My self

1.3K 163 6
                                    

"Kau tidak pulang?"

"Ini sudah malam."

"Aku akan mengantarmu pulang, tunggu aku sepuluh menit lagi."

Gadis di hadapannya hanya diam, tatapan kosongnya menunjukan bahwa fikirannya sedang tidak berada disini. Jari telunjuk terus saja berputar di bibir gelas yang ada di hadapannya sejak tadi. Membuat Dean menatapnya dengan khawatir.

"Pekerjaanku sudah selesai. Bisakah kau menangani semuanya sendiri Nick?"

"Aku mengerti Chris, segera antarkan gadis mu pulang. Kurasa dia sedang tidak dalam keadaan baik saat ini." Nick menepuk bahu kawannya pelan, seolah mengerti ke khawatiran Dean.

"Terimakasih."

Dean pergi untuk mengganti seragamnya, setelah itu kembali menghampiri Violet. "Ayo, ku antar kau pulang." ajaknya.

Tidak ada penolakan atau semacamnya, tidak seperti biasa. Gadis itu tidak cerewet atau bahkan mengomeli Dean.

"Apakah ada yang menjadi beban fikiranmu?" tanya Dean di sela - sela mengemudi.

Gadis itu hanya memeluknya erat dari  belakang. Butuh waktu cukup lama sampai Violet bersuara. "Izinkan aku menginap di tempatmu lagi." celotehnya.

Dean tidak bertanya lagi, hanya saja ia mengerti Violet sedang tidak baik.

***

Asher terus saja menatap layar ponselnya dengan cemas. Ini sudah larut malam dan Violet tidak pulang. Beberapa jam yang lalu gadis itu sudah menguhungi ayahnya, berkata bahwa akan menginap di kediaman Cloe. Dan tentu saja sang ayah memberinya izin.

Asher mencoba untuk memastikannya dengan menghubungi Cloe lewat Fallecia. Gadis itu membenarkan bahwa Violet tengah menginap bersamanya.

Namun tetap saja Asher ragu, dia mencoba menghubungi Violet berulang kali. Dan hasilnya adalah gadis itu tidak menjawab panggilannya, atau membalas puluhan pesan dari sang kakak.

"Apakah aku keterlaluan?" Asher mengusap wajahnya kasar. Dia benar - benar frustasi sekarang.

Perhatiannya teralihkan saat melihat putra kecilnya berlari dengan membawa sebuah buku cerita di tangannya. "Daddy. Bisakah kau membacakan sebuah cerita pengantar tidur untukku? Biasanya Mom yang akan bercerita, tapi karna malam ini dia sibuk. Jadi bisakah kau menggantikannya untuk hari ini saja Dad?" pinta Jevin dengan polos.

Asher tersenyum tipis, meraih buku cerita yang di bawa oleh putranya. Membawa anak kecil itu dalam gendongannya untuk pertama kali.

"Baiklah Daddy akan bercerita dan kau harus tidur." sesaat anak kecil itu terpana dengan perlakuan ayahnya.

Untuk pertama kalinya Asher tidak menolak permintaan sang putra, dan itu sudah cukup untuk membuat Jevin tersenyum bahagia.

Asher membaringkan putranya, menyelimuti buah hatinya agar lebih hangat. Lalu ikut bergabung di samping Jevin. Dengan setengah berbaring pria itu mulai membacakan sebuah cerita pengantar tidur dengan lembut. Seperti seorang ayah yang baik, hingga tanpa sadar putra kecilnya itu telah terlelap. Entah sejak kapan tangan mungilnya memeluk tubuh Asher.

Ada senyum bahagia yang terlihat begitu jelas di wajah Jevin. Dengan penuh kasih sayang Asher mengusap puncak kepala putranya. Lalu mendaratkan kecupan ringan disana. "Maaf, karna Daddy sering mengabaikanmu. Aku hanya tidak tahu bagaimana cara menunjukan kasih sayangku kepadamu."


***

"Kau sudah selesai mandi? Kemarilah, aku sudah membuat makan malam untuk kita." Dean membawa dua piring pasta yang baru saja ia masak.

SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang