Hati yang Lain

9.6K 748 18
                                    

"Pagi Ras.." Sapa Edwin pada wanita yang berpapasan dengannya. Ia menunjukkan senyum khas miliknya. Namun wanita yang disapanya melengos begitu saja. Menyapa kembali pun juga tidak.

"Kenapa tuh anak?" Tanyanya dalam hati. Laras—teman kantornya tak biasanya seperti itu. Bahkan wanita itu sering sekali memberinya bekal makanan tiap hari padanya. Tapi pagi ini, ada yang berbeda dengan Laras.

"Woy napa lo bengong!" Adi muncul entah dari mana.

"Asik dah penganten baru udah masuk kerja euy.." Kali ini Bayu yang menimpali.

"Si Laras kenapa ya, di sapa malah gitu?"

Adi terkekeh, sambil memukul pundak Edwin. "Patah hati kali lo nikah."

Edwin mengernyit bingung, masa iya Laras menaruh hati padanya.Beberapa waktu ini memang orang kantor mengira kalau ia menjalin hubungan dengan perempuan bernama Laras itu, karena perhatian Laras kepadanya yang memberinya bekal makan siang. Namun sebenarnya Edwin tak enak hati untuk menolak pemberian itu, setiap kali Laras memberikan rantang berisi makanan gadis itu selalu bilang ia memasak lebih dan juga tak hanya Edwin saja yang dapat. Jadi Edwin menerimanya, lagi pula rezeki tak boleh di tolak.

"Udahlah ngga usah dipikirin. Gimana kalo lo cerita aja setelah nikah gimana." Bayu menatap Edwin dengan penasaran.

"Gue banyak kerjaan." Tolak Edwin. "Lagi juga ntar kalo gue ceritain lo jadi kepengen lagi. Kan bingung nyalurinnya gimana."

"Hahaha.." Adi tertawa puas.

"Pokoknya gue nyesel nikah." Edwin menahan tawanya melihat ekspresi Bayu yang terkejut. "Kalau tau nikah itu enak, kenapa ngga dari dulu aja. Haha."

"Haha iya bener Win. Jauh-jauh deh yang jomblo mah. Hush hush sana." Adi menggerak-gerakkan tangannya, persis seperti princess Syahrini. "Kuy lah Win, kita harus ketemu Pak Robi kan buat ngambil barang bukti?"

"Kuy.. Kuy.." Edwin mengikuti cara bicara Adi sambil menganggukan kepalanya.

****

"Cut! Kita break sebentar. Mulai shoot lagi setelah makan siang." Kata sutradara.

Shelma mengganti baju untuk shootingnya dengan pakaian yang sudah ia bawa. Ia mengenakan dress jeans selurut dengan belt kecil berwarna coklat di pinggangnya.

Shelma Arleta merupakan aktris muda di Indonesia. Kariernya semakin cemerlang sejak ia membintangi sinetron yang banyak digandrungi oleh anak muda masa kini. Saat ini ia tengah menjalani shooting kejar tayang untuk salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

"Gue mau ke suatu tempat dulu, lo ngga usah ikut." Perintah Shelma pada managernya.

"Tapi Shel—"

"Kalo urusan gue udah selesai, gue bakalan cepet balik ke sini. Paham." Shelma langsung memasuki mobil dan mulai melajukan mobil itu. Sedangkan Puri—asisten Shelma hanya bisa mendengus kesal atas sikap sewenang-wenang gadis itu.

"Apa? masih belum masuk juga?" Tanya Shelma pada wanita berambut bob. Ternyata ia berniat mengunjungi Anna di kantor advokat di daerah Jakarta Selatan.

"Belum, mbak Shelma." Jawab Nadia. Sebisa mungkin ia bersikap sopan pada lawan bicaranya.

"Okay kalau dia udah masuk, suruh hubungin gue." Shelma membuka tas yang dipakainya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam. "Ini kartu nama gue." Ia langsung memberikan kertas berbentuk persegi panjang pada Nadia.

"Baik Mbak, akan saya sampaikan." Ujar Nadia, kemudian Shelma langsung pergi dari tempat itu.

Ting!

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang