Hallo Chingu... Maaf ya maaf banget karna bikin kalian merasa tergantung karna cerita ini hiatus tanpa kepastian :(
Sebelumnya aku mau ngucapin selamat menjalankah ibadah puasa, bagi yang menjalankan.walaupun terlambat. Aku mau minta maaf atas semua kesalahan yang aku buat. Sengaja ataupun tidak hihi.. Inget ya kalo baca cerita ini pas buka puasa atau sahur biar faedah /g
Oke lanjut...
Tapi jangan khawatir, aku punya kabar gembira dan buruk juga sih.
Kabar gembiranya adalah aku dapet cuti yey... Jadi punya banyak waktu buat nulis dan lanjutin cerita ini. Sekalian istirahat juga dari rutinitas dunia nyata fiuhh...
Dan kabar buruknya aku diem di kosan dengan jenuh eh.. Nggak ding kan ada kalian jadi gak jenuh tetep di syukuri aja.
Makasih ya buat kalian yang udah mau nungguin aku hiks..
So gak perlu buang - buang waktu lagi. Semoga kalian terhibur.
Happy Reading.
Musim semi telah berlalu, berganti dengan musim panas yang hangat dan menyenangkan. Begitu pula dengan kedekatan Violet dan Dean yang semakin sulit untuk di artikan. Ambisi Shawn kepada anak bungsu keluarga Cho, serta kasih sayang Asher yang mulai terlihat untuk putra semata wayangnya.
"Jevin?! Jangan berlarian seperti itu, kau bisa jatuh." teriak wanita paruh baya yang tengah berlari mengejar cucunya.
Anak itu baru berhenti setelah tubuhnya menabrak sesuatu. Dan terjatuh.
"Sudah ibu bilangkan. Lihatlah akibatnya." Falli menggeleng pelan.
Sesuatu yang membuat anak itu terjatuh ternyata Violet. Gadis itu dengan sigap membantu keponakan kecilnya untuk berdiri. Sambil menepuk - nepuk celana serta baju Jevin yang mungkin saja kotor terkena debu.
Violet menatap anak itu lembut, mencubit pipi keponakannya dengan gemas. "Anak pintar, kau harus menuruti semua perkataan nenek dan ibu ku. Jika beliau tidak mengizinkan mu untuk berlarian di dalam rumah, itu untuk kebaikan mu sendiri. Mengerti?" ucapnya lembut.
Jevin mengangguk paham, membuat kedua sudut bibirnya melengkung ke atas. "Tentu saja. Aku hanya bosan, bisakah kau bermain dengan ku Mom?" timpal Jevin pada Violet. Dan gadis itu mengiyakan permintaan keponakannya.
***
Kalian pasti bertanya - tanya kenapa Jevin memanggilku dengan sebutan Mommy itu karna dia yang menginginkannya. Anak itu memanggil Mommy dan Daddy sebagai ibu dan ayah. Sedangkan memanggil ku dan Asher dengan sebutan Mommy dan Daddy. Lucu bukan?
Orang - orang pasti akan mengira Jevin adalah putra ku dan Asher. Jika mereka tidak mengetahui yang sebenarnya. Begitu pula dengan Dean. Pria itu, entah sejak kapan kami mulai dekat. Perasaan tidak suka ku, kepadanya kini berubah menjadi sebuah perasaan nyaman. Tak jarang aku pergi menjemput Jevin bersama dengan Dean.
Pria itu mengira Jevin adalah putraku. Namun entah mengapa itu tidak membuatnya terbebani. Bahkan pria itu mulai menunjukan kedekatannya dengan putra kakakku.
***
"Mom? Sedang memikirkan sesuatu?" tanya Jevin dengan penasaran.
Violet hanya tersenyum menatap keponakan kecilnya. "Tidak, Mom baik - baik saja. Apa kau tidak mengantuk. Biar Mommy bacakan sebuah dongeng untukmu."
"Temani aku tidur." pintanya.
"Baiklah, pangeran kecil."
Jevin berbaring di tempat tidurnya bersama dengan Violet. Yang mulai membacakan sebuah dongeng pengantar tidur untuk keponakan kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
عاطفيةSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...