**** Hospital, Seoul
Perlahan Sehun membuka matanya. Ia melihat seisi ruangan berwarna putih dan ia merasakan sebuah alat bantu nafas menempel pada lubang hidungnya.
Sehun merasakan tangan kirinya digenggam seseorang. Ia arahkan bola matanya ke bawah dan melihat seorang wanita yang tertidur di ranjangnya.
Ia tersenyum.
Pertama kali...ia merasakan genggaman tangan Eunji, istri sahnya. Ia mengambil alih tangannya untuk membalas genggaman tangan Eunji.
"Kau mengkhawatirkanku?" Lirihnya. Sesekali ia mengusap tangan Eunji dengan ibu jarinya.
"Mianhae..."
Eunji terbangun dari tidurnya. Ia melihat Sehun yang tak kunjung sadar. Ia kebingungan setelah melihat tangannya yang digenggam Sehun.
Apa di sudah sadar? Batinnya. Hendak dilepas, pemilik tangan semakin mengeratkan tangannya. Eunji terkejut dan menoleh ke arah Sehun.
"Apa tidurmu nyenyak?" Lirih Sehun. Eunji semakin terkejut.
Dia sudah sadar? Batinnya lagi. Dengan gugup ia menganggukkan kepalanya. Sehun tersenyum.
Jangan...tersenyum... Eunji merasakan jantungnya berpacu cepat setelah melihat senyuman Sehun.
"Bagaimana kabarmu?" Eunji mengerutkan keningnya.
Dia yang sakit, seharusnya aku yang menanyakan hal itu, batinnya.
"Wae?" Eunji melepaskan tangannya dari genggaman Sehun dan pergi.
Sehun bingung dengan tingkah laku istrinya. Ia mencoba untuk bangun.
"Awh..." rintihnya pada kaki kirinya. Ia merasakan kaki kirinya yang tak bisa digerakkan. Ia membuka selimutnya dan ia melihat kakinya yang diberi gips. Ia tutup kembali kakinya dengan selimut. Ia melepas alat bantu nafasnya.
Sementara di luar, Eunji berpikir bagaimana caranya ia membuktikan bahwa ia akan menjadi istri yang baik. Dan...mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya kepada Sehun.
Satu cara yang tidak masuk akal untuk dilakukan olehnya. Ia menyentuh bibirnya.
"Haruskah aku...menciumnya?" Lirihnya. Ia merasakan jantungnya kembali berpacu cepat.
"Haruskah?" Ia mengambil nafas dan menghembuskannya.
"Baiklah, jika ini yang harus kulakukan," dengan mantap ia membuka knop pintu ruang inap Sehun. Sehun menoleh ke arahnya dan tersenyum.
Oh tidak...jangan tunjukkan senyumanmu... dengan mental yang kuat ia mendekat ke arah Sehun dan...
Sehun dibuat terkejut oleh Eunji. Eunji menciumnya. Sehun merasakan jantungnya berpacu dengan cepat. Sehun melihat Eunji yang melepas ciumannya. Sehun mengerjap-erjapkan matanya.
"Ada hal yang ingin kukatakan padamu..." Sehun masih terdiam. Ia melihat pergerakan istrinya yang menggenggam kedua tangannya dengan ragu.
"Aku..." ia melihat istrinya yang memejamkan matanya.
"Aku...mencintaimu...Sehun-ah," Sehun terkejut mendengar ucapan yang ia nantikan sekian lama dari istri sahnya.
"E-eunji-ya..." lirihnya.
"Apa...ini mimpi?" Ia ingin memastikan bahwa ia sedang tidak bermimpi. Eunji menggelengkan kepalanya.
"Saranghae, Sehun-ah," Sehun merasakan ketulusan Eunji melalui mata.
Eunji-ya...nado saranghae, batinnya dengan mengusap wajah istrinya.
"Jeongmalya? Kau...mencintaiku?" Eunji menganggukkan kepalanya dengan tersenyum. Ia gunakan kedua tangannya untuk menangkup wajah suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage without DATING (FINISH)
Fanfictiondua remaja yang harus menikah karena keinginan sang ayah di ambang kematian tanpa ada rasa suka, bahkan mengenalpun tidak kisah Cinta yang tumbuh dan datang terlambat