xviii

26.6K 1.6K 403
                                    

[P.s: Kalau videonya bisa diputar tolong dengerin sambil baca ya hehe]

Air matanya masih mengalir, hatinya masih terasa sakitnya, Sakura melangkahkan kakinya mengikuti alur jembatan panjang yang tengah dia tapaki. Dia tak tahu harus mencari Sasuke kemana, dia tak yakin apakah keputusannya untuk mencari Sasuke ini sudah tepat atau belum.

Tapi dia merasa perlu mencari lelaki itu, dia harus menyudahi semua ini. Dia harus bertanggung jawab atas kesalahan dan kebohongan yang selama ini dilakukannya.

Bukankah bermula dari kebohongan satu akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lainnya? Dan sepertinya anak TK pun tahu kalau bohong itu dosa.

Jadi kalau sudah tahu dosa kenapa masih diterus-teruskan?

"Ya Tuhan," gadis itu mendesah pasrah saat kakinya sudah menginjak pasir pantai. Dia bingung, bingung mau membawa tubuhnya kemana. "Semoga ini benar," gumamnya dan melangkahkan kakinya menuju ke pantai yang dulu pernah dia pakai menangis saat Mikoto menyudutkannya dan menuduhnya seorang perusak kebahagiaan Sasuke.

Entah apa yang membawanya kesana tapi Sakura merasa bahwa dia perlu kembali kesana. Jikalau nanti dia tak menemukan Sasuke disana maka biarlah dia ikut-ikutan Sasuke yang pergi dari rumah dan tidak kunjung kembali.

Biarlah orang-orang - kecuali Mikoto - bingung mencari mereka berdua. Sakura sudah tak mau peduli lagi pada perasaan orang lain. Dia tak mau mementingkan orang lain lagi jika orang lain saja tak mau mempedulikannya.

Tubuh Sakura menegang dan ia menghentikan kakinya saat melihat sosok Sasuke berdiri di tempat dimana ia dulu duduk beralas pasir bersama lelaki itu.

"Sasuke," lirihnya. Lelaki itu tak menyadari bahwa Sakura ada di dekatnya, lelaki itu terlalu asik memandangi lautan lepas dari tempat dia berdiri.

Emosi Sakura memuncak saat melihat Sasuke yang tanpa beban berdiri disana tanpa peduli orang-orang di dalam cottage mencemaskannya. Gadis itu berlari sekencang yang dia bisa untuk menghampiri Sasuke.

"SASUKE!" Dia berteriak dan mendorong tubuh Sasuke penuh amarah, air mata yang tadi sempat dihapusnya kembali mengalir lagi.

Sasuke, lelaki yang dipanggil pun kaget bukan main saat tiba-tiba Sakura mendorongnya sampai hampir terjatuh di pasir.

"BODOH!"

Plak!

"Kau bodoh-hiks-kau bodoh!!" Jerit Sakura setelah mendaratkan sebuah tamparan keras pada pipi Sasuke.

Sasuke memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh Sakura. Lelaki itu mengangkat wajahnya untuk melihat lebih jelas pada Sakura. Yang dilihatnya Sakura berjongkok di atas pasir dengan kedua telapak tangan menangkup wajahnya.

Dilihat dari bahu gadis itu yang bergetar, Sasuke tahu bahwa Sakura menangis.

"Ini untuk apa?" Tanya Sasuke yang masih berdiri di depan Sakura.

Tak ada jawaban selain gelengan kepala Sakura. Rambut pink-nya terbang mengikuti arah angin.

"Apa ini untuk kelancanganku memainkan ponselmu?"

Sakura mendongak, segera dia berdiri dan menatap Sasuke penuh amarah.

"Kau! Kenapa kau meninggalkan rumah dan membuat semua orang panik mencarimu? Kenapa hah??" Teriak Sakura di depan wajah lelaki yang statusnya adalah suaminya.

Sasuke tersenyum remeh dan memalingkan muka dari Sakura, lelaki itu melangkah menjauhi Sakura. "Tidak penting sekali."

"Sasuke!" Sakura mengekori Sasuke dengan amarah yang masih berkobar. "Mereka mencarimu dan kau tahu lagi-lagi Ibumu menyalahkanku atas apa yang terjadi denganmu, Sasuke!!"

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang