xx

28.5K 1.7K 642
                                    

[P.s : Kalo bisa audionya tolong diputer ya hehe.]

Sakura melemparkan wrislet-nya ke dashboard mobil dan dengan kasar menarik sabuk pengaman untuknya. Sementara Sasuke hanya memandangi dengan tatapan kesal saja karena tingkah aneh gadis disisinya.

"Jadi kita mau kemana?"

"Kencan saja! Jangan pulang, aku sedang malas mendengar gurauan Ayah Ibuku," sahut Sakura kesal. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada jendela Chevrolet Camaro hitam metalik milik Sasuke.

Apa tadi dia bilang? Kencan? Hah, dasar perawan tua, ketahuan sekali tidak pernah diajak kencan oleh lelaki. Batin Sasuke dan segera melajukan mobilnya keluar dari area kapel gereja.

"Jangan mengajukan surat pernyataan cerai ke Orochimaru lagi! Kita cari Pendeta lain saja yang tidak secerewet dia." Sakura kembali mengomel kala mobil yang Sasuke kendarai berhenti di persimpangan lampu merah.

"Lain kali kau harus menulis naskah dulu untuk apa yang akan kau katakan di depan Pendeta nanti. Kau tadi kelihatan bodoh sekali Sakura," sahut Sasuke tanpa menoleh pada Sakura karena matanya masih fokus pada jalanan.

Sakura berdecak dan menoleh pada Sasuke. "Ya mana aku tahu kalau jadinya akan seperti tadi? Aku tidak punya pengalaman bercerai, kau tahu!"

"Aku juga tidak. Tapi setidaknya aku tidak sampai setolol dirimu."

"Berhenti mengataiku. Kita yang salah! Jangan menyalahkanku terus."

"Memang ini murni kesalahanmu kan sebenarnya? Kalau tadi kau tidak cuap-cuap tentang membaiknya hubungan kita mungkin saat ini Orochimaru sudah mengeluarkan surat keterangan perceraian kita dan mungkin saat ini kita sudah bisa mengajukan surat keterangan ke kantor pencatatan sipil!"

"Kenapa kau jadi rewel sekali sih Sasuke? Jangan banyak bicara! Ayo cepat berhenti di kedai cupcake itu!" Ujar Sakura hampir seperti berteriak karena saking kesalnya dia.

Perceraiannya batal dan dia dibodoh-bodohkan oleh Sasuke. Bagaimana tidak kesal? Rencananya gagal semua.

Sasuke membelokan mobilnya ke dalam lapangan parkir kedai cupcake yang Sakura maksudkan. Setelah selesai dengan urusan parkir mobil segera dia keluar dari dalam mobil mengekori Sakura yang berjalan seperti juragan di depannya.

Jika pasangan pada umumnya kalau kencan akan bergandengan tangan, mengobrol tentang banyak hal, tertawa dan saling melempar senyum, maka jangan samakan kencan pasangan pada umumnya dengan pasangan ini. Kencan yang dimaksud Sakura malah lebih terkesan seperti seorang majikan yang mengajak pembantunya pergi berbelanja.

Sakura masuk ke dalam kedai dan langsung duduk di kursi dekat jendela kaca, berhadapan langsung jalanan di depan kedai cupcake tersebut. Sasuke masuk dan menyusul duduk di depan Sakura.

"Kenapa kau duduk? Pesankan aku makanan! Bukankah yang namanya kencan itu pria yang melayani kekasihnya?" Sembur Sakura sadis pada Sasuke yang baru saja menempelkan bokongnya pada kursi.

Sasuke mendesah kesal, sejenak dia memandang tajam pada Sakura namun pada akhirnya dia pun mengangkat dirinya dari kursi dan pergi untuk memesankan sesuatu untuk teman kencannya.

"Selamat datang Tuan," sapa seorang waiters pada Sasuke dan menyerahkan satu nampan beserta jepit makanan untuknya.

"Coklat hangat dan kopi pahit satu." Pelayan segera mencatat pesanan Sasuke dan Sasuke segera berjalan ke deretan etalase makanan berisi aneka macam cupcake dengan berbagai macam topping di atasnya.

Dia mengambil lima cupcake dengan topping yang berbeda-beda, sebenarnya dia geli sekali harus memilih makanan-makanan manis seperti ini. Walaupun bukan dia yang makan tapi mulutnya ikut geli membayangkan seperti apa rasanya cupcake-cupcake tersebut.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang