Resah

7.7K 713 25
                                    

Mungkin banyak orang di luar sana merasa iri pada kehidupan seorang Shelma Arleta. Cantik, berbakat, dari keluarga terhormat, kaya dan terkenal. Semua yang diinginkan wanita ada padanya. Namun siapa sangka nasib percintaannya begitu ironis.

Shelma bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta. Tapi sekalinya jatuh cinta ia akan berjuang mati-matian demi orang yang dicintainya.

Mantan pertama Shelma bernama Mario, mereka berpacaran sewaktu menduduki bangku SMA. Mario adalah senior Shelma waktu itu. Dia ketua tim basket sekolahnya. Keduanya putus karena Shelma mengetahui kalau Mario menjadikannya pacar sebagai bahan taruhan dengan teman-temannya. Jika Mario bisa berpacaran dengan Shelma si the most wanted girl sekolah, Mario akan ditraktir selama 3 bulan berturut-turut di kantin. Mengetahui hal itu, Shelma marah besar dan langsung memutuskan cowok itu. 3 bulan makan di kantin? Semurah itukah harga dirinya?

Mantan keduanya Edwin. Entah mengapa Shelma menyukai laki-laki yang umurnya di atasnya. Shelma tidak pernah mau pacaran dengan berondong atau teman seusianya. Dan dengan Edwin ia juga hanya dijadikan pelarian saja.

Shelma memang memiliki segalanya, tapi tidak untuk cinta. Memang banyak laki-laki yang mengejarnya, mulai dari pengusaha, dokter, ataupun sesama rekan artis namun ia tak tertarik. Dan yang lebih parah lagi, Shelma selalu jatuh cinta pada seseorang yang tidak menaruh hati padanya. Terkadang hidup selucu itu.

Mulai saat ini Shelma harus belajar menata hatinya. Ia sadar, cinta tidak bisa dipaksakan. Ada hati yang tidak bisa luluh meski sudah mati-matian diperjuangkan. Tapi Shelma tak pernah merasa menyesal telah mencintai Edwin. Laki-laki itu memang pantas dicintai.

Shelma merasa iri pada Anna. She's a lucky girl bisa memiliki hati Edwin sepenuhnya. Bahkan dari dulu hingga sekarang, perasaan Edwin tidak pernah berubah dan akan tetap terus mencintai Anna. Shelma mengakui kalau Anna itu memang cantik, sangat cantik malah. Tapi ia tahu benar siapa Edwin. Cantik saja tidak cukup untuk laki-laki itu, pasti ada sesuatu yang istimewa di diri Anna hingga Edwin mencintainya begitu dalam.

"Auch," barang bawaan Shelma terjatuh karena seseorang menabraknya. Ini juga salahnya karena melamun di supermarket.

"Maaf saya nggak sengaja Mbak."

Shelma menolehkan kepalanya saat mendengar suara yang familier di telinganya. Dan benar saja wajah pria itu tidak asing untuknya.

"Mbak mbak sejak kapan gue jadi mbak lo?!"

"Yaelah kenapa sih gue malah ketemu nenek lampir kayak lo?"

"Sembarangan lo! Mana ada nenek lampir cantik kayak gue gini," kata Shelma dengan jumawa dan juga dengan mengibaskan rambutnya. "Ngapain lo di sini? Sendiri lagi."

"Gue lagi boker," jawab Bayu sekenanya.

"Dasar jorok! Sana-sana hussh!"

"Lagi pertanyaan lo itu nggak mutu banget. Udah tau gue lagi belanja, pakai ditanya."

Shelma memerhatikan troli yang dibawa Bayu. Banyak keperluan rumah di sana.

"Istri lo nggak ikut?"

"Lo nanya apa nyindir?"

"Ya nanya lah."

"Istri gue masih di tangan Allah."

"Istri lo meninggal?" Shelma tak percaya. Bayu langsung menjitak kepala Shelma.

"Amit-amit. Gue belum punya istri."

"Hahahah ciee jomblo ciee," goda Shelma. Suara tawanya semakin kencang saat melihat wajah Bayu yang terlihat kesal.

"Kayak lo nggak jomblo aja. Lagi sukanya sama suami orang. Kayak nggak ada laki-laki lain aja."

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang