"Bagaimana perasaanmu,ketika pertama kali menyadari bahwa kau jatuh cinta pada Jennifer?"
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Tidak, hanya saja. Aku penasaran tentang bagaimana kisah cinta kalian"
"Kau jatuh cinta? Pada Adachi?"
Violet terbelalak, pertanyaan Asher tepat sasaran. Gadis itu tampak gugup, menutupi rona merah yang mulai terlihat di wajahnya. Dengan nada yang sedikit meninggi dia membantah.
"Tidak, kenapa kau berkata seperti itu. Jangan mengalihkan pembicaraan," gadis itu sedikit kesal, kenapa kakaknya selalu dapat menebak perasaannya dengan benar. "Lagipula dia, jatuh cinta pada gadis lain, yang mungkin saja lebih cantik dan menarik. Bukan pada gadis sepertiku." gerutunya.
Asher tentu saja tahu jika adiknya itu tengah berbohong. Mereka sedang berada di sebuah boutique tempat dimana Asher dan Jennifer memesan tuxedo serta gaun pengantin keduanya. Ketika Violet tiba-tiba bertanya seperti itu.
Jennifer tengah mencoba beberapa gaun penganting sedangkan Asher dan Violet menunggu di ruang lain.
"Yang kurasakan saat pertama tahu, jika diriku tertarik pada Jennifer. Entahlah, melihat dia begitu menyayangi Jevin. Aku merasa dia adalah saudara kembar Jenni dengan rupa berbeda." tukasnya.
Violet berdecak, dugaannya benar. Pria seperti kakaknya ini tidak akan tahu bagaimana caranya berkencan dengan seorang gadis. Bahkan saat ia mengajak Jennifer menikah pun rasanya Violet ingin mengumpat pada pria di hadapannya itu. Tidak ada keromantisan, Jennifer yang malang. Batinnya.
"Bersikap lebih manis pada calon istrimu, perlakukan ia seperti ratu. Kuharap kalian akan selalu bahagia kakak."
Asher tersenyum, mengusap puncak kepala Violet dengan lembut. Tatapan keduanya teralihkan saat tirai pembatas ruangan dimana Jennifer tengah bersiap, di buka. Menapakan seorang gadis berambut hitam legam dengan iris coklat muda. Berbalut gaun pengantin yang sangat cantik dengan hiasan brokat di bagian bawah gaun tersebut. Dia tersenyum bersama sebucket bunga kecil di tangannya.
Dia terlihat sangat menawan hingga dapat mencuri perhatian kedua bersaudara yang tengah menantinya.
"Cantik"Gadis itu tersipu mendengar pujian dari pria yang ia cintai.
Seolah mengiyakan, Violet pun tak kalah heboh bertepuk tangan. Memberikan pujian pada calon keluarga baru mereka.
"Kau membuatku jadi ingin segera menikah"
Jennifer terkekeh geli, tirai kembali di tutup. Mereka menunggu Jennifer selesai berganti pakaian, menemani kedua calon pengantin rasanya cukup melelahkan hingga cacing- cacing di perutnya kini tengah bergemuruh.
Mau tak mau akhirnya mereka singgah di sebuah restoran yang menyediakan makanan kecil, hanya untuk mengganjal perut sebelum waktu makan malam tiba.
Tak butuh waktu lama hingga pesanan mereka datang. Violet menyantapnya dengan lahap, jika saja Kenta berada disini sekarang, ia tidak akan merasa kurang nyaman. Pasalnya beberapa pasang mata terus saja menatapnya, apa karna mereka duduk bertiga membuatnya seolah jd penganggu di antara Asher dan Jennifer. Meskipun sebenarnya Asher maupun Jennifer tidak merasa terganggu tapi tetap saja ia tidak nyaman berada di posisi seperti ini tanpa Kenta.
Violet mendengus sebal, mengapa yang ada di pikirannya saat ini hanya Kenta.
"Kenapa? Tidak suka dengan makanannya?" Asher menegur adiknya, menyadari jika pikiran gadis itu tengah terganggu oleh hal lain.
Jennifer memandangnya khawatir, Violet segera mengibaskan tangannya pelan. Berkata bahwa dirinya baik- baik saja. Hingga iris matanya bertemu dengan mata seseorang yang ia kenal. Pria itu menatapnya, dengan senyuman memukau yang menghiasi raut wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
RomanceSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...