Monster Biru 'Aoi'

257 25 0
                                    

Kejadian itu masih membayangi diriku, badan, mimi muka semuanya berubah menjadi lemas dan pucat para guild yang kembali ketempatnya kemarin dan mereka berjanji akan kembali kesini dan akan memberi kabar terbaru tentang kegelapan.

Natsu melirik diriku begitu cemas dia merenung apa yang harus dia perbuat untuk membuatnya tenang, lalu gajeel datang menghampiri natsu dan bertanya "woi, muka jangan ditekuk dong, bukan dirimu tahu" sambil menunjukan gaya cueknya.

"Diamlah gajeel, aku sedang memikirkan sesuatu untuk membuat livia bahagia" balas natsu.

"Oh!~ jadi sekarang kamu mulai perhatian padanya" ucap gajeel merayu natsu.

Natsu memalingkan kepala dengan pipi meronanya lalu berkata "itu bukan urusanmu bodoh".

Tak lama kemudian zeref dan acnologia datang kemari lagi (sebenarnya saat peri pulang acnologia dan zeref ikut kembali ketempatnya) saat acnologia melihat wajah pucat livia dia langsung menghampiri gadis itu lalu bertanya "ada apa dengan wajahmu? Apa yang terjadi denganmu livia".

Livia melihat wajah acnologia, dia mulai berdiri lalu dia pergi ke ruangan medis untuk menyendiri "kenapa dengan gadis itu" ucap acnologia keheranan dalam sekian detik tanpa pikir panjang dia melirik natsu lalu aura gelapnya muncul "hoy natsu, apa yang kamu lakukan dengan emperor dragon ah! Kamu sudah berjanji untuk melindungi dirinya, katakan natsu" ucapnya sambil menarik baju natsu.

"Kemarin ada insiden yang membuat livia shock, untung saja natsu menyelamatkannya kalau tidak dia sudah jatuh oleh wanita itu" ucap erza menjelaskan kejadian kemarin.

"Insiden? Bagaimana kondisi gadis itu, kenapa dia menjadi pucat seperti itu" ucap zeref mulai khawatir.

"Gadis itu memiliki trauma yang serius, dia selalu menyebutkan kata pulang, sepertinya wanita itu sangat menekan pikiran livia cukup dalam" ucap Porlyusica yang membantu melihat kondisi livia.

"Dasar bitch! Terus bagaimana dengan wanita itu" tanya acnologia yang cukup kesal.

"Dia sudah mati" ucap grey lalu meminum sedikit air minum "oleh aku dan natsu" ucap grey lagi sambil menunjukan siapa yang membuat wanita itu meninggal.

Aku pergi ke ruang medis lalu aku membaring kan tubuhku ke kasur dan melihat atap kayu berwarna coklat.

'Apa yang kamu pikirkan livia'

Aku tersadar oleh panggilan aoi lalu bayangan hitam itu datang dan aoi muncul di hadapanku "apa yang sedang kamu pikirkan livia? Tidak baik memendam masalah tahu, nanti kamu sakit lagi" ucapnya membuatku tersenyum.

"Dasar kau, diamlah aku hanya tidak bisa melupakan kejadian itu, itu saja" ucapku kepadanya.

"Benarkah, kalau begitu... biarkan aku menjadi boneka kesayanganmu agar aku bisa mematiskan kalau kamu baik-baik saja livia" ucapnya yang sudah siap.

"Baiklah" ucapku tersenyum.

Lalu kekuatan aoi pun keluar dan merubah dia layaknya boneka, aku mengenggam erat boneka aoi lalu aku taruh boneka itu disisiku dan aku pun tidur.

Dimalam hari aku dan yang lain makan bersama walau aku makan bersama hanya beberapa orang termasuk zeref dan acnologia yang memutuskan untuk tinggal beberapa waktu.

"Zeref-nii, apa kamu yakin untuk menginap disini? " tanya natsu dengan wajah kecewanya.

"Iya, memang ada yang salah tentang ini" balas zeref.

Kepalanya pun memalingkan ke arah lain lalu berkata "nggak, hanya bertanya".

Aku tersenyum atas tingkahnya, acnologia melihat diriku mulai kembali normal dia melirik kearah lain dan melihat sebuah boneka monster berwarna biru "livia boneka apaan itu?" Tanya.

"I-itu boneka yang aku temui sebelum aku bertemu kalian namanya aoi" balasku ke acnologia.

"Dia mirip sekali seperti monster yang masih hidup" ucap zeref yang bisa merasakan kehadiran aoi.

"I-itu" ucapku ragu-ragu.

"Ah! Jangan-jangan boneka ini siluman lagi" ucap natsu mendekatiku dan langsung memegang aoi.

"Natsu kembalikan bonekaku" ucapku meraih aoi.

