Bab 17. Tidak Ajar-Jangan Lari-Tidak Ampun

2.3K 40 1
                                    

Tiba-tiba Ban-kiam tercengang kaget lagi. Ternyata di pipi kiri Houyan Ban-sian, Bun Ban-hu dan lain-lain masing-masing terdapat bekas tamparan yang jelas, kelihatan bekas lima jari tangan. Bekas tamparan itu hitam gosong dan melekuk beberapa mili dalamnya.

"Sia... siapa ... siapa? Siapakah yang memukul kalian ini? Ka ... kapan terjadinya?" demikian Ban-kiam bertanya dengan suara terputus-putus.

Dilihat dari bekas tamparan yang kecil itu, agaknya adalah tangan kaum wanita. Biasanya Pek Ban-kiam jarang menjelajahi Tionggoan, tapi sering ia mendengar cerita dari ayahnya tentang kejadian-kejadian yang menarik di dunia persilatan, walau pengalamannya sedikit, tapi pengetahuannya cukup luas.

Ia lihat bekas tamparan yang berwarna hitam gosong itu bukan bekas pukulan Hek-sah-ciang atau Thiat-sah-ciang (pukulan pasir hitam dan pasir besi), sebab kalau kedua macam pukulan itu tentu yang terkena sudah binasa sejak tadi, tapi sekarang para Sutenya itu hanya ringan saja lukanya, bahkan terdengar Houyan Ban-sian dapat berteriak-teriak, "Setan alas, aku sama sekali tidak tahu siapakah yang menggampar diriku!"

"Keparat, merunduk orang secara diam-diam, babi ...." demikian Bun Ban-hu juga mencaci maki.

Ternyata tiada seorang pun yang tahu siapa yang telah menyerang mereka secara menggelap itu. Yang jelas ketika Ban-kiam berlari ke luar kelenteng dengan pedang terhunus tadi, mendadak pipi seorang lantas kena ditampar orang, menyusul seorang lagi juga kena digampar, yang dipukul belakangan tidak mendengar suara tamparan yang dipukul lebih dulu, sebaliknya yang terpukul dahulu karena sedang meringis kesakitan sehingga tidak mendengar kawan di sebelahnya juga kena pukulan, kemudian Ban-kiam masuk kembali dan menyalakan lilin barulah mereka mengetahui semua kawannya rata-rata telah diserang orang. Tadinya mereka menyangka dirinya sendiri saja yang mengalami nasib sial.

Ban-kiam termenung-menung tanpa memberi komentar apa-apa, ia menduga orang yang menolong Ciok Boh-thian dan yang menyerang para Sutenya itu tentu terdiri dari satu orang yang sama. Terang sesudah menolong Ciok Boh-thian orang itu masih bersembunyi di dalam kelenteng, ketika dirinya mengejar keluar, lalu, dengan sebebasnya ia menggampar para Sutenya setiap orang satu kali, habis itu barulah Ciok Boh-thian dibawa pergi. Orang itu dapat memukul tanpa mengeluarkan suara, yang digunakan adalah tenaga dalam yang lunak, kepandaiannya dan kecerdikannya terang bukan orang sembarangan, Ban-kiam menjadi ngeri membayangkannya.

Kiranya lukanya tidaklah parah karena dia sendiri yang menumbuk ujung pedangnya Bin Ju, rasanya juga tidak terlalu sakit. Ketika Ciok Jing dan Bin Ju dipaksa pergi, keadaan di dalam kelenteng lantas gelap gulita, tiba-tiba ia merasa mulutnya didekap sebuah tangan, lalu badannya diseret orang dengan perlahan-lahan dan akhirnya sampai di kolong meja sembahyang.

Tidak lama kemudian terasa pula orang itu mengempitnya terus membawanya lari keluar kelenteng, tidak terlalu lama lalu melompat ke atas sebuah perahu, menyusul ada orang menyalakan pelita.

Waktu Boh-thian membuka mata, tertampak orang berada di sampingnya dengan memegang pelita itu tak-lain-tak-bukan adalah si Ting Tong.

"Hai, Ting-ting Tong-tong, kiranya kau yang telah membawa aku ke sini?" seru Boh-thian dengan girang.

Tapi mulut Ting Tong tampak mencibir, omelnya malah, "Babi mampus kau, masakah siapa yang membawa kau ke sini juga tidak tahu. Yaya yang telah menyelamatkan kau, tahu?"

Boh-thian menoleh, dilihatnya Ting Put-sam berada di haluan perahu dengan duduk berpangku dengkul sedang memandang ke udara, sedikit pun tidak menggubris padanya. Maka ia lantas menyapa, "Yaya untuk ... untuk apakah membawa aku ke sini?"

"A Tong," tiba-tiba Ting Put-sam mendengus tanpa menggubris Boh-thian, "orang ini adalah orang sinting, buat apa kau menjadi istrinya? Toh kau belum tidur bersama dia, sebelum telanjur lebih baik kau bunuh dia saja."

Medali Wasiat (Xia Ke Xing/Ode To Gallantry) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang