Seminggu kemudian...
Honeymoon day
Sehun telah mengepak baju mereka untuk pergi bulan madu dengan sang istri esok pagi. Sehun beranjak dari duduknya dan menghampiri istrinya yang tengah menatap kalender.
"Ada apa, Eunji-ah? Kau akan ulangtahun?" Tanya Sehun. Eunji tak menggubris Sehun.
Sehun menatap kalender tersebut. Sehun mengerutkan keningnya setelah melihat banyaknya tanggal dilingkari tinta merah oleh Eunji.
"Wae Eunji-ah?" Tanya Sehun. Eunji menolehkan kepalanya kepada Sehun.
"Sudah dua minggu aku belum datang bulan Sehun-ah...aku takut hal buruk terjadi padaku..." Sehun mencoba menenangkan istrinya.
"Jangan memikirkan hal negatif eoh? Sekarang istirahatlah dan besok kita akan pergi bulan madu," Eunji menganggukkan kepalanya. Sehun mendekap tubuh Eunji dan mereka berjalan ke arah tempat tidur mereka.
Sehun menarik selimutnya dan menutupi tubuh Eunji agar tak kedinginan.
"Tidurlah..." Sehun mendekap istrinya dan mulai memejamkan matanya.
Pagi harinya...
Sehun membuka matanya dan melihat istrinya yang masih tertidur. Ia tersenyum dan memeluk istrinya dari belakang.
"Selamat pagi...istriku..." ujar Sehun dengan suara seraknya. Eunji membuka matanya dan tersenyum.
"Nado...suamiku..." jawab Eunji dengan suaranya yang serak.
"Kenapa dengan suaramu eoh?" Eunji menggelengkan kepalanya.
"Gwenchana...aku harus bangun dan membuatkan sarapan untukmu," perlahan Eunji mendudukkan dirinya dan entah kenapa ia merasakan pusing. Melihat itu Sehun langsung duduk dan mendekap Eunji.
"Kau tidak apa-apa?" Khawatir Sehun.
"Gwenchana...ini hanya pusing biasa..." ujar Eunji.
"Ani...kau tidak baik-baik saja Eunji-ah...kau lemas dan pucat. Istirahatlah...biar aku yang memasak," Eunji menggelengkan kepalanya.
"Jangan memaksakan dirimu Eunji-ah...aku akan menggantikan tugasmu saat ini hm? Tunggulah di sini," dengan terpaksa Eunji patuh dengan perintah suaminya. Sehun beranjak dari tempat tidurnya dan melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh Eunji.
Sepeninggal Sehun, Eunji menolehkan kepalanya ke arah nakas setelah ponsel milik Sehun berdering. Eunji menggapai ponsel Sehun dan segera menerima telepon masuk dari kedua orangtuanya.
"Yeoboseyo..."
Eunji? Di mana Sehun? Apa kalian sudah siap berangkat?
"Sehun sedang memasak eommoni..."
Memasak? Tak biasanya dia memasak. Apa yang terjadi nak? Kenapa dengan suaramu? Apa kau sakit?
"Anio eommoni...ini hanya pusing biasa,"
Kau yakin?
"Ne..."
Kalau kau sakit, lebih baik ditunda lagi. Demi kesehatanmu
"Anio...nan gwenchana...lagipula...aku tidak mau mengecewakan kalian semua..."
Aigoo putriku yang cantik dan manis...kau tak pernah mengecewakan kami semua. Baiklah kalau begitu...datanglah kemari kalau sudah siap eoh? Eomma tutup dulu ne...
"Ne..." Eunji meletakkan kembali ponselnya.
Eunji menolehkan kepalanya ke arah pintu dan melihat Sehun datang dengan membawa semangkuk bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage without DATING (FINISH)
Fanfictiondua remaja yang harus menikah karena keinginan sang ayah di ambang kematian tanpa ada rasa suka, bahkan mengenalpun tidak kisah Cinta yang tumbuh dan datang terlambat