xiv

27.4K 1.7K 666
                                    

Tak ada suara lain lagi selain suara deburan ombak yang bertubrukan dengan karang, angin laut yang menerpa daratan sehingga membuat nyiur di sepanjang pantai mengeluarkan suaranya menambah ramai suasana damai pinggiran pantai laut Maldives.

Masih di dalam dekapan lelaki yang berstatus suaminya, gadis itu memejamkan matanya dengan bahu yang masih naik turun oleh sisa isak tangisnya. Menjadikan lengan kokoh yang tengah mendekapnya itu sebagai bantal darurat untuknya. Pipi mulusnya menempel pada lengan sweater si pria, membiarkan kain tebal penghangat tubuh itu basah oleh air mata.

"Maafkan Ibuku." Mata gadis itu terbuka saat keheningan diantara dia dan suaminya sirna oleh suara si pria. "Dia terlalu menyayangi anak-anaknya, terlalu protektif padaku dan Kakakku sehingga setiap gadis yang berdekatan dengan kami harus dinyatakan lolos uji dulu olehnya."

Sakura Haruno, atau lebih tepatnya Sakura Uchiha tak tahu harus menanggapi seperti apa ucapan Sasuke mengenai Ibunya.

"Aku selalu pacaran sembunyi-sembunyi di belakang orang tuaku karena aku tahu Ibuku pasti akan mencacat semua gadis yang kubawa pulang atau kukenalkan sebagai kekasihku. Bagi Ibu aku dan Kakakku tak bisa memilih wanita yang pantas dijadikan istri, sehingga harus dia sendiri yang bergerak menilai perempuan-perempuan yang mendekatiku atau Kakakku," sambung Sasuke saat tak kunjung ada jawaban dari Sakura.

Sasuke mengakui bahwa Mikoto memang berlebihan dalam hal anak-anaknya, sekian lama Sasuke dan Itachi selalu disetir sendiri oleh Mikoto, mulai dari pendidikan, jurusan yang akan diambil, sekolah pilihan semuanya dipilihkan oleh Mikoto seolah anak-anaknya tak mampu menentukan apa yang terbaik untuknya.

Itachi sebagai anak sulung Mikoto harus puas dengan jejalan paksaan dari Mikoto, mengharuskan Itachi bergaul dengan anak-anak kalangan atas dan terhormat dimasa SMA-nya supaya sejak dini sulung Fugaku itu bisa melihat bahwa dia perlu melestarikan kehormatan dan martabat keluarga.

Yang Sasuke tahu semasa duduk dibangku SMA dan perguruan tinggi dulu Itachi pernah beberapa kali berkencan dengan teman wanitanya, tapi tak ada satu pun dari sekian banyak yang bisa merebut hati Mikoto. Bagaimana bisa mau merebut hati Mikoto jika diawal pertemuan saja Mikoto sudah mencaci outer beauty wanita yang sedang dekat dengan Itachi tanpa peduli seperti apa inner beauty-nya.

Melihat pengalaman menyedihkan yang dialami oleh Kakaknya menjadikan dasar untuk Sasuke menyembunyikan hubungannya dengan Terumi dan memilih menjadi pasangan kumpul kebo dengan wanita yang lebih tua 10 tahun darinya. Sasuke tidak siap kehilangan Terumi dan melihat Terumi dicaci maki oleh Mikoto. Dia tidak mau membuat wanita kecintaannya sedih hati.

Dan kini, saat dia berhasil melindungi Terumi dari sifat menyebalkan Mikoto dia harus dihadapkan dengan Sakura, gadis yang sudah berhasil dibuat menangis oleh Ibunya.

"Kadang aku benci pada Ibuku yang bersifat menjijikkan seperti itu," ujar Sasuke membuyarkan lamunan Sakura.

"Tapi kau menyayanginya, kan?"

"Tentu saja. Kau kira aku anak durhaka?"

Gadis itu terkekeh pelan sekali, membuat Sasuke mengukir sebuah senyum tipis di bibirnya. "Kalau kau? Bagaimana dengan orang tuamu?"

"Mereka baik dan aku sangat mencintai mereka. Mereka selalu sibuk menghadiri acara-acara sekolahku, menyempatkan diri menutup kedai ramen hanya untuk menghadiri acara wisudaku, mengintip ku dari balik lemari es jika aku kedatangan teman pria ke rumah. Setiap pagi Ayah akan mengelap dan mengecek kondisi sepedaku saat aku hendak pergi sekolah dan Ibu, dia akan kelabakan membekaliku dengan telur gulung dan nasi tim jika aku bilang aku akan pulang terlambat karena sesuatu. Sorenya mereka akan menyambutku di kedai ramen, melayaniku seolah aku ini pelanggan spesial di kedai mereka. Aku sangat menyayangi mereka."

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang