part 22

270 14 2
                                    

Antara Cinta dan Sahabat

Bastian terus mencari (Namakamu) yang tadi ijin pergi kekantin untuk membeli minum.

Namun sampai saat ini (Namakamu) tak kunjung kembali dan itu membuat Bastian khawatir.

Bastian sudah mencari (Namakamu) kesana kemari,dari mulai kantin,perpus,ruang musik,lab komputer,lab kimia,bahkan sampai kekamar mandi wanita pun sudah Bastian datangkan.

Namun ia tak menemukan gadis itu,ah iya Bastian belum mendatangi taman belakang sekolah.

Dengan segera Bastian lari ke taman belakang sekolah.

Semoga saja gadis itu ada disana.dan benar setelah Bastian sampai di taman belakang sekolah.

Bastian melihat (Namakamu) yang sedang duduk di kursi taman belakang sekolah yang mengahadap danau.

Dengan segera Bastian pun menghampiri (Namakamu).

Bastian pun duduk disamping (Namakamu) "lo kemana aja sih,(Nama). Gue udah cari-cari lo kesana kemari,eh gatau nya lo malah disini"

(Namakamu) hanya diam. Ia tak menanggapi ucapan Bastian.

"hei gue lagi bicara sama lo tau" tetap sama (Namakamu) hanya diam.

Bastian pun memegang dagu (Namakamu) bermaksud agar (Namakamu) bisa melihat dirinya dan begitu pun sebalik nya.

Yang pertama kali Bastian lihat adalah air mata (Namakamu).

Kenapa lagi gadis ini? Kenapa semenjak ada masalah sama Iqbaal,(Namakamu) gampang sekali menangis.

Dengan segera Bastian menghapus air mata sialan itu.

"Lo kenapa lagi sih,(Nama)? Semenjak lo berantem sama Iqbaal gue sering banget liat lo nangis kek gini. Mana (Namakamu) yang gue kenal? (Namakamu) yang ga cengeng,(Namakamu) yang kuat, ga gampang nangis kalo ngadepin masalah. Kenapa pas punya masalah sama Iqbaal lo jadi kaya gini?? Lo jadi cengeng, rapuh. ga kaya yang dulu."

Bastian menatap (Namakamu) sendu,ia merasa kasihan dengan sahabat nya yang satu ini.

Sungguh berbeda dengan (Namakamu) yang dulu.(Namakamu) yang dulu itu selalu santai setiap kali menghadapi masalah.

Mau masalah itu sebesar apapun ia tetap santai ngehadapi nya,tapi kenapa di saat ia mempunyai masalah dengan Iqbaal. Ia sangat terlihat rapuh,tak seperti biasa ia menghadapi nya dengan santai.

"(Nama)? apa yang buat lo nangis kaya gini? Apa Iqbaal lagi?" Tanya Bastian sambil menatap (Namakamu) dengan lekat.

(Namakamu) hanya menggelengkan kepalanya,Bastian pun menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Yaudah kalo lo gamau cerita,tapi janji ya lo harus cerita sama gue tentang masalah ini. Yaudah kita pulang yuk? Ini udah sore banget" Bastian pun membawa (Namakamu) menuju keparkiran.

Setelah sampai di parkiran Bastian dan (Namakamu) pun masuk kedalam mobil nya Bastian.

Dan seperkian detik mobil Bastian pun meninggal kan perkarangan sekolah.

Didalam mobil hanya ada keheningan yang melanda mereka berdua. Bastian yang sedang fakus pada jalanan dan (Namakamu) yang sedang menatap ke luar jendela.

"Bas? Apa lo ga ada niatan buat jauhin gue gitu?" Pertanyaan yang di lontarkan (Namakamu) membuat Bastian mengerem mendadak.

Untung saja jalanan sedang tidak ramai, kalau ramai sudah di pastikan Bastian menabrak kendaraan yang lain.

Bastian pun menatap (Namakamu) dengan heran "maksud lo apa?" Tanya Bastian yang kini sedang menatap (Namakamu) yang sedang menatap nya juga.

"Ya gapapa. Gue mau lo jauhin gue" ucap (Namakamu) yang diakhir katanya mengecilkan suaranya.

Antara Cinta dan SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang