xxv

29.8K 1.7K 274
                                    

"Selamat pagi," Sasuke berguling ke kanan tepat dimana semalam istrinya berbaring di sebelahnya. Tak ada jawaban akhirnya lelaki itu membuka matanya perlahan dan ternyata ranjang sebelahnya kosong.

Sasuke mengangkat separuh tubuhnya bangun dari ranjang dan menoleh ke kanan dan ke kiri – mencari keberadaan Sakura. "Sakura?" Dia memanggil namun tak ada jawaban yang di dapat.

Dia menoleh ke jam dinding dan mengernyitkan kening, masih jam setengah 6 pagi dan Sakura sudah tidak ada disisinya berbeda sekali saat masih di ruko, Sakura selalu bangun siang setiap harinya dan malahan malas bangun jika Sasuke tidak memaksa.

"Ck, ini yang aku tidak suka jika menginap disini." Gerutunya seraya masuk ke kamar mandi.

Tanpa diketahui Sasuke, Sakura yang dia cari tengah menemani Ayah mertuanya berjalan di lapangan olah raga kompleks perumahan mereka. Sakura membantu Fugaku berjalan tanpa menggunakan tongkat, awalnya Fugaku ragu tapi setelah diyakinkan oleh Sakura bahwa lelaki tua itu pasti bisa akhirnya calon Kakek itu pun menurut, dengan dituntun oleh Sakura Fugaku berjalan di aspal tanpa mengenakan alas kaki.

Sementara Sakura jalan-jalan pagi dengan Fugaku, Mikoto memilih mengikuti senam aerobic yang memang biasanya dilakukan rutin setiap Minggu pagi bersama dengan ibu-ibu kompleks lainnya di lapangan kompleks.

Ini sudah hampir putaran ke lima Fugaku berhasil mengelilingi sisi luar lapangan yang tidak terlalu lebar, berjalan tanpa menggunakan tongkat dan hanya dibantu dipegangi oleh Sakura. Biasanya tidak ada yang sempat menemani Fugaku berjalan-jalan menikmati matahari pagi, mulai dari Senin sampai Jumat Mikoto sibuk dengan urusan pekerjaan, Itachi dan Izumi juga jarang menginap di mansion karena mereka memang punya tempat tinggal sendiri – tidak berbeda dengan Sasuke dan Sakura.

Mikoto percaya pada suster yang ditugasi dan dibayar mahal olehnya untuk menjaga dan memenuhi keperluan Fugaku, tapi suster pun hanya sebatas orang lain yang dibayar. Sering kali kebutuhan Fugaku malah ditelantarkan oleh suster pengasuhnya, mentang-mentang Fugaku terlalu sabar dan tidak mengadukan itu pada istrinya mereka jadi semena-mena.

Kini ada Sakura, setiap hari dia punya waktu maksimal satu setengah jam untuk menemani Fugaku jalan-jalan dan berjemur sebelum ditinggal pergi mengajar. Dalam hatinya Fugaku sangat ingin meminta Sakura untuk berhenti dari pekerjaannya, tapi Fugaku rasa itu terlalu egois jika dia memaksakan kemauannya yang belum tentu disetujui oleh Sakura.

Sakura banyak mengajak Fugaku bicara, membahas hal-hal ringan dan mengajak Fugaku bercanda supaya Fugaku tidak bosan dan menikmati acara jalan-jalan paginya. Wajar Sakura tahu bagaimana cara memperlakukan orang tua seperti Fugaku, karena dia sudah kelewat sering menghadapi sikap anak kecil yang kadang tak ada bedanya dengan orang tua yang sakit yaitu manja.

"Cukup Yah, Ayah istirahat saja, lima kali putaran setiap hari Saku rasa itu cukup." Sakura membawa Fugaku duduk di bangku yang di atasnya sudah ditandai dengan barang-barang milik Mikoto.

Pagi tadi mereka berangkat bertiga ke lapangan kompleks, awalnya hanya berdua Fugaku dan Mikoto saja, tapi Sakura memaksa ikut dan akhirnya diperbolehkan.

"Ibu belum selesai sepertinya," Sakura mengamati dimana Mikoto dan ibu-ibu lainnya masih seru bergerak seperti remaja usia belasan.

"Saku, aku mohon maaf atas perilaku Mikoto padamu. Kau harus percaya padaku bahwa dia sebenarnya baik, dia hanya belum terbiasa saja dengan kehadiranmu."

Sakura tersenyum dan menyodorkan botol minum Fugaku. "Bukan masalah Yah. Kurasa semua wanita pasti akan memiliki masalah dengan Ibu mertuanya. Aku hanya perlu sabar dan pasti nanti sikap Ibu akan berubah padaku."

Fugaku tersenyum haru, lelaki tua itu menepuk pelan puncak kepala Sakura dan mengucapkan terima kasih karena Sakura mau terlibat di dalam hidup keluarganya. "Saku,"

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang