Beautiful Liar

1.2K 129 7
                                        

"Kau berbohong padaku?!" Violet berkata dengan emosi tertahan.

Pria di hadapannya itu benar - benar licik. Jika bukan karna gadis itu mengancam akan melompat dari dalam mobil. Sudah pasti saat ini keduanya tidak berada di rumah, tapi di suatu tempat yang hanya Shawn ketahui.

Violet bisa bernafas lega, karna saat ini mereka sudah ada di rumah. Dan tidak lama lagi Asher serta keluarganya akan pulang. Suasana rumah juga cukup aman, Violet bisa berteriak jika sewaktu - waktu Shawn berbuat jahat padanya.

Gadis itu memilih untuk meninggalkan kakak iparnya tersebut sendirian. Meskipun pria tinggi itu terus saja menatapnya dengan penuh tanya.

***

Violet tengah berkutat dengan novel kesayangannya, saat tiba - tiba kakak sulungnya itu menerobos masuk ke dalam kamar miliknya.

"Kemana saja kau hari ini? Kenapa akhir - akhir ini kau sering sekali tidak berada dirumah?" tanya Asher dingin, namun di balik semua itu ada rasa khawatir yang menyelimuti hatinya.

Violet menatap kakaknya itu dengan heran. Kenapa Asher tiba - tiba bersikap seperti itu. "Aku menginap di rumah Cloe. Banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan sebelum peluncuran game baru?"

Asher menatap Violet tajam, tentu saja pria itu tidak percaya. Pasalnya setiap hari Violet selalu menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Bahkan Asher memastikan itu setiap hari, tanpa sepengetahuan sang adik.

Sebelum keduanya melanjutkan argumen mereka ke tahap yang lebih menegangkan. Falli telah berada di ambang pintu kamar Violet. Meminta mereka untuk segera keluar dan makan malam.

Suasana makan kali ini tidak seperti biasa. Mereka semua makan dalam diam, terutama Violet dan Asher. Tidak biasanya gadis itu diam, dan itu membuat orang tuanya khawatir.

Fallecia memperhatikan putrinya prihatin. Apa dia sedang bertengkar dengan Asher, pikir Falli.

"Makan ini nak," Falli meletakkan beberapa potong tuna di piring anak gadisnya. "Kau terlihat lelah sayang. Apa pekerjaanmu akhir - akhir ini begitu berat." lanjutnya.

"Terimakasih," gadis itu melahap sepotong tuna berukulan besar, mengunyahnya untuk beberapa saat hingga mampu tertelan olehnya. "Tidak Mom, aku hanya terlalu senang. Karna beberapa minggu lagi peluncuran game baru akan di mulai."

Violet tersenyum tulus, berusaha meyakinkan ibunya bahwa dia baik - baik saja.

"Violet benar Mom, dia bahkan terlihat tengah bahagia karna telah memiliki seorang kekasih. Bukan begitu?" sela Shawn.

Semua orang menatap anak bungsu keluarga Cho dengan aneh. Seolah menunggu gadis itu untuk memberikan penjelasan. Terutama Ayah dan kakak sulungnya.

Gadis itu melayangkan tatapan kesalnya pada Shawn. Bukan karna dia tidak mengakui Dean sebagai kekasihnya. Tapi karna dia tengah menunggu waktu yang tepat untuk mengenalkan pria itu pada keluarganya secara langsung.

"Maafkan aku Violet. Apa kau masih merahasiakan hubunganmu dengan pria itu dari keluarga kita?" Shawn memperlihatkan raut wajah bersalahnya yang sengaja ia buat - buat. "Jika tidak salah, bukankah pria itu adalah pria yang sama. Dia bekerja di perusahaan Asher bukan? Christian Dean." lanjut Shawn.

Asher menatap Violet tajam, raut wajah tidak sukanya begitu jelas terlihay di wajah tampan pria tersebut.

"Kau mengabaikan perkataanku?" ucapnya dingin.

"Bukankah itu bagus?! Jadi bagaimana kau mengenal pria itu Violet? Dia bekerja di bagian apa? Apa dia seorang programer? Atau kepala devisi?" Yuri membordir pertanyaan pada adiknya dengan antusias.

SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang