Antara Cinta dan Sahabat.
Hari sudah pagi, mataharipun sudah keluar dari persembunyiannya. Namun kedua insan ini masih betah di alam mimpinya. Entah apa yang mereka impikan, hingga sudah menjelang siang seperti ini pun mereka tak kunjung bangun dari tidurnya.
"Engghhh" (Namakamu) mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk keindra penglihatannya.
Setelah sudah sadar sepenuhnya (Namakamu) pun mengambil handphonenya yang berada di atas nakas.
"Oh jam 10..."
"Hah? Jam 10, gila gue kesiangan" oh rupanya (Namakamu) belum tersadar sepenuhnya.
Saat (Namakamu) mau beranjak dari tidurnya, ia merasakan berat dibagian perutnya. Dan saat dilihat oh ternyata sebuah tangan kekar yang melingkar di perutnya.
Tangan siapa lagi kalau bukan Iqbaal?.
(Namakamu) pun memindahkan tangan Iqbaal secara perlahan takut mengganggu tidur nyenyaknya Iqbaal.
Biarlah Iqbaal tetap tertidur, agar tak mengganggu aktifitas (Namakamu).mungkin.
(Namakamu) pun mengambil handuk dan pakaiannya dan setelah itu ia pun memasuki kamar mandi dan memulai ritualnya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Iqbaal terbangun dari tidurnya. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
Mungkin (Namakamu) sedang mandi.pikir Iqbaal.
Iqbaal pun beranjak dari tidurnya dan membuka pintu balkon. Setelah itu ia berdiri disana sambil menikmati sejuknya pagi hari. Oh ralat pagi menjelang siang hari.
Di sisi lain (Namakamu) sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah melekat di tubuh rampingnya. Ia melihat kasur yang kosong, tidak ada sosok Iqbaal disana. (Namakamu) pun mengedarkan pandangannya dan terlihat di balkon kamar ada Iqbaal yang sedang berdiri disana sambil menikmati udara yang lumayan sejuk ini.
(Namakamu) pun menghampiri Iqbaal dan berdiri di samping Iqbaal "Baal? Ga mandi?" Tanya (Namakamu) sambil menatap Iqbaal dari samping.
Iqbaal pun menolehkan kepalanya ke samping lalu berkata "ini baru mau mandi, tadinya mau langsung mandi tapi kamu kan udah duluan yang make kamar mandinya" sebenarnya tanpa Iqbaal menunggu (Namakamu) selesai mandi pun, Iqbaal langsung bisa mandi dengan memakai kamar mandi lain. Tetapi Iqbaal lebih memilih memakai kamar mandi yang ada di dalam kamar (Namakamu).
"Yaudah mandi gih, gue mau nyiapin sarapan dulu" Iqbaal pun menuruti perintah (Namakamu), sedangkan (Namakamu) ia keluar kamar dan turun kebawah untuk membuat sarapan untuknya dan Iqbaal.
Untung tadi kasurnya sudah rapi jadi tak perlu repot ia merapikannya kembali. Mungkin Iqbaal yang merapikannya.
"Mmm mau masak apa ya??" (Namakamu) berjalan kearah kulkas dan melihat-lihat isi kulkas.
Ternyata didalam kulkas hanya ada beberapa telur, tidak ada bahan-bahan yang lain. Oke jadi (Namakamu) memutuskan membuat nasi goreng mata sapi.
(Namakamu) pun memulai memotong cabai,bawang merah,bawang putih. Dan setelah itu ia haluskan semua nya dan setelah halus. (Namakamu) menyiapkan wajan dan di isi dengan minyak goreng, setelah minyaknya panas barulah bumbu yang tadi sudah di haluskan di masak hingga matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Sahabat
Fiksi PenggemarApa aku salah menyayangi mu lebih dari kata sahabat? Apa aku salah mempunyai perasaan yang lebih dari kata sahabat? Aku merelakan mu dengan nya, jika itu bisa membuatmu bahagia.walau kebahagian mu tak bersama ku.semoga keputusan ku ini tak salah.aku...