Eksepsi

8.2K 844 16
                                    

Laki-laki paruh baya muncul dari balik pintu. Wajahnya merah padam akibat menahan amarah. Mungkin kalau di film-film kartun sudah keluar asap dari lubang telinga dan hidungnya saking memuncaknya emosi.

Brakkk!!!

Laki-laki itu menggebrak meja yang ada di hadapannya. Sontak laki-laki lain yang sedang memunggunginya berbalik melihat ke arahnya. Mata keduanya bertemu dan saling mengunci. Wajah keduanya terlihat sangat geram.

"Bicara apa kamu sama anggota kongres?" Laki-laki yang memakai kemeja berwarna dongker itu menarik kerah kemeja laki-laki dihadapannya sampai ia setengah berdiri dari kursi kebesarannya. Lalu menariknya hingga tubuh lawannya menabrak tembok, "kamu pasti yang fitnah saya kan?"

"Woiii santai, Mas.. Kita bisa bicarakan ini dengan kepala dingin.."

Laki-laki yang dateng itu semakin geram, rahang yang ditumbuhi janggut yang sebagian memutih itu kini mengeras.

"Kamu yang mengirim email video tentang hubungan saya dengan Leni kan?"

Leni itu wanita malam yang sering dipanggil oleh para lelaki hidung belang. Dan salah satunya adalah laki-laki paruh baya ini. "Kamu sengaja lakuin itu supaya saya ngga jadi ketua umum. Saya tahu pikiran picik kamu!"

"Email saya di retas orang,....."

"Alasan!!" Laki-laki itu menarik sesuatu dari kantung celananya dan terlihatlah benda tajam yang masih mengkilat. Pisau itu ia letakkan tepat di bagian perut Arman. "Sebelum kamu menghabiskan saya, saya yang akan menghabisi kamu!!"

Tughhh!

"Arrrrrgggh..!"

Erangan itu bukanlah milik Ardy melainkan dari si pemilik pisau. Arman menghindar saat laki-laki berjanggut putih tadi menusukkan ke perutnya kemudian langsung ia tepis dan alhasil kini pisau itu telah tertancap sempurna di tubuh Omar.

Senjata makan tuan.

Omar masih berdiri menahan sakitnya, Arman mencoba membantunya dengan segera mencabut pisau itu. Tubuh Omar langsung ambruk saat pisau itu terlepas dari tubuhnya. Arman memegang pisau yang berlumuran darah itu dengan tangan bergetar, pandangannya kosong saking tidak percayanya. Pandangannya teralihkan pada Omar yang tergeletak di lantai dengan berlumuran darah.

"Aaaaahhh Mas Ardy!! Apa yang kamu lakukan???" Hilda muncul, ia langsung berteriak histeris saat melihat kejadian dihadapannya.

******

"............. Teori di Indonesia menganut suatu alasan penghapus pidana yang menjadi 2 bagian yaitu alasan pemaaf yang masuk ke mens rea lalu alasan pembenar yang masuk ke actus reus. Definisi alasan pemaaf itu sendiri yaitu suatu alasan yang menghapuskan kesalahan terdakwa, jadi perbuatannya tetap perbuatan pidana tetapi tidak bisa dipidana karena tidak dapat dipersalahkan, sedangkan alasan pembenar adalah alasan yang menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan, sehingga apa yang dilakukan terdakwa menjadi perbuatan yang patut dan dibenarkan.

Pembunuhan dalam kasus ini yakni "pembunuhan karena melindungi diri." Kita tahu didalam alasan pemaaf itu sendiri terdiri dari beberapa kategori perbuatan yaitu pembelaan terpaksa yang melampaui batas (noodwer exces) yang syarat-syaratnya antara lain:

1. Harus ada situasi pembelaan terpaksa atas raga, kehormatan, kesusilaan atau harta benda terhadap serangan seketika yang bersifat melawan hukum.

2. Pelampauan batas dari keharusan pembelaan merupakan akibat langsung dari goncangan jiwa yang hebat. Dari fakta-fakta di persidangan dikorelasikan dengan syarat-syarat diatas sudah sangat jelas terdakwa ini melakukan pembelaan terpaksa yang melampaui batas yang masuk ke dalam kategori alasan pemaaf. Mohon putusan hakim yang seadil-adilnya."

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang