xvii

25.2K 1.6K 581
                                    

Sasuke terbangun oleh suara cekikikan Sakura yang ternyata sudah membuka matanya dan bermain ponsel. Lelaki itu menyipitkan matanya, menyesuaikan cahaya yang ada di dalam kamar dengan matanya yang baru terbuka. Rasanya pagi ini dia malas sekali untuk bangun, dia ingin bergelung dengan selimut saja sepanjang hari.

"Kau berisik sekali," runtuk Sasuke pada Sakura yang masih cekikikan dengan ponselnya.

"Kau sudah bangun ya. Selamat pagi, Sasuke," sapa Sakura tanpa menoleh sedikit pun pada Sasuke.

Lelaki itu mengerutkan kening mengamati Sakura yang asik sendiri dengan ponselnya seolah-olah tak ada manusia lain di dalam sini. "Sepertinya yang dilayar itu lebih menarik dibanding yang ada disini."

Tanpa beban Sakura mengangguk masih dengan senyum dan tawa cekikikannya. "Aku sedang chatting dengan teman-temanku."

"Sasori?"

Kini Sasuke berhasil mengalihkan atensi Sakura, gadis itu menolehkan kepalanya dan memandang Sasuke dengan alis berkerut. "Bukan," jawabnya seraya mengarahkan layar ponselnya ke hadapan Sasuke. "Ini isinya hanya aku, Ino, Karin, Tenten dan Temari. Lucu sekali kau tahu, Temari mengerjai Shikamaru dan memaksa Shikamaru menjadi manekin gaun keluaran terbarunya."

Tawa kencang Sakura tak berpengaruh pada Sasuke. "Apa yang lucu?"

"Ck. Lihat ini!" Sakura membuka sebuah foto yang dikirim Temari ke dalam ponselnya. "Ini Shikamaru, dia suaminya Temari. Temari sedang dalam masa mengidam saat ini dan dia jadi berkesempatan mengerjai suaminya habis-habisan."

"Kupastikan Temari itu akan menjadi istri durhaka," timpal Sasuke santai.

"Ini kan kemauan bayinya, Sasuke."

"Itu cuma alibi."

Sakura menoleh lagi pada Sasuke dan mengerucutkan bibirnya. "Bayinya yang mau, Temari bilang dia mengidamnya suka yang aneh-aneh sekali."

"Terserah Temari saja," jawab Sasuke cuek seolah tak peduli.

"Ya iyalah! Kan yang hamil Temari bukan kau," timpal Sakura ketus. Niatnya dia ingin bercerita tapi jawaban Sasuke malah seperti itu.

"Aku mana bisa hamil? Istriku saja tak pernah menghamiliku."

Blush.

Wajah Sakura memerah padam dengan sindiran Sasuke tadi. Dengan gerakan patah-patah gadis itu menoleh pada Sasuke yang sungguh wajahnya menyebalkan sekali, wajahnya sungguh datar tanpa beban, seolah dia baru saja tak mengatakan apapun.

"K-kau tidak bisa hamil, Baka!"

Sasuke mengerutkan kening. "Kenapa tidak? Kau saja belum coba menghamiliku, jangan menyimpulkan sesuatu yang belum kau coba."

"Sasuke, jangan melantur. Kau ini!" Sakura terduduk di tempat tidur, masih dengan wajah memerah menatap Sasuke kesal. Gadis itu menyingkap selimut dan menurunkan kakinya satu per satu kemudian berdiri tegak meninggalkan ponselnya di atas kasur bersama Sasuke, sementara dirinya sudah masuk ke dalam kamar mandi dan bersenandung kecil.

Sasuke tersenyum konyol melihat pintu kamar mandi tertutup. Lelaki itu melipat kedua tangannya di bawah kepala, menjadikan dua lengannya sebagai bantal, mengamati pintu kamar mandi yang tertutup dengan senyum idiotnya.

"Dear future husband
Here's a few things
You'll need to know if you wanna be
My one and only all my life."

Sasuke memiringkan tubuhnya ke arah pintu kamar mandi, satu lengannya ia gunakan untuk menyangga kepalanya. Telinganya menyimak baik-baik suara Sakura yang menggema ke dalam kamar.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang