Hari ini cukup melelahkan bagi Violet sehingga dia butuh waktu untuk menenangkan diri sejenak. Sepertinya minum secangkir teh bisa mengembalikan kewarasannya.
Dia membuat teh hijau untuk dirinya sendiri. Duduk di kursi yang sudah tersedia di pantry dengan nyaman.
"Hah... sangat enak. Meskipun tidak seenak buatan nenek." Gumamnya pada diri sendiri.
Matanya tertuju keluar jendela. Sesekali Violet bersenandung pelan, sambil menggerakkan jari serta kepalanya ke kiri dan kanan.
"Berhentilah, suaramu itu tidak enak di dengar." Protes seseorang yang mengganggu ketenangannya.
Violet berbalik, menatap orang yang berani menghina suara pas - pasannya. Kemudian berdecak kesal saat mendapati pria bodoh itu lagi.
"Berhenti mengangguku, dan urus saja pekerjaanmu."
"Aku? Aku sedang bekerja sekarang. Apa kau tidak lihat? Ini area kerjaku, gadis bodoh." Jawab Dean dengan seringaian khasnya.
Violet mengeryit bingung. "Aku petugas kebersihan disini, dasar bodoh."
"Apa kau bingung? Atau kagum? Kenapa seorang petugas kebersihan di perusahaan Cho Corp begitu tampan dan mempesona?" Lanjutnya bangga. "Sudahlah, ini bukan hal yang perlu di besar - besarkan. Aku sudah terbiasa mendapatkan pujian seperti itu."
"Pria gila." Cibir Violet, beranjak dari duduknya. Dan memilih untuk meninggalkan Dean dengan kepercayaan dirinya yang berlebihan.
***
Julia sedang menjelaskan jadwal Asher untuk hari ini seperti biasanya. Dan pria itu mendengarkan dengan seksama.
"Batalkan semuanya."
"Apa?! Maaf maksudku, apa anda baik - baik saja? Jika anda membatalkan semua pertemuan dengan para investor hari ini, mereka bisa saja membatalkan kerja samanya dengan perusahaan kita." Julia menatap CEO mudanya dengan tak percaya.
Tidak biasanya pria itu bersikap seperti ini. Membatalkan jadwal pertemuan dengan tiba - tiba, tentu saja itu bukan Asher yang mereka kenal.
"Aku sedikit pusing, bisakah kau menunda pertemuan ini." Jelasnya singkat.
Julia hanya tersenyum tipis. Seorang Asher juga butuh istirahat bukan.
Dengan penuh pengertian, wanita paruh baya itu akhirnya menyetujui perintah Asher. Memutuskan untuk meninggalkannya serta memberinya waktu untuk beristirahat.
Sepeninggalan Julia, Asher menyandarkan punggungnya di kursi. Mengirim sebuah pesan pada seseorang dengan cepat, lalu memejamkan matanya. Menunggu orang tersebut datang menemuinya.
Violet merasa ponselnya bergetar, sesaat setelah dirinya selesai merapikan kembali meja kerjanya, Sebelum ia pulang. Dia tersenyum saat menerima pesan singkat dari sang kakak. Dengan girang gadis itu berlari masuk ke dalam lift yang tertuju langsung ke lantai tempat kakaknya berada.
Kakinya melangkah dengan cepat saat lift terbuka, matanya tertuju pada pintu besar berwarna coklat muda berpadu dinding putih yang menggambarkan sosok dingin sang pemilik.
Violet membuka sedikit pintu besar itu, membuat kepalanya mampu masuk ke dalam celah pintu yang ia buka. Violet menengok ke kanan dan kiri, berharap menemukan Julia disana. Dan benar saja wanita paruh baya itu tengah menatap dirinya dengan aneh, berusaha menutup mulutnya agar tidak tertawa.
"Apa yang kau lakukan disini Violet. Masuklah." Ucap Julia mempersilahkan.
Violet hanya memperlihatkan deretan giginya dengan lucu. Lalu masuk ke dalam ruangan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
RomanceSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...