Dia melihat aoi dengan seriusnya lalu tangannya memegang erat aoi, aku merasa khawatir dengan kondisi aoi kalau natsu sampai tahu dia monster bagaimana reaksinya ya.

Natsu masih terus menatap boneka itu sampai akhirnya aoi tak tahan atas genggaman dari natsu lalu dia mulai berbicara "lepaskan tanganmu, sakit tahu!".

Natsu mulai kaget dan berbicara dengan amarahnya "benarkan! Dia itu siluman, akan aku habisi dia" kekuatan natsu pun keluar, aoi yang melihatnya langsung melotot panik "tu-tunggu du-" ucapannya belum selesai kekuatan natsu mulai menghampiri aoi.

Aku yang melihatnya langsung menghentikan kegiatan itu "jangan natsu!" Natsu berhenti dan berkata "awas livia, siluman ini pasti mengincarmu".

"Natsu dia itu monster penjagaku namanya aoi, kalau kau tega melenyapkan dia, aku bunuh diriku sendiri dengan..." ucapku terhenti melihat sebuah pisau "dengan benda ini" kutunjukan kepadanya semua orang yang ada disini mulai panik atas tingkahku.

"Natsu lepaskan monster itu, mungkin perkataan livia benar" ucap zeref menenangkan natsu.

"APA MAKSUDMU ZEREF-NII" ucapnya kesal.

"Berikan monster biru itu kesempatan untuk menjelaskan kepada kita" ucap zeref menenangkan semua amarah dari natsu.

"Baiklah" ucap natsu melepaskan monster kecil berwarna biru.

"Cepat jelaskan, apa tujuanmu datang kemari? Dan kenapa kamu harus menjadi penjaga livia" ucap natsu memaksa walau nadanya tegas.

Aoi menghela nafas lalu dia berkata kepada mereka "aku adalah bayangan yang lahir dari butiran tangisan emperor dragon, aku datang kesini untuk menjaga emperor dragon yang baru karna aku sudah melihat keburukan dan kejahatan dari kegelapan, tujuanku memang hanya segitu, akan tetapi aku juga mengawasi kalian karna kalian sudah pernah menyakiti emperor kami, natsu dragneel kamu adalah orang yang menjadi satu-satunya harapan emperor hidup makanya kami datang kesini ingin melihat sebesar apa kah dirimu bisa melindungi dia" aoi pun menunjuk natsu sebagai tanda akan keseriusannya.

"Dan juga namaku adalah aoi yang diberi oleh sang emperor kami, Livia Margaret" ucapnya menegaskan lagi.

Saat itu mereka yang melihat kejadian itu hanya bengong dan tidak bisa memberikan komentar apa pun "ba-baiklah, aoi jadi mulai sekarang kamu adalah penjaganya" ucap mavis tersenyum ramah.

Dia mengangguk dan berkata "benar, ditambah lagi aku adalah boneka kesukaan livia, dan jiwa kami saling berhubungan satu sama lain, jadi saat kami jauh jiwa kami tidak merasakan jarak diantara kami" ucap aoi mengejek natsu.

Natsu yang mendengar ejekan aoi mulai kesal dengan mahkluk ini dia berpikir untuk menghancurkan monster kecil itu akan tetapi dia menarik nafas lalu tersenyum, kakinya berjalan mengarahku, tangannya mulai merangkul diriku dengan balasan "tidak ada jarak, apa kamu tidak sadar ah, dirimu itu kecil sedangkan aku pantas menjadi pasangan sang emperor karna aku rajanya, hahahaha".

Aku mendengar ketawa natsu yang sungguh menjengkelkan, aoi pun kesal dan mulai berantem dengan natsu, aku dan happy mencoba menenangkan mereka tapi hasilnya tidak berhasil dan kami memutuskan membiarkan mereka berantem sampai pagi.

Di pagi harinya lucy dan juvia melihat aoi dan bertanya-tanya siapa mahkluk itu "livia makhluk apa ini?" Tanya lucy.

"Itu aoi, teman monsterku" jawabku sambil tersenyum.

"Teman? Yang lebih pantesmah pengganggu" ucap natsu menatap tak suka pada aoi.

Aoi mulai kesal dan ingin bertarung lagi kepada natsu, aku mencoba menghentikan mereka dengan ketawa palsuku "bisakah kalian akur, aku bete kalau kalian berantem terus, ya sudah mulai sekarang aku tak mau melihat kalian berdua" ucapku mengancam.

"APA!" ucap mereka berdua, saat aku mau pergi aku dihalangi oleh paksaan dan pelukan dari mereka untuk memohon kepadaku 'jangan pergi', yang lain melihat aktivitas itu mereka hanya tertawa geli dan ada yang cuek pada tingkah natsu yang selalu begitu.

'Aku harap moment seperti ini, tidak akan pernah aku lupakan'

Aoi tersenyum padaku yang aku tak tahu karna aku tak melihat ekspresinya.

99 Promise (into Fairy Tail World) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang