Hai kalian, maaf ya atas keterlambatannya, beberapa hari ini jaringan ilang. Jadi gak bisa up.
Selamat membaca.
"Pernah berfikir untuk menikah?"
"Ya, terkadang. Aku tidak terlalu yakin,"
"Karna dia?"
"Bukan,"
"Bagaimana jika aku yang memintamu menjadi pendamping hidupku?"
Gadis itu tertegun, menatap pria yang tengah mengenggam erat tangannya. Langkah mereka terhenti, saling bertatapan di bawah lampu jalan yang temaram. Dia masih menelaah kembali kata-kata yang terucap dari bibir Kenta. Ini mengejutkan, menyenangkan, membuatnya mematung untuk sesaat. Hingga sebuat kotak kecil berwarna hitam berada di hadapannya.
"Aku sungguh-sungguh. Mari menikah," dia membuka kotak kecil itu. Menampakan sepasang cincin polos dengan ukiran nama mereka di dalamnya.
Violet menggigit bibir bawahnya dengan kuat, memastikan jika semua ini adalah nyata. Dia mengaduh, sakit. Ini bukan mimpi, ia menangkupkan kedua telapak tangan di wajahnya. Gadis itu menangis bahagia, Tuhan memberikannya hadiah di musim semi. Violet dengan cepat memeluk tubuh Kenta begitu erat,ia menumpahkan seluruh kebahagiaanya di dada bidang pria yang tengah mengusap lembut punggungnya.
Kenta tersenyum, dia tahu apa jawaban gadisnya.
Mereka menghabiskan malam bersama di sebuah bukit, memandang bintang yang bersinar indah malam ini. Keduanya saling berpelukan, bersandar pada mobil hitam yang terparkir di samping mereka.
Kenta menatap gadisnya lembut, mengusap pipi merona itu dengan perlahan. Ia baru saja akan mendaratkan kecupan di bibir cherry Violet, sebelum tangan kecil gadisnya mendarat terlebih dahulu di bibirnya.
Pria itu mengeryit bingung, "Jangan macam-macam, jika tidak ingin aku menjadi janda sebelum kita menikah," Kenta masih menatapnya penuh tanya.
"Daddy punya banyak 'mata'," Violet menekan kata terakhirnya, dia berdecak kesal. Bahkan untuk mencium Violet pun ia tidak di perbolehkan.
"Sudah malam, mari pulang"
Violet beranjak dari duduknya, menepuk-nepuk bagian belakang minidressnya, kemudian masuk ke dalam mobil. Meninggalkan Kenta yang mendengus sebal.
Di rumah Arsen terlihat begitu ramai, kedatangan keluarga kecil Yuri serta Jennifer menambah keriuhan. Belum lagi Kenta yang memamerkan cincin di tangan Violet, membuat Arsen kesal setengah mati. Gadis kecilnya, benar-benar harus ia relakan.
"Kapan pernikahannya?" Yuri bertanya dengan penuh antusias.
"Kami belum menentukan," Violet menjawab dengan pipi bersemu.
"Bukan kah lebih cepat, lebih baik?" Jennifer menimpalinya. Perkumpulan wanita keluarga Yamamoto benar-benar mengalahkan keramaian pusat perbelanjaan di malam natal.
"Hmm," Arsen berdeham. Mengintrupsi percakapan para wanita. "Mereka akan menikah, setahun setelah pernikahan Asher," lanjutnya.
Pria itu berkata dengan santainya, membuatnya harus menerima tatapan tajam dari semua orang.
"Apa?" Arsen bertanya dengan rasa tidak bersalahnya. Membuat Violet kesal, hingga mengerucutkan bibir cherrynya dengan lucu.
Kenta di buat gemas dengan sikap menggemaskan gadisnya, dia merangkul pundak Violet. Memberikan tepukan- tepukan kecil disana, sambil berucap tidak perlu khawatir tanpa suara.
Dan itu lagi- lagi membuat Arsen berdeham lebih keras. "Kita bicarakan ini nanti, jadi bisakah kalian berhenti menghakimi pria tua ini,"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/98128723-288-k379694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring
RomanceSequel Dark love psycho Aku kira Asher membenciku karna aku lahir. Namun dugaanku salah, dia menyayangiku sangat menyayangiku. Dia adalah kakak terhebat yang pernah aku miliki. Melindungi kami dengan caranya sendiri. Pria yang benar - benar memiliki...