"__

Ibukota Joseon, Musim Gugur 1420 M.

Anak kecil berumur lima tahun itu tak henti-hentinya menangis memandang makanan yang diberikan kakaknya beberapa saat lalu kini direnggut oleh anak-anak lainnya dengan paksa. Ia menginginkan makanan itu dan baru mencicipinya sedikit. Matanya yang sembab menatap sekitar mencari keberadaan kakaknya yang pergi entah kemana.

"Kau mencari kakakmu? Dasar pecundang, selalu saja berlindung di balik punggung!" anak lelaki itu –Kim Taehyung– memandang anak lelaki berpostur gemuk yang baru saja berbicara padanya.

"Bukankah kau lebih pecundang? Selalu menindas anak-anak yang lemah!" ucapan Taehyung sontak membuat anak itu emosi. Anak lelaki tadi tampak mendekati Taehyung dan mendorong Taehyung kecil hingga ia terjatuh. Taehyung meringis kesakitan, ia lagi-lagi menangis.

"Berani sekali kau melawanku? Aku ini anak seorang pedagang dan kau hanya anak rakyat jelata."

"Kalau begitu kenapa kau mengambil makananku? Bukankah kau punya banyak uang? Kenapa mengambil makanan orang miskin sepertiku?"

"Kau-"

Anak lelaki itu bersiap untuk menendang Taehyung, namun gerakannya ditahan oleh seorang anak lain yang usianya lebih tua darinya.

"Sudah kubilang berapa kali. Berhenti mengganggu adikku!" ucapnya dengan nada dingin.

Anak lelaki itu menegakkan tubuhnya menatap Seokjin yang jauh lebih tinggi darinya, "Memangnya kenapa. Kau ingin memukulku?"

Seokjin menggeleng, "Untuk apa aku mengeluarkan tenaga memukul orang bodoh sepertimu?"

"Kau-"

"Pulanglah ke rumahmu atau aku bisa memberitahukan kepada semua orang kalau anak seorang pedagang terkenal ternyata mencuri makanan rakyat jelata. Pasti ayahmu sangat malu," ujar Seokjin. Anak lelaki itu hanya menggeram sebentar lalu pergi dari sana.

Seokjin menghela napas pelan, ia menoleh menatap adiknya yang terjatuh. Tak lama kemudian ia berjongkok lalu menatap wajah adiknya yang penuh air mata. Tangan mungilnya menghapus airmata Taehyung dengan lembut, ia kemudian menyunggingkan senyum menenangkannya.

"Ingat. Kakakmu ini akan selalu melindungimu."

Taehyung mengangguk mengerti.

"Ayo pulang! Ibu pasti memasak, kau lapar 'kan? Lain kali, aku akan mencarikan kesemek untukmu lagi."

Taehyung lagi-lagi mengangguk, ia akhirnya berdiri dibantu oleh Seokjin. Mereka beranjak pergi dari gang kecil itu.

.

.

.

"Kami tidak sudi untuk memberikan lahan kami pada kalian!" suara itu terdengar di telinga Seokjin, ia menghentikan langkahnya dan sedikit mengintip ke dalam rumah sederhananya. Ia bisa melihat beberapa orang berpakaian prajurit tampak bersitegang dengan Ayah dan Ibunya.

The White Lotus ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang