Spring

2.8K 251 12
                                    

Hari pertama di musim semi. Burung berkicau riang, udara yang terasa menyegarkan. Tawa riang anak - anak yang terdengar bagai nyanyian surga.

Aku suka musim semi, karna pada musim semi aku lahir. Pada musim semi aku bisa berjalan dan berbicara. Pada musim semi kak Asher dan kak Yuri lulus dari perguruan tingginya. Dan beberapa minggu yang lalu kak Yuri menikah dengan kekasihnya.

Sungguh membahagiakan bukan. Aku terlahir dari sebuah keluarga yang harmonis. Di besarkan dengan limpahan kasih sayang, dan itu sudah cukup bagiku.

***

"Selamat pagi semua." Teriak seorang gadis, memecah keheningan.

Siapa lagi jika bukan Violet, Asher hanya mendengus sebal. Mereka memang sudah terbiasa mendengar teriakan anak bungsu keluarga Cho. Hanya saja bagi Asher, gadis itu sangat berisik untuk ukuran seorang wanita berusia duapuluh tahunan.

"Duduklah. Cepat habiskan makananmu sayang." Perintah Falli.

Violet mengangguk patuh, duduk di samping Mommynya dengan tenang.

"Bagaimana keputusanmu?" Tanya Arsen disela kegiatan mereka.

Violet menatap sang ayah bingung. Seolah tahu apa yang putrinya pikirkan Arsen pun menjelaskan maksud dari perkataannya.

"Kau akan pergi ke Jepang untuk melanjutkan pendidikanmu. Atau tetap disini dan bekerja di kantor bersama kakakmu? Hanya itu pilihannya. Daddy harap kau tetap berada disini."

Violet nampak berpikir sejenak, sambil melahap roti berisi selai coklat kesukaannya. "Aku memilih yang kedua. Tetap disini dan bekerja bersama kakak." Dengan mulut yang masih penuh, dia kembali melanjutkan kata - katanya. "Bolehkan kak? Kau tidak perlu mengatakan pada siapapun bahwa aku ini adikmu. Cukup menjadi seorang pegawai biasa saja. Selama aku bisa membantu pekerjaanmu, aku bersedia di tempatkan di posisi apapun."

"Setuju." Ucap Asher beranjak dari duduknya. "Cepat ganti pakaianmu. Kau mulai bekerja hari ini juga."

"Apa?!" Violet terbelalak kaget, namun segera berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Dia teramat senang karna untuk pertama kali Asher tidak menolak keinginannya. Biasanya dia akan berkata tidak pada sang adik.

Violet sudah mengenakan kemeja dan celana bahan yang terlihat begitu cocok ia pakai. Gadis itu tidak pernah menggunakan make up yang berlebihan sehingga membuatnya tampak sederhana untuk ukuran anak seorang CEO kaya raya.

"Kami pergi dulu Mom, Dad." Violet memberikan kecupan manis di kedua pipi orang tuanya.

Asher berjalan lebih dulu dari adiknya. Membuat Violet mau tak mau harus mempercepat langkahnya, agar dapat berjalan bersama kakaknya.

Di dalam mobil dia terus saja berbicara. Membuat Asher menatapnya dengan kesal, meski begitu Violet terus saja berbicara. Dari apa yang akan ia kerjakan di kantor nantinya, hingga bagaimana lingkungan kerjanya disana.

"Turunlah, kita sudah sampai." Asher memarkirkan mobilnya di area parkir kantor.

Dan seperti biasa, dia akan berjalan mendahului sang adik. Dengan bibir yang mengerucut sempurna Violet pun mengikuti sang kakak masuk ke dalam gedung pencakar langit yang selama ini di bangun oleh Daddynya. Dan kini di lanjutkan oleh kakak laki - lakinya.

Violet menelusuri setiap sudut gedung tersebut dengan mata indahnya, hingga tanpa sadar tubuhnya menabrak punggung Asher.

"Maaf."

Dan lagi - lagi pria itu hanya berdecak kesal, tanpa menanggapi ucapan sang adik. Dia pun memanggil sekertarisnya.

"Julia, tolong bawa dia. Dan tunjukan apa tugasnya disini." Perintah Asher pada wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik dan awet muda.

SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang