Kirin Art High School
Sehun segera masuk ke ruang ganti mengingat hari ini adalah latihan basket untuk pertandingan minggu depan.
Belum sempat ia melepas kemejanya, ia mendapat telepon dari ibunya. Dengan malas ia mengangkat telepon ibunya.
"Yeoboseyo,"
[Datanglah ke rumah sakit **** sekarang juga]
"Waeyo? Aku akan latihan untuk pertandingan minggu depan,"
[Datanglah ke mari segera]
"Eomma...yeoboseyo...eomma!!"
Sehun kesal setelah panggilannya terputus. Dengan terpaksa ia segera menuju tempat yang diberitahu ibunya dengan cepat.
"Yak Sehun-ah!! Eodiga?" tanya Kai.
"Mian Kai-ya, aku harus pergi. Kau pimpin latihannya ne,"
Sehun menepuk bahu Kai dan pergi dengan cepat.
Sehun POV
Apa ini? Aku harus meninggalkan latihanku untuk memenuhi permintaan ibuku. Huft, aku segera mengambil sepeda kayuhku dan melesat dengan cepat.
Sampai di rumah sakit, aku segera menghubungi ibuku di mana ia sekarang. Aku segera menuju tempat yang diberitahu ibuku.
Sampai di depan pintu, aku mengatur nafasku terlebih dulu dan mengatur rambutku yang sedikit berantakan.
Saat aku masuk, terlihat ibu dan ayah yang duduk di samping kanan pasien dan aku melihat seorang ajhumma dan seorang wanita yang terus menangis dan seorang pendeta.
Tunggu...
Pendeta?
Apa yang dilakukan pendeta di sini?
"Nak, kau sudah datang. Duduklah di depan Paman Jung," aku langsung duduk di depan orang yang ibu maksud.
"Eunji-ya...duduklah di sebelahnya,"
Apa ini? Kenapa ibuku menyuruh wanita yang bernama Eunji itu untuk duduk di sebelahku.
Ada apa ini? Wanita itu diam duduk di sebelahku.
"Ada apa ini eomma?" tanyaku.
"Jadi... Kamu yang namanya Oh Sehun?" tanya pria yang terbaring itu.
Aku pun menganggukkan kepalanya.
"Kau sangat mirip dengan ibumu," puji orang itu.
Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya.
"Kau pasti ingin tahun kenapa kami membawamu ke sini,"
"Memangnya ada apa, abeoji?" tanyaku.
"Menikahlah dengan Eunji," aku benar-benar terkejut mendengar hal itu.
Menikah?
Auhtor POV
Mereka berdua benar-benar terkejut setelah mendengar perkataan Tuan Oh.
"Ne? Tapi kenapa? Aku masih sekolah," ujar Sehun.
"Ini adalah perjanjian kami 16 tahun yang lalu. Kami pernah berjanji bahwa suatu saat nanti jika kami memiliki anak berbeda jenis akan dijodohkan. Sebenarnya kalian belum waktunya untuk ini. Tapi ini demi..."
"Demi apa, abeoji?"
"Demi teman ayah..."
Eunji membelakakkan matanya. Air mata jatuh begitu saja.
"Dia ingin melihat putrinya menikah sebelum ajal menjemputnya," lirih Tuan Oh. Nyonya Oh dan Nyonya Jung mengusap air matanya dan menahan kesedihan di ruangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage without DATING (FINISH)
Fanfictiondua remaja yang harus menikah karena keinginan sang ayah di ambang kematian tanpa ada rasa suka, bahkan mengenalpun tidak kisah Cinta yang tumbuh dan datang terlambat