21. Side Story (III)

1.9K 367 41
                                    

Kami mencari keadilan dalam kobaran api

Ingin mendekat namun takut terbakar

Tapi jika menjauh keadilan itu akan lenyap

.

.

.

Tak ada yang salah dari kami. Yang salah adalah keadaan yang mendesak dan orang-orang yang biadab.

__The White Lotus Chapter 21 "Side Story (III)"__

"Anak saya sedang sakit tuan, tolong kasihanilah saya!" pintanya dengan penuh permohonan. Sedangkan lelaki yang dimintai tolong hanya bersikap angkuh dan hendak memasuki kembali kamarnya, namun lelaki berumur 40an tahun yang tadi memohon mencoba menghentikan dengan memegang pergelangan kaki lelaki angkuh itu.

"Baiklah, akan kupinjamkan uang. Tapi bayar dua kali lipat setelahnya!"

"Baiklah tuan, yang penting anak saya bisa selamat. Terima kasih tuan, terima kasih!"

Park Kiseup mengeluarkan beberapa keping koin dari dalam bajunya dan melemparkannya kepada lelaki itu hingga beberapa koin berceceran di tanah. Dengan pasrah lelaki tadi memungutnya membiarkan Park Kiseup pergi dari sana.

Ia menghela napas panjang, menjadi rakyat miskin yang selalu direndahkan oleh kaum bangsawan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia tahu meminjam uang bukanlah penyelesaian yang baik, namun keselamatan anaknya adalah hal yang lebih penting untuk saat ini.

Lelaki itu beranjak berdiri lalu dengan segera pergi dari tempat itu. Anaknya sudah menunggu.

.

.

.

Ia mengamati raut wajah lelaki di hadapannya intens mencoba menebak ekspresi lelaki yang berprofesi sebagai tabib itu.

"Bagaimana keadaan anak saya, tuan?"

"Dia mengalami cacar, saya akan memberikannya ramuan untuk menurunkan demamnya terlebih dahulu."

Lelaki itu mengangguk mengerti, "Baiklah tuan, terima kasih."

Ia kemudian menatap anaknya yang tertidur gelisah, "Namjoon-ah, cepatlah sembuh, nak!"

__The White Lotus__

Suara gesekan pedang beradu, anak lelaki berumur 12 tahun itu kini memandang intens adiknya dan Yoongi yang saling beradu kekuatan.

"Taehyung-ah! Perhatikan langkahmu!" teriak Seokjin dan dibalas anggukan kecil dari anak berumur 9 tahun itu.

Taehyung bekerja keras untuk mengalahkan Yoongi walaupun lelaki dihadapannya lebih tua dua tahun darinya. Kakaknya sudah melatihnya sejak umur lima tahun, ia tak akan menyerah untuk mengalahkan Yoongi yang baru dua tahun belakangan ini memegang pedang. Namun sia-sia saja, saat ini Yoongi telah berhasil membuat pedangnya terjatuh ke tanah. Lelaki yang tak banyak bicara itu memang sangat cepat belajar, terlebih Taehyung yang terkadang masih kesulitan membawa pedang yang cukup berat itu.

"Kalah lagi?" Yoongi menaikkan alisnya menantang membuat Taehyung menunjukkan wajah masamnya.

"Aku tak akan kalah lain kali!"

Yoongi mengangguk menunjukkan wajah datarnya, "Akan aku tunggu! Kau harus benar-benar bisa menang lain kali!"

Yoongi kemudian menoleh menatap Seokjin, "Aku ingin ke pasar ibukota setelah ini!"

The White Lotus ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang