Hai... Apa kabar? Sehat semua?
Aku balik lagi nih. Maaf di php ya, namanya orang sakit kan gk ada yang tau. Buat yang lama nunggu nih aku Up semoga kalian suka ya. Dan jangan lupa jaga kesehatan jangan sampe tumbang apa lagi cuacanya sekarang lagi gak oke buat yang sibuk sekolah, kuliah dan kerja kayak kita.So.
Happy Reading.
Dean menatap gadis di hadapannya dengan penuh tanya. Sedangkan yang di tatap hanya diam, matanya fokus pada sebuah album foto yang tidak terlalu besar, bersampul coklat tua.
Pria itu meletakkan kepalanya di paha sang gadis. Beribu pertanyaan terus saja berputar di benaknya. Ya, mereka sedang berada di apartemen milik Dean. Merasa sedikit terganggu dengan tatapan Dean yang tak biasa, akhirnya membuat Violet mengalihkan pandangannya pada pria tersebut.
"Ada yang ingin kau tanyakan?" Violet menghentikan kegiatanya.
"Tidak, hanya saja kemarin aku melihatmu dengan seseorang. Tapi bukan kah kau menghadiri acara sekolah putramu. Mungkin aku hanya salah lihat."
Violet menatap prianya bingung, namun kesadarannya kembali saat Dean mengambil alih album foto yang ada dalam genggaman gadis itu. Lalu membuka lembar demi lembar kenangan masa lalunya.
"Aku memang pergi ke acara sekolah Jevin, bukannya aku sudah bilang padamu."
"Ya... Ya aku tahu itu nona cerewet. Maka dari itu aku bilang, mungkin saja aku salah lihat."
Violet mengendikkan bahunya, lalu kembali memperhatikan potret masa kecil pria di hadapannya ini. Tak jarang ia menertawakan raut wajah lucu Dean kecil. Jari telunjuknya berhenti di sebuah foto yang menunjukan seorang anak kecil tengah duduk manis di pangkuan wanita cantik.
"Ibu mu?"
Dean tersenyum simpul, kepalanya sedikit mengangguk. Tatapan matanya berubah sedih, membuat Violet khawatir. Apakah dia salah berbicara?
"Kenapa? Apa ada yang salah?"
Dean beranjak dari tidurnya, lalu duduk bersandar di samping gadis itu. Mata caramelnya masih tertuju pada potret dirinya dan sang ibu. "Tidak, tidak ada yang salah Violet."
"Lalu? Kau merindukannya?" tanya Violet hati - hati. Dan pria itu hanya membalasnya dengan anggukan lemah.
"Kenapa tidak pergi mengunjunginya saja? Ibu mu pasti sangat merindukanmu. Kapan terakhir kau mengunjunginya?" Dean menatapnya diam, seolah tengah bersiap untuk mengatakan suatu rahasia dalam hidupnya.
"Ada apa?" Violet seolah mengerti apa yang pria itu pikirkan. Dia memilih untuk diam dan mendengarkan.
"Dia meninggalkanku, entah apa kesalahan yang telah aku lakukan. Aku lahir dari keluarga yang kurang mampu, ayahku seorang pemabuk dan gemar berjudi. Setiap hari dia pulang hanya untuk meminta uang pada ibu, jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Pria itu akan menyiksa diriku dan ibu," Dean menghela nafas sejenak. Matanya menerawang pada masalalu pahit yang ia lalui.
"Dan bodohnya ibuku selalu memberikannya uang. Dia bekerja setiap hari hanya untuk menghidupi diriku dan bajingan itu." ada kemarahan terpancar dari mata Dean.
"Sampai hari itu tiba, seorang penagih hutang datang ke rumah kami. Dia meminta ibu untuk melunasi semua hutang - hutang ayah. Sedangkan pria itu lari entah kemana. Aku tidak mengerti apa yang merereka bicarakan setelahnya. Seperti biasa dia berpura - pura kuat, dengan tersenyum dia memberiku segelas susu hangat lalu memintaku untuk tidur. Itu terakhir kalinya aku merasakan dekapan hangat seorang ibu. Setelahnya yang aku ingat hanya, aku terbangun di sebuah panti asuhan. Dia tidak pernah kembali, meskipun berkali - kali aku bertanya pada kepala panti. Mereka tetap tidak memberitahu dimana ibuku berada." Dean menunduk, beberapa saat kemudian bahunya bergetar. Pria itu terisak pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/98128723-288-k379694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
RomanceSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...