Melatih Sang Emperor (1)

166 21 0
                                    

Hari ini adalah hari penantian livia sebagai sang emperor, mavis sudah mengatur jadwal latihan livia dan yang akan mengajarinya zeref, acnologia, natsu, gajeel, wendy, erza dan beberapa guild yang lain bergabung untuk melatih livia, tidak bisa dia bayangkan betapa kagetnya dia harus belajar dari banyak guru  sedangkan muridnya hanya satu orang.

"Yosh! Kami tidak sabar untuk mengajarimu livia" ucap sting bersemangat.

"Hehehe... terima Kasih" ucap livia yang sebaliknya 'menyedihkan ya hidupku! Sudah bertemu musuh, dan sekarang menjadi murid banyak orang, hanya aku saja... mampus deh tubuhku ini pasti saat selesai remuk deh semua tulangku' tangan seseorang menyentuh bahuku "tenang saja livia, semuanya akan baik-baik saja" senyumnya yukino membuatku semangat, "yosh! Aku mulai bersemangat!!" Ucapku berapi-api.

Dan mulai lah hari pertamaku untuk menjadi seorang penyihir yang kuat dan hebat.

"Sekarang kita akan belajar sihir dasar livia, pertama" zeref adalah guru pertamaku yang menjelaskan tetang teori tentang sihir yang ditulis di papan tulisnya, 'banyak sekali!!!' Selama dia menjelaskan tentang sejarah sihir dan tekniknya dia otakku tidak pernah bisa memahami apa maksud dan tujuannya paling-paling responnya mengantuk sedih aku, "jadi apa kamu mengerti" ucapnya membuatku sadar dari lamunan bodoh ini "ah...eh..me-mengerti 'dikit'" ucapku berbisik bagian akhir.

"Kalau begitu kita mulai pelajaran pertama kita dalam praktek" aku mengikuti zeref dan berhenti sebuah lapangan dia menunjukanku betapa indahnya sihir menjadi seorang teman dan saat dia menunjukan kekuatan dia sambil menyentuh sebuah angin dan dikloborasikan menjadi satu membuat sihir yang digunakan menjadi semakin kuat dan tak terhingga.

"Jadi! Livia sekarang giliranmu" ucapnya mulai mengujiku.

Aku langsung menjadi perempuan yang bingung disini lalu semua orang yang melihatku berkata "apa dia baik-baik saja?"

"Kasihan dia!"

"Ah! Itu mah bukan kasihan tapi pemalas dan gadis bodoh doang, masa seorang emperor tidak bisa menggunakan sihirnya sendiri"

Beberapa orang menghina livia membuat rasa kebingungannya pun menghilang lalu dia menyentuh sebuah pohon membuat semua orang disitu keheranan apa yang dia lakukan lalu tangannya mulai memegang pohon itu dan dia mulai berkata sesuatu yang tidak bisa orang dengar lalu kekuatan itu muncul membuat akar pohon itu keluar dan mengikat tiga orang yang berbisik tentang kejelekan livia.

"E..e... apa apaan ini!"

"Pasti kau yang melakukannya ah"

Dua orang itu kesal tapi livia berjalan menuju mereka sambil menunjukan rasa kasihannya "oh! Kalian tidak apa-apa? " ucapnya yang sok perhatian, "tidak apa-apanya, kami diikat sama ulah sihirmu tahu, bisa ga sih menggunakan nya dengan baik" ucap satu orang yang membuat livia kesal lalu dia berubah menjadi gadis pemarah "oh...jadi ini ulahku, ini ulah kalian lah! BERANINYA MENGHINA DIRIKU KARENA AKU TIDAK BISA MENGGUNAKAN SIHIR, APA KALIAN BISA MELINDUNGI DUNIA INI DENGAN SIHIR KALIAN YANG PAYANG, AKU JELASKAN PADA KALIAN WALAU AKU TAK BISA MENGGUNAKAN SIHIR SEBAGUS KALIAN TAPI aku lebih hebat untuk melindungi dunia ini dengan tangan kosongku dan saat tangan kosongku berbicara sihir itu akan datang menjadi sebuah cahaya dan cahaya itulah yang akan menjadi hukuman kalian mengerti" jelasnya berbalik menuju zeref dan menyuruhnya pergi ketempat lain setelah melepaskan tiga orang yang telah menghina dirinya.

"Cahaya?" Ucap yukino, "apa maksudnya?" Ucap yukino lagi.

'Apa mungkin maksud livia adalah kekuatan dia belum seratus persen mengelilingi tubuhnya atau juga, ada sesuatu yang tidak boleh dia keluarkan sesuatu yang masih disimpan pada dirinya' gumam erza.

Setelah selesai latihan aku mendapat dua puluh persen ya masih kecil sih untuk membikin sebuah harapan tapii itu kenyataannya "yo! Bagaimana dengan latihanmu" ucap grey datang menyemangatiku "baik...walau diriku tidak baik" balasku malas, "memang ada apa?" Tanya grey, aku melirik dirinya lalu menghela nafas "itu bukan urusanmu" lalu aku melirik juvia yang sedang cemburu melihatku dekat dengan grey "lebih baik kau urusi pacarmu itu, dia membuatku tidak nyaman disini" ucapku pergi meninggalkan grey.

"Pa-pacar??" Grey langsung melirik yang membuat dia tahu maksudnya 'JUVIA!!!', lucy baru datang ke guild sambil membawa roti dia tidak sengaja melihat grey yang duduk tempat biasanya livia dudukki "grey dimana livia?" Tanya lucy, "livia! Tadi sih aku lihat dia pergi ke halaman belakang", "terima kasih grey, aku mau menghampiri dirinya" lucy pun pergi menuju ke halaman belakang saat dia melihat livia sedang melamun dia pun menghela nafas lalu menyapanya "hai! Jangan sering melamun dong! Ga baik" ucapnya langsung duduk.

"Oh! Lucy...ada apa?" Tanya aku.

"Aku hanya ingin bertemu dirimu dan menyemangatimu, pasti sangat menyenangkan kan! Pas latihan" matanya mulai berbinar-binar tapi aku menjawab sambil menunduk "iya sedikit","eh.... sedikit... livia kamu tidak boleh menyerah livia".

"Aku tahu itu! Tapi ada sesuatu yang menggangguku" teriakku.

"Sesuatu yang menganggumu, apa akan ada musuh baru yang datang"

"Bukan itu lucy...." aku melirik dia dengan keraguanku lalu aku merasa hal ini harus dibicarakan padanya "saat glady menyembunyikanku di suatu tempat, dia memberitahuku bahwa aku harus mencari tiga seorang gadis dengan unsur dragon slayer, aku tidak mengerti maksudnya apa! Saat aku berpikir, kalau misalnya ada dragon slayer lain pasti mereka ada di suatu tempat, dan tempat itu aku tak pernah tahu" jelasku khawatir.

"Tenangkan dirimu livia! Kami akan membantumu, walau begitu kau harus semangat menjadi seorang emperor yang kuat, maka dari itu giat lah berlatih dan jangan lupa makan" lucy menunjukanku sesuatu "ini roti untukmu, pasti kau lapar kan".

"Terima kasih lucy" ucapku tersenyum.

Hari pertamaku berlatih dengan orang-orang sihir sungguh membuatku kelelahan sekarang walau ini masih permulaan.

99 Promise (into Fairy Tail World) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang