xxii

30.6K 1.8K 581
                                    

Pagi ini berbeda dengan dua pagi yang lalu, Sakura bangun lebih dulu dibanding orang tuanya. Pagi-pagi sekali dia sudah turun ke dapur dan mempersiapkan apa-apa saja yang perlu dibeli di pasar. Mebuki dan Kizashi sampai bingung melihat dapur yang sudah terang padahal mereka merasa belum menyalakan lampu dapur, ternyata sudah ada Sakura yang menyibukkan diri di dalam sana.

"Kau sudah bangun? Biasanya bangunmu siang sekali," komentar Kizashi yang membuka lemari gelas dan mengisi air minum ke dalam gelasnya.

"Hu'um. Aku kurang bisa tidur nyenyak semalam Yah." Sakura menjawab tanpa menoleh pada Kizashi karena matanya masih fokus mengabsen apa-apa saja yang perlu dibeli nanti.

Gadis itu menoleh kesamping saat Mebuki mencolek bahunya. "Tidak bisa tidur nyenyak karena tak ada Sasuke ya?" Tanya Mebuki dengan tatapan jahil.

Tanpa diperintah wajah gadis itu perlahan memerah. 'T-tidak," jawabnya gugup.

"Ah jangan begitu, dulu aku saja juga tidak bisa tidur sewaktu ditinggal Ayahmu pergi ke rumah Kakek Nenekmu selama beberapa hari." Goda Mebuki lagi dan lagi.

Sakura mengerucutkan bibirnya. "Tidak Bu! Jangan mengada-ada. Semalam kamarku dingin sekali makanya aku tidak bisa tidur, bukan karena ada tidaknya Sasuke." Sakura menutup kulkas dan menyerahkan catatan pada Mebuki. "Aku ikut ke pasar bersama kalian ya,"

"Eh? Kau mau ikut? Bagaimana nanti kalau suamimu pulang dan tidak ada yang menyambut? Ck, istri macam apa kau ini." Kizashi menyahuti dengan segera.

Sakura yang niatnya hendak bersiap mengganti baju untuk ikut ke pasar pun akhirnya memutar balik badannya dan mencerna ucapan sang Ayah.

Hmm, benar juga. Bagaimana nanti kalau Sasuke pulang dan tidak ada orang di rumah? Siapa yang akan membukakan pintu? Kalau dia kelaparan dan belum makan siapa yang mau menyiapkan? Dia kan tidak suka masak sendiri.

"Sudah di rumah saja, tidak usah ikut kami ke pasar Sakura. Suami pulang itu yang ingin dilihatnya pertama kali ya istrinya!" Kali ini giliran Mebuki yang bersuara.

"Ya sudah, aku tidak jadi ikut," putus Sakura pada akhirnya.

"Kau ingin menitip sesuatu?" Tanya Mebuki lagi.

Sakura berpikir sejenak dan menjawab, "Belikan tomat ya Bu. Aku ingin masak tomat hari ini."

"Hanya itu?" Sakura mengangguk yakin. "Baiklah, kami berangkat."

"Hati-hati kalian!" Peringat Sakura pada kedua orang tuanya yang sudah masuk ke dalam mobil pick up yang akan digunakan untuk menampung belanjaan mereka nanti.

Sakura masih mengamati mobil orang tuanya sampai hilang di persimpangan jalan, dia tidak segera masuk ke dalam rumah melainkan masih mengamati jalanan berharap mobil Sasuke tiba-tiba muncul dari tikungan dan menghampirinya.

Tapi nyatanya tidak ada.

Gadis itu masuk kembali ke dalam rumah setelah menutup gerbang. Ini masih terlalu pagi untuk beraktifitas, dia ingin tidur lagi tapi tidak bisa. Akhirnya dia memutuskan untuk mandi dan berganti pakaian. Beres dengan dirinya sendiri Sakura mulai mengambil sapu, lap dan alat kebersihan lainnya, dia berniat untuk membersihkan seluruh rumah pagi ini.

Dimulai dari ruang keluarga dan balkon kecil lantai dua, dia mulai menghilangkan debu menggunakan lap dan menyapu lantai sebersih mungkin. Selesai dengan ruang keluarga Sakura bergegas ke kamarnya, dia mengganti seprai dan mengganti gorden sekalian, memastikan bahwa kamarnya benar-benar bersih dan nyaman dipakai tidur.

"Jadi nanti kalau siluman itu pulang dia bisa langsung tidur nyenyak! Kapan lagi aku mau berbaik hati begini padanya?" Ocehnya seraya memungut kaos kotor Sasuke yang tergantung di gantungan baju.

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang