Titip Rindu Buat Ayah

9.4K 792 21
                                    

Ayah, dalam hening sepi ku rindu. —Ebiet G. Ade
***

"Ngooook.. Ngooook.."

Anna terbangun saat mendengar suara dengkuran keras yang mengusik tidurnya. Anna mengerjapkan mata, tubuhnya ia gerakkan dalam dekapan seseorang. Namun hal itu sulit baginya. Karena kaki Edwin tengah melilit di tubuhnya.

Okey, label laki-laki tampan, mapan, pekerjaan enak, dan ciri-ciri lelaki perfect lainnya harus musnah sekarang dalam diri Edwin. Satu yang baru Anna ketahui tentang laki-laki itu dan harus ia terima, kalau selama ini Edwin mempunyai kebiasaan tidur yang engga banget. Edwin hanya bisa tidur menggunakan celana boxer selutut dan juga kaus singlet. Kalau kedua benda itu tidak menempel di tubuhnya atau bahkan keduanya diganti dengan piyama, maka Edwin tidak bisa tidur dengan alasan kepanasan.

Satu lagi kebiasaan jelek Edwin, kalau terlalu lelah ia pasti mendengkur atau yang biasa disebut ngorok. Beberapa hari ini Anna tidur sekamar namun tidak pernah mendapati Edwin sedang mendengkur karena Edwin selalu terbangun lebih dulu ketimbang dirinya. Lain halnya dengan sekarang, ia mendapati Edwin yang menunjukkan sisi lainnya. Semalam Edwin memang sampai begadang untuk mengerjakan Tesisnya agar cepat lulus dan segera mendapatkan gelar S2nya. Anna bisa paham dengan itu, karena ia sendiri ketika mengerjakan skripsinya penuh dengan air mata. Ini bukan lebay, tapi benar-benar kenyataan. Di mana ia harus rela melakukan revisi berulang-ulang kali karena skripsinya di coret-coret oleh dosennya. Dan perjuangannya itu sebanding dengan apa yang dicapainya sekarang. Itulah yang disebut hasil tidak pernah mengkhianati usaha bukan?

No body's perfect! Anna tahu itu. Yang sempurna hanyalah Tuhan. Ia sadar kalau ia hidup di dunia nyata, bukan di cerita fiksi seperti novel-novel romance dan juga drama Korea yang sering diceritakan Nadia. Yang pacaran lama juga belum tentu tahu sifat buruk dari pasangannya masing-masing, karena semuanya baru terlihat setelah menikah. Sedangkan pacaran hanya menunjukkan sisi yang baik-baiknya saja. Anna tahu ini dari Nadia—lebih tepatnya ia yang memperhatikannya sendiri. Setiap Nadia ingin bertemu Nathan, pasti temannya itu selalu terlihat cantik dan juga rapi. Padahal belum tentu kan? Siapa tahu aja kan Nadia mempunyai hobi ngupil, atau bahkan suka ngiler. Astaga! Anna baru sadar sudah menjelek-jelekkan sahabatnya sendiri.

Anna melihat jam dinding, ternyata baru pukul 4.00 pagi. Ingin tidur lagi, tetapi tidak bisa. Secara perlahan, Anna berusaha melepaskan diri dari lilitan kaki Edwin agar suaminya itu tidak terbangun dari tidurnya. Dengan susah payah, akhirnya terlepas juga.

Anna meraih iPhonenya yang berada di atas nakas. Ada sesuatu yang saat ini mengusik hati serta pikirannya. Itu adalah tentang kewajibannya sebagai istri. Sebenarnya Anna belum tahu jika ada hak dan kewajiban yang harus didapat dan dijalankan suami istri.

Anna mengetik sesuatu di mesin pencariannya dengan keyword 'kewajiban istri terhadap suami.' Anna bingung sendiri, karena ada banyak artikel yang muncul di sana. Anna mengklik salah satu artikel itu yang menurutnya paling menarik.

Jadi suami itu surganya istri?

Istri harus taat pada suaminya dalam kebenaran.

Menjaga kehormatan diri dan harta suami.

Melayani kebutuhan seksual suami.

"APA?!" Anna langsung menutup mulutnya dengan satu tangan. Ia menatap lekat—membaca kembali penjelasan dari artikel itu.

Setiap istri wajib melayani kebutuhan seksual suaminya dan tidak boleh menolak atau menundanya, kecuali karena alasan yang dibenarkan oleh syariat islam (sedang haid, nifas, puasa wajib, haji dan umrah sebelum tahallul).

Never Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang