5 bulan kemudian...
Usia kandungan Eunji sudah menginjak bulan ke-9. Mereka telah menyiapkan semua yang mereka perlukan untuk calon anak yang akan hadir di dalam keluarga kecil mereka.
Eunji pun berhenti kuliah satu semester demi calon bayi yang akan ia lahirkan. Begitu juga dengan Sehun.
Sehun mengambil libur panjang demi calon anaknya yang telah diketahui jenis kelaminnya melalui hasil scan usg.
Sehun tengah berkutik di dapur untuk menyiapkan sarapan. Sehun berganti profesi untuk sementara demi istri tercintanya. Hampir seluruh pekerjaan rumah ia kerjakan melihat kandungan Eunji yang besar.
Sesekali ia melirik ke arah istrinya yang duduk menatapnya. Ia tersenyum dan kembali fokus memasak.
Eunji semakin dibuat kagum setelah mendapat perlakuan Sehun yang begitu membuat hatinya terus melompat.
"Semangat sayang!" pekiknya dari tempat ia duduk. Sehun menoleh dan mengacungkan ibu jarinya.
"Sabar ne Eunji sayang, sebentar lagi selesai," Eunji mengangguk semangat dan mengalihkan pandangannya.
Ia melihat sekitar ruangan yang ia pijak.
"Astaga aku lupa tak menghubungi eomma!" Eunji menepuk dahinya setelah ia ingat sesuatu.
"Sehun-ah," yang dipanggil pun menoleh.
"Ne Eunji-ya?"
"Aku pergi ke kamar sebentar, aku ingin mengambil ponselku," ujarnya dengan menunjuk ke arah kamarnya.
"Biar aku yang mengambilkannya untukmu," Eunji menggeleng cepat.
"Ani ani ani...kau memasak saja. Apa kau tak kasihan pada bayimu ini eoh jika kau terlalu lama memasak?" Sehun memiringkan kepalanya.
"Benar juga, kalau begitu berhati-hatilah ne chagi-ya," Sehun mengusap puncak kepala Eunji. Eunji menganggukkan dan tersenyum setelah mendapat kecupan ringan di kepalanya.
Eunji sampai di kamarnya. Ia meraih ponsel yang ada di tempat tidurnya dan kembali ke dapur untuk menemani suaminya. Namun...
"Argh..." Eunji merintih pelan dengan memegangi perutnya. Badannya membungkuk dan terus kesakitan.
"Sehun-ah!!" ia berteriak sekeras mungkin setelah air ketubannya mengalir di kakinya.
"Argh~appo..." Eunji merintih kesakitan dan terduduk di lantai. Ia mengatur nafasnya saat sang bayi ingin segera keluar.
"Sehun-ah...jebal..." rintihnya sebelum Sehun akhirnya berada di sampingnya.
Sehun tersenyum setelah melihat istrinya melangkah ke kamar mereka. Ia memilih melanjutkan memasak untuk sarapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage without DATING (FINISH)
Fanfictiondua remaja yang harus menikah karena keinginan sang ayah di ambang kematian tanpa ada rasa suka, bahkan mengenalpun tidak kisah Cinta yang tumbuh dan datang terlambat