Bab 16. Antara Anak Berbakti dan Murid Durhaka

2.4K 34 0
                                    

Dengan muka merah padam Ban-kiam membuka matanya pula. Ia pikir pihak lawan sudah mengampuni jiwaku, maksud tujuannya adalah jelas sekali, yaitu mereka hendak membawa pergi putra mereka. Sekarang dirinya sudah keok, mana boleh bertempur lagi dan merintangi kehendak mereka? Andaikan bertempur lagi juga tak dapat melawan mereka suami-istri.

Demi teringat nasib putri kesayangannya yang telah binasa gara-gara kelakuan murid murtad perguruannya sendiri, sekarang dirinya memimpin para Sute datang ke Tionggoan, di antara para Sute itu ada tujuh orang telah ditawan pula oleh pihak Tiang-lok-pang, Ciok Tiong-giok yang dapat ditangkapnya ini sekarang mesti dirampas orang lagi, sedangkan Swat-san-kiam-hoat yang paling diandalkan juga tak dapat melawan Hian-soh-siang-kiam (sepasang pedang Hian-soh-ceng), nama baiknya selama ini telah runtuh habis-habisan, teringat semuanya ini seketika Ban-kiam menjadi putus asa, ia berdiri dengan termenung-menung tanpa bersuara.

Dalam pada itu suara pertempuran di dalam kelenteng itu juga telah didengar Houyan Ban-sian dan Bun Ban-hu yang menjaga di luar kelenteng, mereka pun sudah masuk kembali dan menyaksikan kekalahan sang Suheng, segera mereka berseru, "Mereka dapat main kerubut, masakah kita tidak boleh main keroyok!"

Dan sekali memberi tanda serentak 12 orang murid Swat-san-pay lantas menerjang maju mengelilingi Ciok Jing dan Bin Ju.

Ban-kiam tahu ke-12 orang Sutenya itu sekali-kali bukan tandingan Ciok Jing suami-istri, sekalipun dirinya ikut pula di dalam pertempuran juga sukar memperoleh kemenangan. Karena itulah ia menjadi ragu-ragu apa yang harus diperbuatnya.

Tiba-tiba terdengar Ciok Jing berkata, "Pek-suheng, kami suami-istri bergabung melawan Pek-suheng memang telah di atas angin sedikit, tapi tak dapat dikatakan telah mendapat kemenangan. Maka dari itu marilah kita mulai lagi. Awas serangan!"

Habis berkata segera pedangnya menusuk lebih dahulu.

Terhadap ke-72 jurus ilmu pedang Swat-san-pay memangnya sudah dapat dipahaminya dengan baik, sekarang dilihatnya pula permainan Pek Ban-kiam yang lihai itu, ia merasa setiap jurus yang dimainkan itu cocok benar dengan seleranya.

Dengan kedudukan Pek Ban-kiam sebagai seorang tokoh terkemuka, kalau tadi pihak lawan sudah mengampuni jiwanya, maka seharusnya ia tidak boleh menantang lagi. Tapi sekarang Ciok Jing sendiri yang melancarkan serangan lebih dulu, untuk ini ia boleh menangkisnya. Diam-diam ia membatin, "Baik, biar aku coba mengukur kekuatanmu lagi dengan satu lawan satu."

Segera ia menangkis sambil menggeser ke samping, lalu balas menyerang.

Keadaan menjadi berbeda dengan pertarungan Pek Ban-kiam melawan Ciok Jing ini. Tadi dia satu melawan dua, dengan sendirinya lebih banyak diserang daripada menyerang, walaupun dia dapat berjaga dengan sangat rapat, tapi di waktu balas menyerang mau tak mau mesti berpikir kepada lawan yang lain, kalau menyerang Ciok Jing harus menjaga pula serangan dari Bin Ju, sebaliknya kalau menusuk Bin Ju harus pula cepat menangkis serangan balasan dari Ciok Jing yang selalu kerja sama dengan sangat baik bersama istrinya.

Sekarang satu lawan satu, pula merasa malu atas kekalahan tadi, seketika Pek Ban-kiam memainkan 72 jurus Swat-san-kiam-hoat dengan sehebat-hebatnya dan tanpa kenal ampun lagi.

Di dalam kelenteng yang kecil itu seketika penuh bertaburan sinar pedang yang menyilaukan.

Diam-diam Ciok Jing harus mengakui ilmu pedang Pek Ban-kiam memang benar-benar lihai dan tergolong ahli pedang kelas satu.

Segera dengan penuh semangat ia melayani serangan-serangan lawan dengan segenap kepandaiannya.

Pikirnya, "Biarkan tahu bahwa ilmu pedang dari Hian-soh-ceng kami sebenarnya tidak di bawah ilmu pedang Swat-san-pay kalian. Sebabnya aku suruh putraku belajar di tempat kalian adalah karena aku mempunyai maksud tujuan tertentu, maka janganlah kau tinggi hati dan mengira aku Ciok Jing tak dapat menandingi seorang Pek Ban-kiam."

Medali Wasiat (Xia Ke Xing/Ode To Gallantry) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang