Bab 29. Ciok Jing Suami-Istri Difitnah Meracuni

2.1K 39 0
                                    

Dalam pada itu terdengar Ciok Jing telah menjawab, "Tadi waktu dia berputar tubuh dan menarik jubahnya, lapat-lapat aku melihat ujung bajunya itu tersulam setangkai bunga kuning, maka aku coba-coba menegurnya, dan ternyata memang betul. Sebabnya dia menguntit kita kiranya... kiranya adalah anak Giok. Tahu begitu, tentu tadi kita tak perlu membikin susah padanya."

"Tampaknya mereka... mereka sangat setia kepada anak Giok," ujar Bin Ju.

"Ya, anak Giok kena diculik oleh Pek Ban-kiam, tentu saja orang-orang Tiang-lok-pang disebarkan untuk mencegat di mana-mana," ujar Ciok Jing. "Jumlah mereka sangat banyak, hubungan luas dan pengaruh besar, tak tersangka toh tetap tiada mendapatkan sesuatu berita apa-apa."

"Dari... dari mana kau mengetahui tiada sesuatu berita apa-apa?" kata Bin Ju dengan sedih.

Dengan penuh kasih sayang Ciok Jing memegang tangan sang istri, katanya dengan lembut, "Adik Ju, bila mereka sudah mendapat berita tentang anak Giok, tentu mereka takkan menyebarkan orang ke mana-mana untuk mengikuti jejak tokoh-tokoh Kangouw. Murid Loh Cap-pek tadi tanpa sebab telah menguntit kita, selain ingin mencari tahu jejak pangcu mereka rasanya tiada maksud tujuan lain lagi."

Tempat di mana Ciok Jing dan Bin Ju berada itu jaraknya kira-kira beberapa meter dari tempat sembunyi Ciok Boh-thian. Walaupun suara bicara Ciok Jing tidak keras, tapi cukup jelas didengar oleh pemuda itu.

Sebenarnya dengan kepandaian Ciok Jing suami-istri yang tinggi, waktu datangnya Boh-thian tadi tentu akan diketahui oleh mereka. Cuma waktu itu mereka lagi mencurahkan perhatian kepada laki-laki murid Loh Cap-pek yang selalu menguntit itu, ditambah lagi lwekang Boh-thian sekarang sudah sangat tinggi, langkahnya enteng tak bersuara, sebab itulah sehabis Ciok Jing menyelesaikan urusan laki-laki itu, sama sekali mereka tidak menduga bahwa di tengah semak-semak sana masih sembunyi seorang lain lagi.

Dari percakapan Ciok Jing berdua itu, Boh-thian mendengar tentang Pangcu Tiang-lok-pang yang diculik Pek Ban-kiam yang maksudnya rasanya seperti dirinya, tapi "anak Giok" apa segala toh bukanlah dirinya.

Memangnya dalam benak Ciok Boh-thian telah penuh tanda tanya mengenai asal usulnya sendiri, kalau sekarang mendadak ia keluar dari tempat sembunyinya tentu juga kurang pantas. Maka ia lantas diam saja untuk mendengarkan lebih lanjut.

Saat itu adalah malam yang gelap, suara serangga dan katak mulai bergema, angin pun meniup mendesis-desis, sebaliknya Ciok Jing suami-istri pun tidak bicara lagi.

Karena khawatir jejaknya diketahui, maka Ciok Boh-thian sampai bernapas pun tidak berani terlalu keras. Selang agak lama barulah didengarnya nyonya Ciok menghela napas, menyusul terdengar suara tersedu-sedu yang perlahan.

Lalu terdengar Ciok Jing telah berkata, "Adik Ju, selama kita merantau di kalangan Kangouw belum pernah kita melakukan sesuatu yang jahat. Beberapa tahun terakhir ini demi keselamatan anak Giok bahkan kita lebih banyak menjalankan kebajikan. Kalau sudah begini kita masih diharuskan tidak mempunyai keturunan maka apa mau dikata lagi bilamana memang sudah suratan nasib, apalagi anak durhaka sebagai anak Giok itu ada lebih baik kita anggap tidak mempunyai anak saja, sudah."

"Meski anak Giok memang agak nakal sejak kecil, tapi dia... dia tetap jantung hati kita," ujar Bin Ju dengan suara lembut. "Hanya karena anak Kian telah tewas dengan mengenaskan di tangan orang, kita menjadi lebih memanjakan anak Giok dan mengakibatkan gara-gara seperti sekarang ini, namun... namun aku tetap takkan membencinya. Tempo hari waktu di kelenteng kecil itu bukankah dia belum seburuk sebagaimana kita sangka? Jika aku tidak... tidak salah melukai dia, tentu... tentu takkan...." sampai di sini suaranya menjadi terguguk-guguk, rupanya ia sangat menyesal dan berduka.

"Sudah kukatakan janganlah kau sedih atas kejadian itu, andaikan tempo hari kita dapat menyelamatkan dia, toh tidak mustahil akan direbut lagi oleh mereka," kata Ciok Jing. "Urusan ini pun sangat aneh, ke manakah perginya orang-orang Swat-san-pay ini, mengapa mendadak telah menghilang semua dan tiada berita apa-apa lagi di dunia persilatan Tionggoan. Adik Ju, besok juga kita berangkat langsung ke Leng-siau-sia. Setiba di sana, baik atau buruk tentu kita akan mendapat keterangan yang jelas."

Medali Wasiat (Xia Ke Xing/Ode To Gallantry) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang