Antara Cinta dan Sahabat.
Kini Bastian sedang berada di sebuah taman bersama seorang gadis. Gadis yang akhir-akhir ini dekat dengannya.
"Bas? Kenapa tadi lo bilang gue itu cewe lo? Padahal kita cuma temenan, Bas" ucap gadis itu sambil menatap Bastian dari samping.
Bastian pun menolehkan kepalanya kesamping "iya gue tau kita cuma temenan. Tapi.."
"Tapi apa, Bas??" Tanya gadis itu.
"Tapi.. gue cape jalanin hubungan sama (Namakamu), Rin" ucap Bastian dan kembali menatap kedepan.
"Cape kenapa? Bukannya lo cinta banget ya sama (Namakamu). Gue juga yakin pasti (Namakamu) juga cinta sama lo" ucap Ririn, ya nama gadis yang dekat dengan Bastian itu Ririn.
"Iya gue emang cinta sama (Namakamu) banget malah, tapi gue ngerasa kalo (Namakamu) itu masih ada rasa sama Iqbaal"
Ririn menghela nafasnya dan berkata "gini ya, Bas. Itu cuma perasaan lo aja 'kan? Belum tentu benarkan?"
Bastian pun menghadapkan badannya kearah Ririn "tapi gue pernah liat Iqbaal nyium (Namakamu), Rin"
"Iqbaal yang nyium 'kan? Bukannya (Namakamu). Lo ga bisa ngambil kesimpulan gitu aja dong. Kecuali kalo (Namakamu) yang nyium Iqbaal lo bisa ngambil kesimpulan kalo (Namakamu) masih ada rasa sama Iqbaal. Tapikan ini Iqbaal yang nyium" ucap Ririn. Ia merasa kesal dengan Bastian, dengan seenaknya ia mengambil kesimpulan seperti itu hanya karna melihat Iqbaal mencium (Namakamu).
"Kalo gue jadi lo, gue gaakan ngambil kesimpulan kaya gini. Nanti lo yang bakal nyesel" setelah berkata seperti itu Ririn pun meninggalkan Bastian sendirian di taman tersebut.
Bastian menghela nafasnya pelan. Benar yang dibilang Ririn, tidak seharusnya ia mengambil kesimpulan seperti ini.
Tapi sayang, semuanya sudah terjadi. Hubungannya dengan (Namakamu) telah berakhir.
'Maafin aku, (Nama)'
*************
Sudah seminggu hubungan (Namakamu) dan Bastian berkahir, dan semenjak hubungannya dengan Bastian berakhir. (Namakamu) pun jarang bertemu dengan Bastian, sekalinya bertemu pun hanya memandang satu sama lain. Tak bertegur sapa. Jangankan bertegur sapa, senyum pun tidak.
"Hoy" (Namakamu) pun menolehkan kepalanya kesamping dan terlihat lah siapa orang yang mengagetkannya.
"Bagas, ngagetin aja sih lo. Untung jantung gue ga copot" ucap (Namakamu) sambil menatap sebal Bagas.
Yang ditatap hanya menyengir saja "nyengir lagi lo, bukannya mikir" ketus (Namakamu).
"Yaelah beb, gitu aja ngambek" Bagas mencolek-colek pipi (Namakamu) dan (Namakamu) tepis dengan kasar.
"Bab beb bab beb pala lo, gausah sentuh-sentuh gue lo" kesal (Namakamu).
"Iya deh maaf"
"Bodo" (Namakamu) pun berlalu meninggalkan Bagas sendirian.
"Eh beb tunggu dong, masa cogan di tinggal" teriak Bagas sambil mengejar (Namakamu) yang sudah lumayan jauh darinya.
*****
(Namakamu), Aldi, Bangkiki, Danty, Zidny, dan Bagas sedang berada dirumah (Namakamu). Tepatnya di taman belakang rumah (Namakamu).
"Eh (Nama), gue mau nanya nih" ucap Bagas.
"Nanya apaan lo?" Tanya balik (Namakamu).
"Kalo alif fattah ya sukun di baca apa ya?" (Namakamu) menatap Bagas dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Sahabat
FanfictionApa aku salah menyayangi mu lebih dari kata sahabat? Apa aku salah mempunyai perasaan yang lebih dari kata sahabat? Aku merelakan mu dengan nya, jika itu bisa membuatmu bahagia.walau kebahagian mu tak bersama ku.semoga keputusan ku ini tak salah.aku...