Violet hampir gila karna melihat tingkah aneh pria yang tengah sibuk memandanginya di balik meja bar. Dentuman musik keras serta cahaya lampu yang tidak begitu terang membuatnya pusing. Entah apa yang ada dalam otak kecilnya, hingga mau di ajak pergi ke club malam oleh seorang pria yang jelas - jelas baru di kenalnya.
"Minum ini, kau terlihat seperti gadis lugu."
Violet memandang pria di hadapannya jengah, dia sama sekali tidak menyentuh minuman yang pria itu berikan.
"Tunggulah sebentar lagi, limabelas menit lagi. Aku benar - benar akan mengajakmu keluar dari sini."
Gadis itu hanya dapat menghela nafasnya pasrah. Menunggu pria itu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bukannya dia tidak mau pergi, Violet bisa saja pergi atau menolak ajakan pria bodoh itu. Tapi entah kenapa hatinya seolah berkata ini bukan masalah besar.
Dan benar saja limabelas menit kemudian Dean mengajaknya pergi dari club. Setelah ia menggani segaram kerjanya, dia membawa Violet. Mengenggam tangan gadis itu dengan erat, seolah takut jika genggamannya terlepas maka Violet akan menghilang untuk selamanya. Puluhan mata wanita yang ada disana menatap Violet iri sekaligus benci.
Dia cukup lama menemani Dean club, jadi Violet mendeskripsikan pandangan wanita - wanita sexy itu padanya adalah pandangan tak suka. Seolah berkata, "Menjauhlah dari pria itu, dia milikku."
Violet bergidik ngeri dibuatnya. Memikirkan semua itu membuatnya tidak sadar bahwa mereka sudah berada di area parkir club, Dean memakaikan helm pada Violet. Dia merasa sia - sia saja berbicara panjang lebar pada gadis itu sepanjang jalan tadi. Karna yang ia lihat saat ini adalah tatapan kosong Violet, entah apa yang gadis itu pikirkan.
"Pakai ini." Dean memakaikan jaket miliknya pada Violet, takut jika angin malam akan membuat kadis itu kedinginan.
Tanpa membuang waktu akhirnya mereka memilih untuk segera menuju tempat tujuan mereka. Kali ini Violet menuruti kata - kata Dean untuk berpegangan padanya. Hingga mereka sampai di Queen’s Walk yang berada di tepi sungai Thames.
Suasana malam hari disana sangat indah dan mempesona. Membuat Violet tanpa sadar tersenyum kagum. Dean memperhatikan gadis itu dengan penuh ketertarikan. Gadis aneh yang manis, begitu pikirnya.
"Kau baru pertama kali datang kemari?"
"Ya, aku lebih tertarik dengan deretan buku di perpustakaan dan membantu nenek mengacaukan masakannya dari pada berjalan - jalan di luar rumah."
Dean terkekeh pelan. "Gadis aneh. Jika begitu aku adalah pria pertama yang mengajak mu untuk melihat dunia luar." ucapnya bangga.
Violet menatapnya aneh, berdecak pelan karna tingkat kepercayan Dean yang begitu tinggi.
"Kau adalah pria ketiga yang melakukan ini."
"Apa?! Kau bilang tidak memiliki kekasih? Apa Asher Cho yang mengajak mu pergi?" raut wajah Dean nampak tak suka, namun berusaha untuk bersikap sewajarnya di hadapan Violet. "Aku penasaran, bagaimana gaya berkencan seorang CEO?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
RomanceSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...